Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KARAKTERISTIK ARSITEKTURAL RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA PALANGKA RAYA Amiyani; Rony Setya Siswadi; Lisa Virgiyanti
JURNAL PERSPEKTIF ARSITEKTUR Vol. 9 No. 01 (2014): Jurnal Perspektif Arsitektur Volume 9 Nomor 1 Tahun 2014
Publisher : Jurusan Arsitektur UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) hadir sebagai sebuah kebutuhan utama bagi masyarakat perkotaan yang setiap harinya kehidupannya dipenuhi dengan aktivitas rutin. Namun ketersediaan RTH kota yang dirasakan kurang, menjadikan RTH sebagai sesuatu yang langka, padahal terdapat berbagai macam peraturan yang dibuat pemerintah perihal keberadaan RTH tersebut. Publik merupakan sekumpulan orang-orang tak terbatas siapa saja, dan space atau ruang merupakan suatu bentukan tiga dimensi yang terjadi akibat adanya unsur-unsur yang membatasinya. Berdasarkan Keputusan Presiden No.32 tahun 1990, tentang pengelolaan kawasan lindung Bab I Pasal 1 ayat 7 menjelaskan bahwa tepian sungai seharusnya memiliki sempadan sungai yaitu kawasan sepanjang kiri kanan sungai , termasuk sungai buatan / kanal / saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Namun pada kenyataan yang ada saat ini di lokasi penelitian di tepian Sungai Kahayan (DAS) Kahayan ini justru ditutupi oleh permukiman penduduk tanpa adanya Ruang Terbuka Hijau seperti yang diharuskan dalam peraturan tersebut. Metode maka penelitian ini menggunakan penelitian secara kualitatif. Dalam penelitian ini pada hakekatnya dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel dan fenomena-fenomena yang terjadi lebih mendalam terhadap aspek fisik keberadaan Ruang Terbuka Hijau yang berada di Kota palangka Raya karena ternyata kota ini sudah tumbuh berkembang kawasan permukiman padat padahal sejak awalnya memang peruntukan tanah tepian sungai Kahayan merupakan jalur hijau.
POLA RUANG IBUKOTA KECAMATAN BANAMA TINGANG KABUPATEN PULANG PISAU Lendra; Amiyani
JURNAL PERSPEKTIF ARSITEKTUR Vol. 9 No. 02 (2014): Jurnal Perspektif Arsitektur Volume 9 Nomor 2 Tahun 2014
Publisher : Jurusan Arsitektur UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan pada perencanaan kota yang selalu berlanjut dari waktu ke waktu akan tersandung pada perilaku masyarakat yang timbul diluar perencanaan pemerintah. Menyingkapi jamaknya permasalahan perkotaan, menyebabkan timbulnya menyebabkan bertambahnya kebutuhan akan ruang, sarana dan prasarana. Kabupaten Pulang Pisau adalah salah satu kabupaten pemekaran yg mengalami perkembangan yang cukup tinggi ini, termasuk Kota Bawan yang merupakan ibukota Kecamatan Banama Tingang terletak pada bagian Tengah Sungai Kahayan jalan poros Palangka Raya – Kuala Kurun dan memiliki lokasi yang tepatnya terletak di bagian paling utara dari Kabupaten Pulang Pisau. Potensi pengembangan kota Bawan adalah tersedianya lahan kosong yang cukup besar dengan ditunjang oleh letak kawasan yang cukup strategis dibagian utara kabupaten Pulang Pisau dimana dapat merupakan gerbang pergerakan masyarakat dan barang dari kabupaten tetangga. Ketersediaan lahan kosong yang luas ini memberi peluang yang cukup besar untuk menentukan kebijakan dan pengawasan pengembangan kawasan serta mengurangi konflik akibat dari kesulitan pengaturan penggunaan lahan. Perkembangan Masyarakat yang terdapat di Ibukota Kecamatan Banama Tingang memiliki adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, sehingga patut diperhatikan pula dalam perngembangan Ibukota Kecamatan ini.