Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

ANALYSIS OF DENICKELIFICATION PHENOMENON ON HEAT EXCHANGER TUBE Suhadi, Amin; Febriyanti, Eka; Sari, Laili Novita
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 12, No 2 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1266.83 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v12i2.2955

Abstract

DeNickelification is common phenomenon which occurs for alloy metal containing sufficient amounts of Nickel when it is exposed at high temperature in long time periode. One of component which is made of alloy metal containing Nickel is heat exchangers tube.  Heat exchanger is a part of processing unit that use for transfering heat from hot fluid to colder fluid through the combined mechanisms of conduction and convection.  When the heat exchanger leaks, all of the processing system could be affected.  In this research a leakage heat exchanger tube is investigated by failure analysis methods to find the root cause of failure.  Several tests and examinations such as fractography, metallography examinations, SEM and EDS, hardnes as well as chemical compositions test are carried out to this tube to obtain detailed information for further analysis.Result of this reseach shows that some Cu residue, Ni, aggressive/corrosive ion such as Cl- and S2- at the leak area of heat exchanger tube is found.  These evidences indicated that denickelification was occurred on inner surface of heat exchanger tube caused by potential difference between Ni2+ion and Cu2+ ion to form a galvanic cell.  Furthermore, since the tube is flown by fluid material which contains aggressive / corrosive ions such as Cl- ion and S2- then pitting corrosion on inner surface of tube is formed. This mechanism had been taken place continuously during operation of heat exchanger and pitting corrosion keep growing until the tube leaks.
ANALISIS KERUSAKAN RADIATOR SEPEDA MOTOR 150cc suhadi, amin
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 2 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.596 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v11i2.2257

Abstract

Sepeda motor yang mempunyai kapasitas mesin relativ besar memerlukan pendingin yang efisien agar ketika beroperasi tidak mengalami panas yang berlebihan sehingga dapat merusak mesin tersebut.  Jika sepedamotor dengan kapasitas mesin kecil cukup menggunakan pendingin udara, maka untuk sepeda motor dengan kapasitas mesin besar digunakan pendingin dengan sistim cairan, dan dikenal dengan nama radiator.  Jika radiator rusak maka sistim pendinginan tidak berjalan dengan baik sehingga berpotensi terjadi kebakaran pada mesin.  Pada penelitian ini di lakukan analisa terhadap kebocoran yang terjadi pada sebuah radiator sepeda motor 150 cc, tujuan penelitian adalah untuk mencari akar penyebab kerusakan dari radiator tersebut agar kerusakan serupa tidak terjadi pada produk sepedamotor yang sejenis.  Analisa yang dilakukan meliputi pemeriksaan permukaan patahan dengan cara analisa makro fraktografi, pemeriksaan struktur mikro, pemeriksaan komposisi kimia, pemeriksaan kekerasan dan pemeriksaan SEM (Scanning Electron Microscopy) serta pemeriksaan menggunakan EDS (Energy Dispersive Spectrometer).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa retak dan patahnya penopang radiator disebabkan adanya beban dinamis atau getaran yang terjadi pada konstruksi tersebut dan dipikul oleh pelat penopang radiator.  Bukti dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa karet yang berfungsi sebagai peredam getaran radiator pada posisi atas telah aus dan kendur sehingga fungsi peredaman tidak optimum lagi, sehingga pelat penopang radiator retak dan retaknya merambat ke kisi kisi yang berisi cairan pendingin dan mengakibatkan kebocoran.
ANALISIS MAMPU BENTUK BAHAN BAKU SELONGSONG MUNISI Cu-Zn 70/30 SETELAH DEFORMASI PADA SUHU 500ºC = ANALYSIS FORMABILITY OF RAW MATERIALS CU - ZN MUNITIONS CASINGS 70/30 AFTER DEFORMATION AT TEMPERATURE 500ºC Febriyanti, Eka; Suhadi, Amin; Priadi, Dedi; Riastuti, Rini
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 3 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.696 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v9i3.1648

