Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Kepatuhan Mengonsumsi Suplemen Kalsium Pada Ibu Primipara dan Multipara dengan Kejadian Preeklampsia Nirmala Harahap; Wiwin Nur Fitriani
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 10 No 02 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v10i02.871

Abstract

Preeklampsia merupakan penyebab tertinggi ke tiga kematian ibu setelah perdarahan dan infeksi. Beberapa penelitian menemukan bahwa suplemen kalsium mampu mengurangi resiko terjadinya preeklampsia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan mengonsumsi suplemen kalsium pada ibu primipara dan multipara dengan kejadian preeklampsia di RSU Kota Tangerang Selatan tahun 2020. Jenis Penelitian mengggunakan analitik dengan pendekatan cohort retrosfektif. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin di RSU Kota Tangerang Selatan sebanyak 124 orang. Analisis data menggunakan Uji Mann-Whitney, uji korelasi spearman, dan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan mengonsumsi kalsium pada kelompok ibu primipara dan multipara (Pv=0,524). Namun terdapat perbedaan bermakna kepatuhan mengonsumsi kalsium pada kelompok ibu tidak preeklampsia dan preeklampsia (Pv=0,000). Tingkat kepatuhan mengonsumsi kalsium juga berhubungan dengan faktor perancu dalam penelitian ini seperti dukungan keluarga (Pv=0,003), sedangkan variabel lainnya seperti umur (Pv=0,304), kunjungan antenatal care (Pv =0,058), pengetahuan (Pv=0,386), dan peran tenaga kesehatan (Pv=0,198) bukan sebagai perancu. Selain itu kejadian preeklampsia juga terkait dengan variabel perancu yaitu dukungan keluarga (Pv=0,000), sedangkan variabel perancu lainnya seperti umur (Pv=0,143), kunjungan antenatal care (Pv =0,615), pengetahuan (Pv =0,160), dan peran tenaga Kesehatan (Pv=0,152) bukan sebagai perancu.
Analisis Faktor Maternal dan Kualitas Pelayanan Antenatal dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Wiwin Nur Fitriani; Nirmala Harahap
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 04 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v12i04.2254

Abstract

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan masalah utama neonatus pada masa neonatal yang dapat menyebabkan mortalitas, morbiditas, dan disabilitas. BBLR merupakan penyebab tertinggi kematian neonatal. WHO melaporkan bahwa bayi dengan BBLR memiliki kemungkinan 20 kali lebih besar untuk meninggal dibandingkan bayi dengan berat badan normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan maternal dan kualitas pelayanan antenatal terhadap kejadian BBLR di RSUD Pasar Minggu Jakarta. Metode penelitian ini adalah observasional analisis dengan rancangan studi kasus kontrol dan pendekatan retrospektif. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil yang melahirkan bayi di RSUD Pasar Minggu Jakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan perbandingan sampel 1:1 antara kasus dan kontrol yang masing-masing berjumlah 32 responden. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian BBLR yaitu umur ibu (nilai p = 0,026; OR = 3,695), paritas (nilai p = 0,042; OR = 2,896), pengetahuan (nilai p = 0,011; OR = 3,857), anemia (nilai p = 0,016; OR = 0,197), kunjungan antenatal pertama (K1) (nilai p = 0,020; OR = 5,870) dan pelayanan antenatal (nilai p = 0,035; OR = 3,151). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling erat berhubungan dengan kejadian BBLR adalah variabel pengetahuan (OR 31,618; 95% CI: 2,495-400,702). Perlu upaya yang lebih besar untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang faktor risiko, tanda gejala dan pencegahan BBLR.
Edukasi Anemia pada Remaja di SMKS IT Raflesia Depok Fitriani, Wiwin Nur; Wahyuni, Indah Sri
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 5 No 4 (2023): Jurnal Peduli Masyarakat: Desember 2023
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v5i4.2434

