Listyani Hidayati
Program Studi Ilmu Gizi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta; lh118@ums.ac.id (koresponden)

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Asupan dan Status Gizi Remaja Putri di Kabupaten Sukoharjo Talitha Miftah Raharjati; Listyani Hidayati; Muwakhidah Muwakhidah
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 14, No 3 (2023): Juli - September 2023
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf14319

Abstract

Malnutrition and excess nutrition can occur in children and adults, as well as in young women. This study aimed to determine the relationship between energy, protein, fat and carbohydrate intake and the nutritional status of adolescent girls. This research implemented a cross-sectional design, involving 200 young women in Sukoharjo Regency who were selected using a multistage sampling technique. Energy, protein, fat and carbohydrate intake data were measured using the Semi Quantitative Food Frequency Questioner (SQ-FFQ) method. Nutritional status was measured based on anthropometry, namely height and weight, then categorized based on body mass index indicators according to age. Hypothesis testing was carried out using Kendall's tau test. The results of the analysis showed that the intake in the good category for energy was 30%, protein intake was 34%, fat was 8%, and carbohydrates was 53.4%. The results of the correlation test show that the p value for each factor was energy = 0.056, protein = 0.086, fat = 0.060, and carbohydrates = 0.106. Furthermore, it was concluded that there was no significant relationship between energy intake and macronutrients consumed by adolescent girls and nutritional status.Keywords: energy intake; macronutrients; nutritional status; teenage girl ABSTRAK Kekurangan dan kelebihan gizi dapat terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa, demikian pula pada remaja putri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat dengan status gizi remaja putri. Penelitian ini menerapkan rancangan cross-sectional, yang melibatkan 200 remaja putri di Kabupaten Sukoharjo yang dipilih dengan teknik multistage sampling. Data asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat diukur dengan metode Semi Quantitative Food Frequency Questioner (SQ-FFQ). Status gizi diukur berdasarkan antropometri yaitu tinggi badan dan berat badan, kemudian dikategorikan berdasarkan indikator indeks massa tubuh menurut umur. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Kendall’s tau. Hasil analisis menunjukkan bahwa asupan dengan kategori baik pada energi sebesar 30%, asupan protein 34%, lemak 8%, dan karbohidrat 53,4%. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai p untuk masing-masing faktor adalah energi = 0,056, protein = 0,086, lemak = 0,060, dan karbohidrat = 0,106. Selanjutnya disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dan zat gizi makro yang dikonsumsi remaja putri dengan status gizi.Kata kunci: asupan energi; zat gizi makro; status gizi; remaja putri
Kejadian Anemia pada Masa Kehamilan sebagai Faktor Risiko Balita Stunting di Kota Surakarta Hasna Azzahra; Listyani Hidayati; Endang Nur Widiyaningsih
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 15, No 4 (2024): Oktober-Desember 2024
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf15444

Abstract

Anemia can be caused by maternal iron deficiency during pregnancy. Pregnant women who experience anemia are more likely to give birth to babies with low birth weight, who are more likely to experience stunting when they grow up. This study aimed to analyze the significance of anemia during pregnancy as a risk factor for stunting in toddlers. This study used a case-control design. The subjects of this study were 44 toddlers, both in the case group and the control group, who were taken using the multistage random sampling technique. In the groups, matching was carried out based on gender and age categories. Data on stunting incidence were obtained based on anthropometric data for height index according to age from each health center. History of anemia in pregnant women was obtained from the Maternal and Child Health book. Data were analyzed using the Chi-square test. The results of the analysis showed that children from mothers with a history of anemia experienced more stunting (52.3%) than mothers who did not experience anemia. During pregnancy, the average maternal hemoglobin level in the stunting group was 11.1 g/dL, while in the non-stunting group it was 11.9 g/dL. The p value was 0.001, so it was interpreted that there is a relationship between the incidence of anemia during pregnancy and the incidence of stunting. Pregnant women who experience anemia 4.9 times increase the risk of children experiencing stunting. Furthermore, it was concluded that anemia during pregnancy is a risk factor for stunting in toddlers.Keywords: anemia in pregnancy; toddlers; stunting ABSTRAK Anemia dapat diakibatkan oleh defisiensi zat besi ibu selama kehamilan. Ibu hamil yang mengalami anemia berpeluang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, yang lebih mungkin mengalami stunting ketika tumbuh dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis signifikansi anemia pada masa kehamilan sebagai faktor risiko kejadian stunting pada balita. Penelitian ini menggunakan desain kasus-kontrol. Subjek penelitian ini adalah 44 balita, baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol, yang diambil dengan teknik multistage random sampling. Pada kelompok kelompok dilakukan matching berdasarkan kategori jenis kelamin dan usia. Data kejadian stunting didapatkan berdasarkan data antropometri indeks tinggi badan menurut umur dari masing-masing puskesmas. Riwayat anemia pada ibu hamil didapatkan dari buku Kesehatan Ibu dan Anak. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil analisis menunjukkan bahwa anak dari ibu dengan riwayat anemia lebih banyak mengalami stunting (52,3%) daripada ibu yang tidak mengalami anemia. Selama kehamilan, rerata kadar hemoglobin ibu pada kelompok stunting adalah 11,1 g/dL, sedangkan pada kelompok non stunting adalah 11,9 g/dL. Nilai p adalah 0,001, sehingga diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan antara kejadian anemia pada masa kehamilan dan kejadian stunting. Ibu hamil yang mengalami anemia 4,9 kali meningkatkan risiko anak untuk mengalami stunting. Selanjutnya disimpulkan bahwa anemia pada masa kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya stunting pada balita. Kata kunci: anemia kehamilan; balita; stunting