Abstract

casing because both processes have important role to derive raw material into the required form, dimensions and characteristics. Cu-Zn 70/30 alloy is raw material which normally used as munition casing however, its formability after deformation and heat treatment is not widely known. Therefore, this research has an objective to study the effect of deformation at warm temperature on cold formability by introducing thermomechanical controlled processed in warm rolling. Warm rolling have been conducted by double pass reversible method on 25% x 2, 30% x 2, and 35% x 2 at temperature 500oC. Evaluation of formability have been done by limited tensile test up to 20% elongation and full tensile test until rupture. The result of this research indicates that the best formability of Cu-Zn 70/30 is obtained on specimen which are deformed by warm rolling at actual degree of deformation 38.7%. Formability testing result for his specimen under designated warm rolling parameter has an elongation 10 % with strain hardening coefficient 0.00228, average normal anisotropy value 0.5452, and plannar anisotropy value Δr<1 is: -0.42. ABSTRAKDeformasi dan perlakuan panas selalu menyertai proses pembuatan selongsong peluru karena kedua proses tersebutlah yang mampu mengatur bahan baku menjadi bentuk dan dimensi yang diinginkan serta sesuai dengan karakteristik yang dikehendaki. Padaun Cu-Zn 70/30 adalah bahan baku yang digunakan untuk pembuatan selongsong peluru, namun mampu bentuk paduan ini akibat deformasi dan perlakuan panas belum banyak diketahui. Oleh karena itu pada penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh deformasi yang dilakukan pada suhu hangat terhadap mampu bentuk dingin dengan metode thermomechanical controlled processed menggunakan teknologi canai hangat. Teknologi canai hangat dilakukan dengan metode double pass reversible sebanyak 25% x 2, 30% x 2, dan 35% x 2 pada suhu 500oC. Pengamatan mampu bentuk dilakukan dengan pengujian tarik hanya sampai perpanjangan 20% serta uji tarik sampai putus. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sifat mampu bentuk terbaik diperoleh pada benda uji yang dideformasi canai hangat di temperatur 500oC dengan derajat deformasi aktual sebesar 38.7%. Apabila dilihat dari sifat mampu bentuknya maka benda uji yang dideformasi canai hangat pada kondisi parameter penelitian ini memiliki nilai elongasi sebesar 10 % dengan nilai koefisien pengerasan regang yang tinggi sebesar 0.00228, nilai anisotropi normal rata-rata sebesar 0.5452, dan nilai anisotropi planar yaitu Δr<1 sebesar -0.42.
PENCEGAHAN KONTAMINASI OLI PADA MESIN PEMBANGKIT JGS 420 DENGAN MEMANFAATKAN BAJA TAHAN KARAT PADA MANUFAKTUR PENDINGIN UDARA suhadi, amin
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 1 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.704 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v11i1.1733

Abstract

Perusahaan pembangkit listrik PT.XYZ mengoperasikan mesin pembangkit type JGS 420denganbahanbakar gas. Masa pakai pelumas mesin lebihpendekdari yang di standarkan sehingga tidak efisien. Hasilpenelitianterhadappelumasmenunjukkanbahwapelumasbanyakmengandung kontaminasi padat yang berasal dari partikel tembaga (Cu)sebanyak 137 sampai 204 ppm. Pemeriksaanlebihlanjutditemukanbahwakontaminasitersebutberasaldarisiripsirippendinginudara yang terbuatdaritembagadanmengalamikorosiselamaberoperasi. Kondisi ini terjadi karena faktor kelembaban yang tinggi di negeri tropis. Karena itupenelitianinibertujuanuntukmemperbaikikarakteristik pendingin udara tersebut agar terhindardari korosi dengan memanfaatkan material tahan korosi yaitu baja tahan karat 304. Metode penelitian dilakukan dengan observasi dilapangan, pengujian oliesebelum dilakukan pergantian material dan perbandingan setelah pergantian, simulasi Ansys dan monitoring reliabilitas mesin.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa pemanfaatan material baja tahan karat sebagai sirip pendingin udara sebagai pengganti material tembaga mampu mengurangi kontaminasi tembaga sehinggapemakaian pelumaslebihefisien.
Pengaruh Suhu Dan Persentase Reduksi Terhadap Limit Drawing Ratio (LDR) Pada Proses Metal Forming Paduan 70Cu-30Zn [Effect of Temperature and Reduction Percentage to Limit Drawing Ratio (LDR) on Metal Forming of 70Cu-30Zn Alloy] Suhadi, Amin; Febriyanti, Eka; Handayani, Tri; Riastuti, Rini
Metalurgi Vol 31, No 2 (2016): Metalurgi Vol. 31 No. 2 Agustus 2016
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.499 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v31i2.126