Abstract

Masalah anemia pada remaja perempuan perlu penanagan yang serius karena hal ini merupakan hal yang sangat penting demi masa depan remaja yang lebih baik. Prevalensi anemia pada remaja perempuan Anemia menyebabkan penderitanya mengalami keletihan, kelelahan dan lesu sehingga akan berdampak pada kreativitas dan produktivitas para remaja. Selain itu, anemia juga meningkatkan kerentanan penyakit pada saat dewasa serta melahirkan generasi yang bermasalah gizi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang anemia pada remaja. Kegiatan ini dilaksanakan dengan memberikan materi dan menayangkan video tentang anemia pada remaja. Peserta yang hadir yaitu siswi SMKS IT Raflesia Depok sebanyak 49 siswi. Peserta terlihat sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan penyuluhan mulai dari pretest, pemberian materi sampai aktif bertanya pada sesi tanya jawab serta mengerjakan posttest. Evaluasi kegiatan penyuluhan dilakukan dengan memberikan pretes dan postes. Hasil dari kegiatan pretes diperoleh rata-rata nilai peserta adalah 58,36 dan rata-rata nilai postes adalah 100, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang anemia pada remaja, terdapat peningkatan pengetahaun siswi SMKS IT Raflesia Depok tentang anemia pada remaja.
Edukasi Pencegahan Kekerasan pada Perempuan dan Anak Wahyuni, Indah Sri; Fitriani, Wiwin Nur
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: Juni 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i2.3591

Abstract

Persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak harus ditanggapi dengan serius karena penting bagi masa depan pelajar yang lebih baik. Perilaku menyimpang yang terjadi hanya akan membawa banyak dampak buruk jika tidak di tangani karena akan semakin banyak masalah yang timbul dari adanya kekerasan terhadap perempuan dan anak. Mengingat pelajar adalah merupakan agen pembaharu, maka pelajar perlu filter sosialisasi yang tepat, guna mencegah terjadinya penyimpangan. Tujuan Kegiatan ini adalah edukasi pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak. Metode yang dilakukan pada pengabdian masyarakat ini adalah edukasi pada 52 siswi SMK IT Raflesia Depok. Sebelum dilakukan edukasi terlebih dahulu diberikan pre test pada siswi terkait materi yang disampaikan dan diakhir kegiatan dilakukan post test kembali dengan pertanyaan yang sama sebelum diberikan materi. Peserta nampak sangat antusias mengikuti rangkaian edukasi dan berpartisipasi aktif pada sesi materi maupun tanya jawab. Dari hasil edukasi didapatkan nilai rata-rata pengetahuan saat pre test sebesar 43,65 dan rata-rata pengetahuan saat post test sebesar 95,40 sehingga dapat disimpulkan setelah diberikan edukasi berupa penyuluhan kesehatan terhadap pengenalan kekerasan pada perempuan dan anak remaja serta pencegahannya, terdapat peningkatan pengetahuan siswi SMKS IT Raflesia Depok tentang kekerasan pada perempuan dan anak.
Pemberdayaan Remaja Putri dengan Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Wahyuni, Indah Sri; Fitriani, Wiwin Nur
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 7 No 1 (2025): Jurnal Peduli Masyarakat: Januari 2025
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v7i1.5439

Abstract

Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa, masa remaja sangat penting karena menjadi penentu masa depan bangsa sehingga perlu dipersiapkan sebagai manusia yang sehat secara mental, fisik, dan sehat sosial agar mampu hidup produktif. Masalah remaja terjadi karena mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak ke dewasa. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi, pentingnya pengetahuan anak remaja tentang kesehatan reproduksi yang di edukasi secara dini, sehingga akan menghasilkan remaja yang sehat dan cerdas. Peserta Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja ini sebanyak 24 siswi di PKBM Semesta Ilmu dengan metode ceramah menggunakan PowerPoint Presentation (PPT), serta leaftlet dan diakhiri dengan sesi diskusi. Kuesioner pretest dan post test untuk menilai pengetahuan remaja sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan. Hasil penyuluhan kesehatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan pada remaja setelah diberikan penyuluhan kesehatan. Meningkatnya pengetahuan setelah diberikan penyuluhan kesehatan menunjukkan awal yang baik bahwa remaja sangat bersikap positif terhadap pentingnya kesehatan reproduksi sebagai upaya pemberdayaan pada remaja putri.
Kepatuhan Mengonsumsi Suplemen Kalsium Pada Ibu Primipara dan Multipara dengan Kejadian Preeklampsia Nirmala Harahap; Wiwin Nur Fitriani
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 10 No 02 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v10i02.871

