Grandis Imama Hendra, Grandis Imama
STEI Tazkia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Program Bantuan Pendampingan Kajian dan Penterjemahan Buku (Pengalokasian Harta Wakaf di Masa lampau dan Kontemporer)" Syeikh Sulaiman Jasir Bersama Mahasiswa IAI Tazkia Mughni, Abdul; Akbar, Nashr; Ismail, Nurizal; Hendra, Grandis Imama; Putra, Rizki
Tamkin Jurnal Pemberdayaan Tazkia Vol. 3 No. 1 (2025): TAMKIN: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Tazkia Islamic University College

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30993/tamkin.v3i1.574

Abstract

Indeks literasi wakaf nasional tahun 2020 menunjukkan literasi masyarakat Indonesia masih rendah. Hal ini berdampak pada rendahnya penghimpunan wakaf nasional. Oleh karenanya, edukasi masyarakat tentang wakaf adalah suatu hal yang perlu dilakukan. Salah satu bentuk edukasi masyarakat yang dapat dilakukan adalah dengan membedah dan menerjemahkan kitab yang membahas wakaf. Salah satu buku kontemporer yang membahas tentang wakaf adalah "واﻟﺤﺪﯾﺚ اﻟﻘﺪﯾﻢ ﻣﺎرفﺼ اﻟﻮﻗﻒ ﻓﻲ (Pengalokasian Harta Wakaf di Masa lampau dan Kontemporer)" yang ditulis oleh Syeikh Sulaiman Jasir, seorang penasehat khubara’ al-washaya wa al-awqaf – Saudi Arabia. PkM memiliki dua 3 output; kajian secara live di zoom, streaming d YouTube dan terjemahan buku dalam Bahasa Indonesia.
Accountability of Cash Waqf Institutions Post the Implementation of Accounting Standard 412 Hendra, Grandis Imama; Asnawi, Nur; Ekowati, Vivin Maharani
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol. 14 No. 2 (2025): IN PROGRESS
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/share.29531

Abstract

Indonesia has one of the largest potentials for cash waqf collection in the world due to its majority Muslim population and growing Islamic social finance sector. However, this potential remains largely unrealized, partly due to weak financial transparency and inconsistent reporting practices among waqf institutions. This study aims to assess the level of accountability practices among waqf institutions in Indonesia following the issuance of the Accounting Standard for Waqf (PSAK 412). Data were collected from 432 waqf institutions registered with the Indonesian Waqf Board (BWI), of which only nine institutions had published their 2023 financial statements. Using a content analysis based on PSAK 412 and an accountability index adapted from the Internet Financial Reporting (IFR) model, this study evaluates the extent of compliance and disclosure practices. The findings reveal that most institutions have not yet implemented PSAK 412 adequately. Only three institutions, namely Baitul Maal PLN, Dompet Dhuafa, and Yayasan Wakaf Produktif Pengelola Aset Islami Indonesia (PPAII), demonstrated moderate compliance under PSAK 412, with Baitul Maal PLN achieving the highest overall accountability score and a very high IFR index category. These results emphasize the need for stronger government supervision, socialization, and capacity-building initiatives through BWI to improve waqf accountability and transparency. This study contributes to mapping the post-PSAK 412 accountability landscape and provides a foundation for strengthening governance in Indonesia’s waqf sector. Abstrak Akuntabilitas Lembaga Wakaf Tunai setelah Implementasi PSAK 412. Indonesia memiliki potensi terbesar di dunia dalam penghimpunan wakaf tunai karena mayoritas penduduknya beragama Islam dan sektor keuangan sosial Islam yang terus berkembang. Namun, potensi tersebut belum terealisasi secara optimal akibat lemahnya transparansi keuangan dan praktik pelaporan yang belum seragam di antara lembaga-lembaga wakaf. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat praktik akuntabilitas lembaga wakaf di Indonesia setelah diterbitkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 412 tentang Akuntansi Wakaf. Data diperoleh dari 432 lembaga wakaf yang terdaftar di Badan Wakaf Indonesia (BWI), dengan hanya sembilan lembaga yang mempublikasikan laporan keuangan tahun 2023. Analisis dilakukan menggunakan analisis konten berdasarkan PSAK 412 dan indeks akuntabilitas yang diadaptasi dari model Internet Financial Reporting (IFR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lembaga wakaf belum menerapkan PSAK 412 secara memadai. Hanya tiga lembaga, yaitu Baitul Maal PLN, Dompet Dhuafa, dan Yayasan Wakaf Produktif Pengelola Aset Islami Indonesia (PPAII), yang menunjukkan tingkat kepatuhan menengah, dengan Baitul Maal PLN memperoleh skor akuntabilitas tertinggi dan tergolong dalam kategori sangat tinggi pada indeks IFR. Temuan ini menegaskan pentingnya intervensi, sosialisasi, dan pengawasan pemerintah melalui BWI untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan wakaf. Penelitian ini berkontribusi dalam memetakan tingkat akuntabilitas pasca penerapan PSAK 412 serta memberikan dasar bagi penguatan tata kelola lembaga wakaf di Indonesia.
Implementasi Akuntansi Syariah Dan Pelaporan Keuangan Organisasi Mahasiswa Hendra, Grandis Imama
Tamkin Jurnal Pemberdayaan Tazkia Vol. 1 No. 1 (2023): TAMKIN: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Tazkia Islamic University College