Abstract

In metal forming, LDR parameter determination has an important role on the quality of the product.  Therefore, characteristic data such as load bearing capacity limit of material should be known prior to the metal forming process. In this research, 70Cu-30Zn alloy with 70% Cu and 30% Zn which is widely done in metal forming especially deep drawing is used as samples.  The samples are warm rolled at various temperatures and reduction percentages and then deep drawn by swift cup method based on ASTM E 643-15.  To find LDR value,  further analysis are done by  FEM (finite element method) simulation and calculation for swift cup result based on formula as stated in ASTM E 6431-15 standard. Characterization is conducted by hardness test and micro structure examinations.  Result of this reseach show that the LDR value is not significantly affected by reduction percentage but strongly affected by working temperature, where the highest temperature of metal forming has been given, the highest limit drawing ratio (LDR) could be obtained. AbstrakPenentuan nilai parameter LDR (limit drawing ratio) pada proses metal forming sangat berpengaruh terhadap kualitas produk, karena itu sebelum melakukan proses pengubahan bentuk diperlukan data mengenai batas kemampuan dari logam untuk menerima gaya pada proses tersebut. Pada penelitian ini digunakan paduan Cu- Zn dengan komposisi 70% Cu dan 30% Zn yang banyak dipakai pada proses pengubahan bentuk terutama deep drawing. Paduan 70Cu - 30Zn dilakukan proses warm rolling pada berbagai suhu dan persentase reduksi, kemudian dilakukan uji deep drawing dengan metode swift cup sesuai standar ASTM E 643-15. Untuk mencari nilai LDR, dilakukan simulasi menggunakan FEM (finite element method) dan perhitungan hasil swift cup dengan rumus sesuai stadar ASTM E 643-15. Karakterisasi yang dilakukan adalah pengamatan struktur mikro dan uji keras. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai LDR tidak dipengaruhi oleh % reduksi tetapi sangat dipengaruhi oleh suhu saat pengerjaan dilakukan, dimana makin tinggi suhu proses metal forming, makin tinggi nilai LDR akan dihasilkan.
Analisa Gaya Penekanan pada Proses ECAP Batang Kuningan CuZn 70/30 -, Suryadi; Suhadi, Amin; Priadi, Dedi; Siradj, E. S.
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 8, No 1 (2014): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.483 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v8i1.3646

Abstract

Telah dilakukan percobaan severe plastic deformation (SPD) dengan metodeequal channel angular pressing (ECAP) pada batang kuningan CuZn 70/30 diameter 10 mm sampai 5 pas. Gaya penekanan meningkat secara signifikan pada awal langkah penekanan dan mencapai nilai maksimum lalu melandai. Pada pas pertama gaya penekanan mencapai 115 kN, pas kedua 130 kN, pas ketiga mecapai 150 kN dan pada pas keempat 165 kN. Dari pengukuran luas area di bawah kurva gaya penekanan diperoleh energi total pembentukan pada proses ECAP batang kuningan persatuan panjang adalah 95 Joule/mm pada pas pertama, sampai 130 Joule/mm pada pas ketiga, dan turun 125 Juole/mm pada pas keempat. Secara kumulatif total energi persatuan panjang meningkat secara linier sesuai dengan peningkatan jumpah pas, dimana pada pas keempat mencapai 597 MPa. Peningkatan gaya penekanan dan energi penekanan sebanding dengan terjadinya peningkatan kekerasan pada batang kuningan dan terjadinya penghalusan butir.Kata kunci: ECAP, gaya penekanan, energi pembentukan, kekerasan, penghalusan butir, kuningan.AbstractExperiments of severe plastic deformation (SPD) have been carried out by the method of equal channel angular pressing (ECAP) on brass rods CuZn 70/30 diameter 10 mm to 5 pas. Pressing force significantly is increased emphasis on early steps and reaches a maximum value and then ramp. At the first pas the pressing force reached 115 kN, the second pass 130 kN, the third pass 150 kN and fouth pass is 165. From measurements of the area under the curve of pressing force, the total forming energy per unit length generated to form the brass rod in ECAP is 95 Joule / mm at the first pass, 130 Joules / mm at third pass and down to 125 Joule/mm at fouth pass. Cumulatively, the total forming energy per unit length increases linearly according to the increase in number of ECAP pass, where the fourth pass reach 597 Joule/mm. Increased emphasis pressing load and forming energy is proportional to the increase in hardness of the brass rod and the grain refinement.Keywords: ECAP, pressing load, forming energy, hardness, grain refinement, Brass
Analisis Kondisi Aktual Pipa Radian Furnace Pada Unit Pengolahan Minyak Mentah Syahril, M. Syahril; Suhadi, Amin
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 16 No. 2 (2014)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1401.081 KB) | DOI: 10.29122/jsti.v16i2.3414