Abstract

Preeklampsia merupakan penyebab tertinggi ke tiga kematian ibu setelah perdarahan dan infeksi. Beberapa penelitian menemukan bahwa suplemen kalsium mampu mengurangi resiko terjadinya preeklampsia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan mengonsumsi suplemen kalsium pada ibu primipara dan multipara dengan kejadian preeklampsia di RSU Kota Tangerang Selatan tahun 2020. Jenis Penelitian mengggunakan analitik dengan pendekatan cohort retrosfektif. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin di RSU Kota Tangerang Selatan sebanyak 124 orang. Analisis data menggunakan Uji Mann-Whitney, uji korelasi spearman, dan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan mengonsumsi kalsium pada kelompok ibu primipara dan multipara (Pv=0,524). Namun terdapat perbedaan bermakna kepatuhan mengonsumsi kalsium pada kelompok ibu tidak preeklampsia dan preeklampsia (Pv=0,000). Tingkat kepatuhan mengonsumsi kalsium juga berhubungan dengan faktor perancu dalam penelitian ini seperti dukungan keluarga (Pv=0,003), sedangkan variabel lainnya seperti umur (Pv=0,304), kunjungan antenatal care (Pv =0,058), pengetahuan (Pv=0,386), dan peran tenaga kesehatan (Pv=0,198) bukan sebagai perancu. Selain itu kejadian preeklampsia juga terkait dengan variabel perancu yaitu dukungan keluarga (Pv=0,000), sedangkan variabel perancu lainnya seperti umur (Pv=0,143), kunjungan antenatal care (Pv =0,615), pengetahuan (Pv =0,160), dan peran tenaga Kesehatan (Pv=0,152) bukan sebagai perancu.
Analisis Faktor Maternal dan Kualitas Pelayanan Antenatal dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Wiwin Nur Fitriani; Nirmala Harahap
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 04 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v12i04.2254

Abstract

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan masalah utama neonatus pada masa neonatal yang dapat menyebabkan mortalitas, morbiditas, dan disabilitas. BBLR merupakan penyebab tertinggi kematian neonatal. WHO melaporkan bahwa bayi dengan BBLR memiliki kemungkinan 20 kali lebih besar untuk meninggal dibandingkan bayi dengan berat badan normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan maternal dan kualitas pelayanan antenatal terhadap kejadian BBLR di RSUD Pasar Minggu Jakarta. Metode penelitian ini adalah observasional analisis dengan rancangan studi kasus kontrol dan pendekatan retrospektif. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil yang melahirkan bayi di RSUD Pasar Minggu Jakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan perbandingan sampel 1:1 antara kasus dan kontrol yang masing-masing berjumlah 32 responden. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian BBLR yaitu umur ibu (nilai p = 0,026; OR = 3,695), paritas (nilai p = 0,042; OR = 2,896), pengetahuan (nilai p = 0,011; OR = 3,857), anemia (nilai p = 0,016; OR = 0,197), kunjungan antenatal pertama (K1) (nilai p = 0,020; OR = 5,870) dan pelayanan antenatal (nilai p = 0,035; OR = 3,151). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling erat berhubungan dengan kejadian BBLR adalah variabel pengetahuan (OR 31,618; 95% CI: 2,495-400,702). Perlu upaya yang lebih besar untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang faktor risiko, tanda gejala dan pencegahan BBLR.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri di SMK IT Raflesia Depok Pada Tahun 2024 Nurhayati; Wiwin Nur Fitriani; Eka Bati Widyaningsih
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 2 (2025): September 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i2.377

Abstract

Latar Belakang : Menstruasi merupakan suatu proses menuju pubertas pada wanita yang ditandai dengan pembusukan lapisan dalam rahim berlangsung selama 5-7 hari. Menurut data WHO (2020) Prevalensi gangguan siklus menstruasi pada wanita sekitar 45%. Data Riskesdas (2018) sebanyak 11,7% remaja di Indonesia mengalami gangguan menstruasi tidak teratur di jawa barat prevalensi gangguan menstruasi di Jawa Barat 14,4%. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Raflesia pada bulan Juli, ditemukan bahwa dari 30 siswa yang mengalami siklus menstruasi normal berkisar antara 21 sampai 35 hari sebanyak 11 orang (36,67%). Siswa dan mengalami siklus menstruasi < 21 hari sebanyak 18 (58,1%) mahasiswa yang mengalami siklus menstruasi. 35 hari sebanyak 1 (3,2%) mahasiswa. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswa remaja putri di SMK TI Raflesia Depok tahun 2024. Metodologi: jenis survei penelitian dengan penelitian deskriptif dan analitis. Sampel penelitian ini adalah teknik simple random sampling sebanyak 79 responden. Analisis menggunakan Chi-square. Hasil: Hasil yang diperoleh dari tingkat Chi-square stres (nilai p 0,000), aktivitas fisik (nilai p 0,910), BMI (nilai p 0,002), diet (nilai p 0,001), dan gaya hidup (nilai p 0,002). Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan menstruasi. gangguan siklus, ada hubungan stres, BMI, dan diet terhadap siklus menstruasi 
Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Gaya Hidup dengan Kejadian Anemia pada Calon Pengantin Perempuan di Puskesmas Sapuran Tahun 2024 Feni Aryani; Eka Bati Widyaningsih; Wiwin Nur Fitriani
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 2 (2025): September 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i2.381

