Muhammad Dirman Rasyid
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI MAN 3 SLEMAN Muhammad Dirman Rasyid; Muh. Mukhtar S.; M.Taufiq Hidayat Pabbajah
EDUCANDUM Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Educandum
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami manajemen pengembangan kurikulum PAI dalam perspektif multikultural di MAN 3 Sleman, dan mengetahui problematika yang dihadapi dalam implementasi nilai-nilai multikultural dalam manajemen pengembangan kurikulum PAI di MAN 3 Sleman. Adapun teorinya berdasar dari teori yang dikemukakan Oemar Hamalik, yaitu mengacu pada kerangka pikir manajemen, berupa perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, implementasi, dan pengontrolan atau evaluasi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan filosofis, pendekatan agama, pendekatan pendidikan, dan pendekatan psikologi pendidikan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sumber datanya melalui dokumentasi dan narasumber, teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dan uji keabsahan data melalui uji kredibilitas data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pengembangan kurikulum PAI di MAN 3 Sleman, yaitu dari aspek perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, dan pengimplementasiannya mengacu pada keragaman dan kebutuhan peserta didik dan melibatkan beberapa pihak dalam pengambilan keputusan, dan dari aspek evaluasinya meliputi aspek konteks, proses, dan produk dan dilakukan melalui tes maupun non-tes serta dilakukan secara berkesinambungan. Problematika dalam manajemen pengembangan kurikulum di MAN 3 Sleman, yaitu faktor penyediaan dan kesiapan personel dalam menjalankan konsep dari kurikulum, sering kali guru tidak memahami ide yang terkandung dalam kurikulum, adanya perbedaan persepsi visi dan misi yang hendak dicapai, serta ketidakloyalan sebagian pihak dalam merealisasikan konsep atau isi kurikulum.
MEMAHAMI KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN : (TINJAUAN ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI) Muhammad Dirman Rasyid; Anugrah Reskiani
PAPPASANG Vol. 4 No. 1 (2022): Jurnal Pappasang
Publisher : STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46870/jiat.v4i1.178

Abstract

This study aims to describe the miracles of the Qur'an in terms of ontology, epistemology and axiology. This research is a library research, by collecting related literature from both classical and contemporary sources then presented in a qualitative descriptive manner, then analyzed (content analysis) to arrive at a conclusion. Miracles of the Qur'an is a term that emerged as a response to the inability of humans to match the beauty of language and the message it contains. The Sunni scholars believe that the miracle of the Qur'an comes from itself, while the muktazilah scholars argue that the inability of humans to compete with the Qur'an is due to the existence of al-sarfah (transfer/revocation) ability by Allah swt. to match the Qur'an. As for the degree of miraculousness of the Qur'an, the most common opinion states that it relates to a complete chapter in the Qur'an although it is short. Miracles of the Qur'an include several aspects, namely; al-i‘ja>z al-baya>ni>, al-i‘ja>z al-‘ilmi>, al-i‘ja>z al-Tasyri>‘i>, dan al-i‘ja>z al-gaibi.The miraculous function of the Qur'an is as tangible evidence of the authenticity of the Qur'an which is the word of Allah swt. which occurs in every place and time.
DISKURSUS TEORI AL-SARFAH DALAM I‘JAZ AL-QUR’AN Muhammad Dirman Rasyid
Al-Din: Jurnal Dakwah dan Sosial Keagamaan Vol 6, No 1 (2020): AL-DIN Jurnal Dakwah dan Sosial Keagamaan
Publisher : fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35673/ajdsk.v6i1.843