Abstract

Radiant pipes in the furnace that operates at high temperatures in a crude oil processing unit is used to heat the oil in order to do the separation fractions. Operating safety factor be the focus of research, because visual condition of the furnace radiant pipes has been degradated cuase of high temperature service since 1985. Analysis of the results of the inspection and testing of furnace radiant pipe pieces using visual inspection, dimensional measurements, analysis of the chemical composition, tensile testing and microstructural examination showed that the radiant tube furnace in accordance with the criteria of the standard specification A335 grade P5, where the tensile strength (tensile strength) minimum amounted to 493.7 MPa, yield (yield strength) of 276.3 MPa are still on the standard specifications criteria and the microstructure of pipe consist of ferrite and pearlite is still good condition, so the furnace radiant pipe is still safe to operated in accordance with the design service conditions.Pipa radian furnace yang beroperasi pada suhu tinggi dalam suatu unit pengolahan minyak mentah digunakan untuk memanaskan minyak agar dapat dilakukan pemisahan secara fraksi. Faktor keamanan dan keselamatan operasi menjadi fokus penelitian, karena kondisi pipa radian tersebut secara visual telah mengalami degradasi akibat beroperasi pada temperature tinggi sejak 1985. Analisis hasil pemeriksaan dan pengujian terhadap potongan pipa radian furnace menggunakan metode pemeriksaan visual, pengukuran dimensi, analisa komposisi kimia, uji tarik dan pemeriksaan struktur mikro menunjukkan bahwa pipa radian furnace sesuai dengan kriteria standar spesifikasi A335 grade P5, dimana kekuatan tarik (tensile strength) sebesar 493,7 Mpa dan kekuatan luluh (yield strength) sebesar 276,3 MPa yang masih di atas kriteria spesifikasi standarnya dan struktur mikro pipa yang berupa ferit dan perlit masih cukup baik, maka pipa-pipa radian furnace masih aman / layak untuk beroperasi sesuai dengan kondisi operasi desainnya.Keywords: Pipe, furnace, safe,strength and microstructure.
Teknologi Inokulasi Besi Cor Kelabu FC-250 Untuk Mencegah Pengerasan Pada Dove Tale Produk Ragum Tipe 125 Suhadi, Amin; -, Seodihono
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 16 No. 2 (2014)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (887.916 KB) | DOI: 10.29122/jsti.v16i2.3408

Abstract

Production technology of metal casting industry in Indonesia needs to be improved, especially in the manufacturing of spare parts and box engine made of gray cast iron which has various wall thick such as dove tale construction. Microstructure of gray cast iron is influenced by cooling rate during casting, chemical composition and melting treatment process (inoculation). The part which has the thinnest thickness has the fastest cooling therefore, the grain boundary is smaller compared to other section. As a result this part has highest hardness and difficult to be machined. This research is conducted to solve this problem by modifying melting and solidification treatment process. The research starting from micro structure analysis, composition and mechanical properties tests on the product, and then conducting modification treatment through Taguchi method approach. Experimental results obtained show that the best level settings to control factors which affect to the uniformity of the microstructure and mechanical properties in gray cast iron is the addition of seed inoculation super ® 75, as much as 0.25% with the method of inoculation material entering into the Transfer Ladle.Teknologi produksi pada industri pengecoran di Indonesia masih membutuhkan perbaikan terutama dalam pembuatan komponen mesin perkakas dan peralatan pabrik yang terbuat dari besi tuang kelabu yang mempunyai variasi ketebalan yang besar seperti konstruksi ekor burung (dove tale). Pada pengecoran, struktur mikro dari besi tuang kelabu sangat dipengaruhi oleh kecepatan pendinginan, komposisi kimia dan proses perlakuan pada logam cair (inokulasi). Bagian yang mempunyai ukuran paling tipis mempunyai kecepatan pendinigan paling tinggi karena itu ukuran butirnya jauh lebih kecil dari bagian lain, akibatnya bagian ini mempunyai kekerasan lebih tinggi dan sulit dilakukan pengerjaan mesin. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki hal ini yang terjadi pada dove taledengan cara memodifikasi proses perlakuan pada cairan besi dan proses pendinginan. Penelitian dimulai dari analisa struktur mikro, pengujian komposisi kimia, pengujian sifat mekanis pada produk kemudian dilakukan modifikasi menggunakan pendekatan metode statistik Taguchi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan terbaik yang dapat diperoleh untuk mendapatkan keseragaman struktur mikro dan sifat mekanis pada pengecoran besi tuang kelabu adalah penambahan seed inoculation super ® 75, sebesar 0.25% dengan metode pemasukan inokulasi kedalam Ladle pengangkut logam cair.Keywords: carbon, micro structure, hardness, inoculation
PENCEGAHAN KONTAMINASI OLI PADA MESIN PEMBANGKIT JGS 420 DENGAN MEMANFAATKAN BAJA TAHAN KARAT PADA MANUFAKTUR PENDINGIN UDARA suhadi, amin; Abdillah, Tomi
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 1 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.704 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v11i1.1733

