Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH TINGKAT KEMIRINGAN SUBMERGED CASCADE AERATION DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (FE) TOTAL PADA AIR SUMUR BOR primanda sk, muh; Raharja, Munawar; Junaidi
Jurnal Sanitasi Profesional Indonesia Vol 3 No 1 (2022): Juni
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jspi.3.1.1-8

Abstract

Abstract : The wellbore water of Islamic Boarding School Hidayatullah is physically looks, smelly, and slightly tasteful, besides has sediment in the reservoir of water. Based on preliminary laboratory examination result, it is known that iron content is 3.78mg/L and pH 5. If it is compared with drink water standard meets requirements are iron 1.0mg/L and pH 6.5-9.0. This study aims to know the influence of level slope on submerged cascade aeration method in reducing iron content (Fe+2) in wellbore water. This study type was true experiment dengan pretest-posttest design. The study population was overall wellbore water in Islamic Boarding School Hidayatullah. The study sample was wellbore water without treatment and after treatment using Submerged Cascade Aeration method at 250, 300, and 350 slopes for 10 minutes and deposited for 3 hours. Analysis of the slope effect used Kruskal Wallis test asymp <α (0.000<0.05) means it was influence three slopes level. The further test used mannwhitney (0.00<0.05) means it was difference to reduce iron content (Fe+2) in water sample at slope of 25° with 30°, 30° with 35° and 25° with 35°. Based on the study result, it was known that submerged cascade aeration with slope 25o was effective slope because it can reduce iron content under its standard quality. The community is advised to use water treatment by submerged cascade aeration method with slope level of 250, length 235cm, and flow rate 10L/minute. There is need for further study to reduce iron (Fe+2) in water by comparing different slope variations below 250.     Abstrak : Air sumur Pondok Pesantren Hidayatullah secara fisik terlihat berwarna kekuningan, berbau, dan sedikit berasa, selain itu menimbulkan endapan pada bak penampungan. Berdasarkan hasil pemeriksaan pendahuluan diketahui kadar besi 3,78mg/L dan pH 5. Jika dibanding dengan baku mutu air bersih belum  memenuhi persyaratan yaitu 1,0mg/L dan pH 6,5-9,0. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kemiringan submerged cascade aeration dalam menurunkan kadar besi (Fe+2) total  pada air sumur bor. Jenis penelitian yaitu true experiment dengan pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh air pada sumur bor di Pondok Pesantren Hidayatullah. Sampel dalam penelitian ini adalah air sumur tanpa perlakuan dan setelah perlakuan menggunakan metode Submerged Cascade Aeration pada kemiringan 250, 300, dan 350 dengan waktu 10 menit dan di endapkan selama 3 jam. Analisis pengaruh kemiringan menggunakan uji Kruskal Wallisasymp<α (0,000<0,05) artinya ada pengaruh dari ketiga tingkat kemiringan. Uji lanjut menggunakan mannwhitney didapatkan hasil (0,00<0,05) artinya ada perbedaan terhadap penurunan kadar besi (Fe+2) total pada sampel air pada tingkat kemiringan 25o  dengan kemiringan 30o, tingkat kemiringan 30o  dengan kemiringan 35o dan tingkat kemiringan 25o  dengan kemiringan 35o. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa submerged cascade aeration dengan kemiringan 25o adalah kemiringan yang efektif karena dapat menurunkan kadar besi dibawah baku mutu. Masyarakat disarankan menggunakan pengolahan air dengan metode submerged cascade aeration dengan tingkat kemiringan 250, panjang 235cm, dan kecepatan aliran 10 liter/menit. Perlu adanya kajian lebih lanjut untuk menurunkan kadar besi (Fe+2) pada air dengan membandingkan variasi kemiringan yang berbeda  dibawah 250.  
The Use of Earthworms and Household Organic Waste Composting Length of Time Khair, Abdul; Herawati, Lucky; Noraida, Noraida; Raharja, Munawar
Kesmas Vol. 10, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengomposan dengan cacing tanah merupakan proses pembuatan kompos dengan melibatkan organisme makro cacing tanah. Kerja sama antara cacing tanah dengan mikroorganisme dapat memberi dampak pada proses penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme tersebut dibantu dengan keberadaan cacing tanah. Oleh karena bahan-bahan yang akan diurai oleh mikroorganisme telah diurai lebih dahulu oleh cacing, maka kerja mikroorganisme lebih efektif dan lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan cacing tanah terhadap lama waktu pengomposan sampah organik dari rumah tangga dengan menggunakan desain penelitian eksperimen. Objek penelitian adalah seluruh sampah organik dari rumah tangga yang diambil secara acak pada satu rumah tangga. Variabel penelitian adalah lama waktu pengomposan yang diukur setelah penambahan cacing tanah dan proses pengomposan selesai. Alat yang digunakan dalam penelitian berupa meteran, kalender, higrometer, dan penciuman (organoleptik). Analisis statistik menggunakan uji beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal, kesetaraan varians, dan tidak ada perbedaan antara lamanya waktu pengomposan dengan menggunakan atau tanpa menggunakan cacing tanah. Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara penggunaan cacing tanah dan lamanya waktu pengomposan sampah organik rumah tangga. Composting with earthworms is composting process by involving earthmacroorganism. Cooperation between earthworms and microorganisms may impact on decomposition process done by the microorganisms as assisted by the existence of earthworms. Because any materials to be decomposed by microorganisms had been decomposed by earthworms earlier, microorganisms would work more effectively and quickly. This study aimed to determine effects of using earthworms toward household organic waste composting length of time by using experimental design of study. The object of study was all organic waste taken randomly from one household. Variable of study was composting length of time measured after addition of earthworms and composting process completed. Tools used in this study were measuring tape, calendar, hygrometer and smelling sensory (organoleptic). Statistical analysis used differ test. Results of study showed data was normally distributed, equality of variance and no difference found between composting length of time with or without using earthworms. In conclusion, there is no relation found between the use of earthworms and the household organic waste length of time.