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mengurai konsep dan muasal teori al-s}arfah, perbedaan padangangan para ulama terkait teori al-s}arfah serta perkembangan teori al-s}arfah dalam kajian kemukjizatan al-Qur’an kontemporer. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research), dengan cara mengumpulkan literatur terkait kemudian disajikan secara deskriptif kualitatif, yaitu menampilkan data sebagaimana adanya kemudian dianalisis (content analysis). Teori al-s}arfah merupakan konsep dalam kemukjizatan al-Qur’an yang menyatakan bahwa ketidakmampuan manusia menandingi al-Qur’an karena Allah swt. mencegah manusia untuk menandinginya dengan mencabut kemampuan, motivasi, ilmu, serta pengetahuan manusia untuk menandingi al-Qur’an. Terdapat dua pendapat mengenai muasal teori al-s}arfah. Pertama, teori ini berasal dari konsep yang ada di dalam Agama Hindu, sedangkan pendapat kedua memandang, al-s}arfah berasal dari pemikiran Islam yang disebabkan kesalahpahaman terhadap al-Qur’an disertai akidah yang salah. Tokoh yang dianggap pertama kali melontarkan teori al-s}arfah adalah tokoh Muktazilah, Abu Ish}aq Ibrahim al-Naz}z}am. Ulama berbeda pendapat terkait teori al-s}arfah dalam kemukjizatan al-Qur’an, pada umunya ulama yang pro terhadap teori ini dari kalangan Muktzilah dan Syi’ah. Sementara, yang kontra dari kalangan Sunni.  Di era kontemporer ini, diskursus kemukjizatan al-Qur’an makin berkembang dan mencakup berbagai aspek, tidak seperti dahulu yang masih didominasi pada aspek kebahasaan. Sementara teori al-s}arfah hanya berlaku pada aspek kebasahaan dan sistematika susunan al-Qur’an, sehingga teori ini tidak relevan dalam konteks kemukjizatan al-Qur’an kontemporer yang cenderung mengungkap isyarat ilmiah dari al-Qur’an.Kata Kunci: Al-S}arfah, Kemukjizatan, al-Qur’an, Muktazilah.
KEADILAN SAHABAT DAN KEMAKSUMAN IMAM (Perbedaan Sunni dan Syi’ah dalam Qawa‘id al-Tahdis) Muhammad Dirman Rasyid
Al-Din: Jurnal Dakwah dan Sosial Keagamaan Vol 6, No 2 (2020): AL-DIN: Jurnal Dakwah dan Sosial Keagamaan
Publisher : fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35673/ajdsk.v6i2.1181

Abstract

Penelitian ini bertujuan memaparkan perbedaan pandangan antara Sunni dan Syi’ah dalam kaidah periwayatan hadis tentang keadaan rawi berkaitan dengan konsep keadilan sahabat (al-‘adalah al-s}ah}abah) dan kemaksuman imam. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research), dengan cara mengumpulkan literatur terkait kemudian disajikan secara deskriptif kualitatif, yaitu menampilkan data sebagaimana adanya kemudian dianalisis (content analysis). Keadilan sahabat merupakan sebuah konsep yang memandang bahwa semua sahabat Nabi saw. itu bersifat adil sehingga informasi dari para sahabat tentang riwayat dari Nabi saw. tidak perlu diragukan. Konsep keadilan sahabat ini memandang bahwa tidak diperlukan kritik terhadap rawi dari kalangan sahabat. Adapun, kemaksuman imam adalah konsep dari Syi’ah yang meyakini bahwa para imam Syi’ah itu terbebas dari dos,a baik kecil maupun besar bahkan terhindar dari kelalaian dan lupa. Sehingga dalam konteks periwayatan hadis tentu apa yang disampaikan imam adalah benar. Sunni dan Syi’ah berbeda pendapat pada kedua konsep tersebut. Sunni jelas menolak konsep kemaksuman imam sebab menurut Sunni kemaksuman hanya pada para nabi. Sementara, Syi’ah pun menolak konsep yang menyatakan semua sahabat itu adil, sehingga masih diperlukan kritik terhadap rawi dari kalangan sahabat.Kata Kunci: Hadis, Sahabat, Imam, Sunni, Syi’ah.