Sinta Amanah
Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KARAKTERISTIK ANATOMI DAN SIFAT FISIK KAYU HALABAN (Vitex pinnata L) YANG TUMBUH SECARA ALAMI DI BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN, INDONESIA Sinta Amanah; Wiwin Tyas Istikowati; Budi Sutiya
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 3 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 3 Edisi Juni 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i3.9216

Abstract

Halaban (Vitex pinnata L) wood is an endemic wood species originating from Kalimantan. Halaban wood is one of the types of wood that is familiar to the people of Kalimantan because it is used as wood charcoal and liquid smoke from the combustion of the wood, but many industries actually use wood as the main raw material and result in reduced availability of wood as pulp material being depleted. The purpose of this study was to analyze the anatomical and physical characteristics of Halaban wood that grows naturally in Banjarbaru, South Kalimantan. From 1 tree, 3 stems were sampled, each position was taken a wooden disk with a thickness of 5 cm from a height of 130 cm from the ground. Measurement of moisture content (KA), specific gravity (BJ), wood anatomy, and fiber derivative values. The test results show that halaban wood has an average of KA (16.79%±0.87), BJ (0.56±0.26). The anatomy of halaban wood obtained fiber length (1502.4 mm), lumen length (112.96 μm), fiber Ø (28.35 μm), lumen Ø (21.61 μm), and cell wall thickness (3.37 μm). Halaban fiber derivative values are Runkel Ratio (0.31), Slendernes (52.71), Muhlsteph Ratio (72.7%), Coefficient of Rigidity (0.11), and Flexibility Ratio (0.75). According to the fiber quality results obtained, Halaban wood is classified as class 2 with a total value of 375, meaning that it can be used as raw material for pulp and paper.Kayu Halaban (Vitex pinnata L) merupakan jenis kayu yang endemik atau berasal dari Kalimantan. Kayu halaban ini salah satu jenis kayu yang familiar bagi masyarakat Kalimantan karena digunakan sebagai arang kayu dan asap cair dari hasil pembakaran kayu tersebut, akan tetapi banyak industri ternyata memanfaatkan kayu untuk bahan baku utama dan mengakibatkan tersedianya kayu untuk bahan pulp menjadi berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik anatomi dan sifat fisik kayu halaban yang tumbuh secara alami di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dari 1 pohon di ambil sampel 3 batang, setiap posisi diambil disk kayu dengan ketebalan 5 cm dari ketinggian 130 cm dari permukaan tanah. Pengukuran kadar air (KA), berat jenis (BJ), anatomi kayu, dan nilai turunan serat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kayu halaban memiliki rata-rata KA (16,79%  BJ (0,56 . Anatomi kayu halaban diperoleh panjang serat (1502,4 mm), panjang lumen (112,96 μm), Ø serat (28,35 μm), Ø lumen (21,61 μm), dan ketebalan dinding sel (3,37 μm). Nilai turunan dari serat halaban yaitu Bilangan Rankel (Runkel Ratio) (0,31), Daya Tenun (Slendernes) (52,71), Perbandingan Muhlsthep (Muhlsteph Ratio) (72,7%), Koefisien kekakuan (Coefficient of Rigidity) (0,11), dan Perbandingan fleksibilitas (Flexibility Ratio) (0,75). Menurut hasil kualitas serat yang diperoleh, kayu halaban termasuk kategori kelas 2 dengan jumlah nilai 375 artinya bisa digunakan sebagai bahan baku pulp dan kertas.