Abstract

Anemia pada calon pengantin perempuan adalah kondisi calon pengantin yang mengalami jumlah sel darah merah atau kandungan Hemoglobin dalam darah lebih rendah dari batas normal. Hal ini berdampak pada saat terjadinya kehamilan yang menyebabkan kehamilan menjadi beresiko. Kadar hemoglobin normal pada perempuan adalah 12 gr/dl. Masih tingginya kasus anemia baik di Dunia, Indonesia dan pada tahun 2021 terdapat 184.227 wanita usia subur (WUS) di Kabupaten wonosobo 14,1% diantaranya mengalami anemia (Dinkes Kab. Wonosobo, 2021). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Gaya Hidup dengan kejadian anemia pada calon pengantin perempuan di Puskesmas Sapuran Tahun 2024. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian survey dengan penelitian analitik. Dimana variabel yang diteliti diukur dalam waktu yang sama dengan menggunakan desain penelitian crossectional. Teknik pengambilam sampel yang dilakukan peneliti Accidental sampling adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari kuesioner terhadap 51 sampel calon pengantin perempuan di Puskesmas Sauran. Analisis data menggunakan ChiSquare. Hasil uji Chi Square Test terdapat hubungan antara pengetahuan (p value = 0,000), Sikap (p value = 0,000) dan Gaya hidup (p value = 0,000), dengan kejadian anemia pada calon pengantin perempuan. Terdapat hubungan hubungan antara pengetahuan, Sikap dan Gaya Hidup dengan kejadian anemia pada calon pengantin perempuan di Puskesmas Sapuran Tahun 2024. Saran dari penelitian ini yaitu dilakukan pengembangan penelitian dengan meneliti faktor lain seperti faktor predisposisi, faktor enabling, faktor reinforcing, agar dapat diketahui secara signifikan penyebab anemia pada catin.
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Skrining Pranikah Pada Calon Pengantin Perempuan Di Puskesmas Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan Tahun 2024 Putri Amalia; Wiwin Nur Fitriani; Eka Bati Widyaningsih
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 2 (2025): September 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i2.395

Abstract

Background : premarital screening is a medical examination that will be carried out by health officials such as midwives on prospective brides before marriage to prepare for a healthy and planned pregnancy. According to data from the World Health Organization (WHO) in 2023, there are an estimated 12.7 million births among teenage girls aged 15-19, and nearly half a million births among very young girls aged 10-14, all of which represent 10% of all births worldwide. Based on preliminary studies conducted by researchers, data on visits by prospective brides at the Pancoran Sub-District Health Center in 2021 were 976 prospective female brides who conducted pre-wedding screening, in 2022 there was a slight decrease in visits by 928 prospective brides and in 2023 the number of visits by prospective female brides was 848 people, based on the latest data obtained by researchers bride visits until June 2024 were 397 people. Objective : to determine the factors related to the implementation of premarital screening on prospective brides in the Puskesmas area of Pancoran District, South Jakarta in 2024. Methodology : type of survey research with descriptive and analytical research sample this study is a Purposive sampling technique as many as 200 respondents. Analysis using Chi-square. Result : the result obtained from The Chi-square. age (p-value 0.590), occupation (p-value 0.030), knowledge (p-value 0.036), attitude (p-value 0.026). Conclusion : there is no relationship between age and the implementation of premarital screening. there is a relationship of employment, knowledge, and attitudes towards the implementation of premarital screening. Suggestion : in couples prospective brides be positive, seek information about pre-wedding screening to increase knowledge of prospective brides, and can take the time to carry out pre-wedding screening at least 6 months before marriage.