Abstract

Perusahaan pembangkit listrik PT.XYZ mengoperasikan mesin pembangkit type JGS 420denganbahanbakar gas. Masa pakai pelumas mesin lebihpendekdari yang di standarkan sehingga tidak efisien. Hasilpenelitianterhadappelumasmenunjukkanbahwapelumasbanyakmengandung kontaminasi padat yang berasal dari partikel tembaga (Cu)sebanyak 137 sampai 204 ppm. Pemeriksaanlebihlanjutditemukanbahwakontaminasitersebutberasaldarisiripsirippendinginudara yang terbuatdaritembagadanmengalamikorosiselamaberoperasi. Kondisi ini terjadi karena faktor kelembaban yang tinggi di negeri tropis. Karena itupenelitianinibertujuanuntukmemperbaikikarakteristik pendingin udara tersebut agar terhindardari korosi dengan memanfaatkan material tahan korosi yaitu baja tahan karat 304. Metode penelitian dilakukan dengan observasi dilapangan, pengujian oliesebelum dilakukan pergantian material dan perbandingan setelah pergantian, simulasi Ansys dan monitoring reliabilitas mesin.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa pemanfaatan material baja tahan karat sebagai sirip pendingin udara sebagai pengganti material tembaga mampu mengurangi kontaminasi tembaga sehinggapemakaian pelumaslebihefisien.
PENGARUH PENINGKATAN % REDUKSI TERHADAP PENGHALUSAN BUTIR DAN SIFAT MEKANIK PADUAN CU-ZN 70/30 SETELAH DEFORMASI PADA SUHU 400°C Febriyanti, Eka; Suhadi, Amin; Riastuti, Rini; Priadi, Dedi
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 10, No 3 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.748 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v10i3.155

Abstract

 Paduan Cu-Zn 70/30 banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri karena memiliki sifat yang unggul dan belum ada penggantinya. Untuk memperoleh paduan Cu-Zn 70/30 dengan sifat mekanik yang tinggi maka dilakukan riset baik modifikasi dari jenis material yang sudah ada ataupun material baru agar sesuai dengan kebutuhan industri. Untuk mengurangi biaya produksi, namun tetap menghasilkan sifat mekanik yang baik tanpa penambahan paduan maka dikembangkan metode penghalusan butir. Salah satu alternatif proses fabrikasi untuk mengoptimalkan sifat mekanik paduan Cu-Zn 70/30 yaitu dengan metode warm rolling. Warm rolling yang dilakukan pada pelat paduan Cu-Zn 70/30 menggunakan % reduksi sebanyak 29,03%, 34,4%, dan 38,16% pada suhu 400°C secara double pass reversible. Untuk paduan Cu-Zn 70/30, rentang pengerjaan warm rolling berada pada suhu 0,4 s/d 0,6 Tm (melting point) yaitu berkisar antara 382°C-573°C. Hasil metalografi didapat ukuran butir yang semakin menurun sebesar 30,03 µm di bagian tepi dan 33,45 µm di bagian tengah pada % reduksi 38,16%. Hasil uji tarik dengan % reduksi 38,16% menghasilkan nilai ultimate tensile strength (UTS) sebesar 478 MPa, yield strength (YS) sebesar 434 MPa, dan persentase elongasi sebesar 9%. Untuk hasil uji kekerasan menghasilkan nilai kekerasan sebesar 135,8 HV di bagian tepi dan 128,4 HV di bagian tengah pada % reduksi 38,16%.