Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EKSTENSIFIKASI CUKAI KERTAS: POTENSI DAN DAMPAK PEREKONOMIAN DI INDONESIA Didik Purwanto; Bryan Habib Gautama; Anggi Prastyono; Nasutra
JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN CUKAI Vol. 7 No. 1 (2023)
Publisher : Unit Penerbitan Politeknik Keuangan Negara STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Target penerimaan Cukai selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Di sisi lain, penerimaan cukai paling besar didominasi oleh Cukai Hasil Tembakau sehingga diperlukan ekstensifikasi Barang Kena Cukai agar terjadi keseimbangan penerimaan cukai. Produk kertas merupakan salah satu barang yang memiliki potensi besar untuk dikenakan cukai karena sesuai dengan karakteristik Barang Kena Cukai yang diatur dalam Undang-Undang. Pengenaan kertas sebagai Barang Kena Cukai baru juga akan mendukung program pemerintah dalam gerakan ekonomi hijau. Tujuan penelitian ini untuk melihat sejauh mana potensi dan dampak ekstensifikasi cukai atas produk kertas terhadap perekonomian Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis Input-Output.  Hasil penelitian ini menerangkan bahwa produk kertas merupakan barang yang potensial sebagai barang kena cukai karena memenuhi karakteristik dalam Undang-undang. Pengenaan cukai atas produk kertas akan menghasilkan tambahan penerimaan negara sebesar 2,52%-7,56% dari target penerimaan cukai pada APBN 2023, sedangkan penurunan permintaan akhir terjadi sebesar 10,41%-31,23% dari total permintaan akhir industri kertas. Penurunan nilai tambah bruto terjadi sebesar 40,68% dari tambahan penerimaan cukai sehingga masih terdapat tambahan keuntungan sebesar 59,32%. Kesimpulannya, pengenaan cukai atas produk kertas di Indonesia perlu dipertimbangkan melihat penerimaan negara yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dampak ekonomi yang terjadi.
PERBANDINGAN PERAN SUMBER PERMODALAN SEBAGAI PENGUATAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) SEBELUM DAN SELAMA COVID-19 (2018 S.D 2021) Anggi Prastyono; Nasutra
Journal Publicuho Vol. 7 No. 1 (2024): February - April - Journal Publicuho
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35817/publicuho.v7i1.368

Abstract

The Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) have become one of Indonesia's economic sectors affected by Covid-19. The capital sources for MSMEs before and during COVID-19 (2018 to 2021) have presented two distinct situations, which we address in this study. The research aims to analyze the differing situations regarding the primary capital sources for MSMEs before and during COVID-19 (2018 to 2021). The research methodology involves a qualitative literature review utilizing data from articles on Google Scholar between 2018 and 2021 using the keyword "MSME capital sources," totalling 50 articles before and during COVID-19. The findings reveal that MSMEs, in the two situations, have distinct focuses on capital sources. Before COVID-19, MSMEs primarily relied on Banking Institutions for capital, while during COVID-19, they shifted focus towards non-banking institutions such as Fintech, Baitul Maalwat Tamwil, Venture Capital, Government, Personal Funds, Pawnshops, Credit Institutions, Cooperatives, State-Owned Enterprises (BUMN), and Village-Owned Enterprises (BUMDes). Furthermore, the role of funding from both banking and non-banking sources is crucial in supporting the sustainability of MSMEs.