Kemiskinan nelayan merupakan isu besar karena kompleksitas faktor penyebabnya. Studi ini dilatarbelakangai studi sebelumnya tentang kemiskinan nelayan yang melalui meta analisis diketahui sebagai representasi sosial yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal yang kompleks. Studi ini merupakan studi lanjutan yang bertujuan untuk menggambarkan pemaknaan hidup nelayan miskin pada masyarakat nelayan di Desa Gisik Cemandi, Sedati, Sidoarjo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi studi kasus. Subyek dalam penelitian ini adalah 2 orang nelayan. Dari penelitian ini diketahui bahwa penggalian pemaknaan hidup sebagai nelayan miskin nampak pada dimensi-dimensi: pemahaman diri (self-insight), makna hidup (the meaning of life), pengubahan sikap (changing attitude), keikatan diri (self commitment), kegiatan terarah (directed activities) dan dukungan sosial (social support). Penggalian makna hidup melalui dimensi-dimensi tersebut membuat mereka cenderung mempertahankan pekerjaannya sebagai nelayan. Analisis pada sudut pandang makro dan mikro tentang kemiskinan nelayan yang bertahan dengan pekerjaaanya ini memberi gambaran bahwa pengetahuan sosial yang terbentuk, menyebar dan dimiliki bersama, telah menjadi akar bagi kemiskinan nelayan, baik pada level makro-komunitas maupun mikro-individual. Kemiskinan nelayan muncul, berkembang dan cenderung bertahan disebabkan adanya pengetahuan sosial yang dimiliki bersama. Kemiskinan cenderung terus berulang sebagai sebuah siklus. Keseluruhan proses pada spiral kemiskinan masyarakat nelayan tersebut, terbentuk sebagai sebuah representasi sosial karena menyebarnya ilmu pengetahuan dalam dunia konsensual nelayan melalui interaksi dan komunikasi.