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30993/tamkin.v1i1.123

Abstract

Kurangnya kemampuan akuntasi dalam kegiatan organisasi, untuk bisa fokus dan bisa fokus mengambangkan kemampuan kognitif maupun praktek dalam akutansi,, fokus Pengabdian ini direncanakan dalam bentuk pemberian pelatihan akuntansi syariah untuk organisasi secara teori dan praktek menggunakan aplikasi microsoft excel. Microsoft excel dipilih karena lebih efisien dan sangat familiar di kalangan mahasiswa.dalam implementasi akuntansi syariah pada organisasi mahasiswa. Hasil dari program ini adalah bahwa orgaisasi mahasiswa memliki laporan keuangan yang berdasar pada kaidah-kaidah akuntansi dan syariah untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada anggota ataupun pihak manajemen kampus. dana yang diperoleh merupakan amanah dari para anggota (mahasiswa),. Maka diperlukan pengelolaan dana yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara teori akuntansi umum dan akuntansi syariah. Setiap aktivitas yang menggunakan dana seharusnya tidak luput dari prinsip-prinsip syariah. program pengabdian ini bertujuan memberikan wawasan dan pelatihan dalam implementasi akuntansi syariah pada organisasi mahasiswa. hasil dari program ini adalah bahwa orgaisasi mahasiswa memliki laporan keuangan yang berdasar pada kaidah-kaidah akuntansi dan syariah untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada anggota ataupun pihak manajemen kampus.
Risiko Syariah Dan Risiko Pelaporan: Tantangan Perusahaan Yang Terdaftar Pada Efek Syariah Hendra, Grandis Imama
Wacana Equiliberium (Jurnal Pemikiran Penelitian Ekonomi) Vol 10 No 01 (2022): Wacana Equiliberium (Jurnal Pemikiran Penelitian Ekonomi) : Juni 2022
Publisher : Unversitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31102/equilibrium.10.01.41-53

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi risiko syariah dan risiko pelaporan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah perusahaan yang terdaftar di JII sebanyak 30 perusahaan. Data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan JII dengan menggunakan analisis konten berdasarkan fatwa DSN MUI dan PSAK syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan non halal perusahaan JII memiliki rata-rata 1.03% dari total pendapatan. Hal ini masih tergolong rendah, karena Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan toleransi maksimal pendapatan non halal sebesar 10%. Namun, toleransi 10% tersebut belum ada roadmap ke depan agar toleransi tersebut menjadi lebih rendah. Selain itu, beban bunga yang dibayarkan memiliki rata-rata 18.49% dari total beban. Hal tersebut masih belum ada pembatasan pembayaran bunga pada perusahaan JII, karena pengeluaran untuk hal yang haram merupakan bagian dari transaksi yang tidak sesuai syariah. 30% perusahaan memiliki rekening bank syariah baik giro maupun tabungan. Selain itu, beberapa perusahaan juga telah mengimplementasikan PSAK 111 tentang akuntansi Wa’d. Dalam hal pelaporan, perusahaan masih mengakui pendapatan non halal (bunga) sebagai pendapatan utama dan beban bunga sebagai pengurang pendapatan penjualan. Hal ini sangat bertentangan dengan syariah. Penelitian ini mencoba memberikan kritik dan masukan pada perusahaan yang terdaftar pada JII.