Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan efisiensi adsorben fly ash dan dolomit yang berasal dari Sumatera Barat terhadap penyerapan methylene blue Desniorita Desniorita; Rita Youfa; Elda Pelita; Resi Levi Permadani; Anang Baharuddin Sahaq; Miftahurrahmah Miftahurrahmah
Jurnal Litbang Industri Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v13i1.8032.35-40

Abstract

Fly ash  merupakan limbah hasil pembakaran pabrik kelapa sawit yang mengandung silika dan mineral alkali yang dikenal sebagai komponen penting adsorben. Dolomit diketahui juga sebagai material sedimentasi karbonat yang memiliki kemampuan menyerap logam. Bahan baku utama yang digunakan untuk penelitian adalah fly ash  yang diperoleh dari Pabrik Kelapa Sawit Mutiara Agam di Provinsi Sumatera Barat, dolomit dari Kamang, dan methylene blue (MB) sebagai senyawa model limbah tekstil. Bahan tersebut dikalsinasi 900oC selama 4 jam, kemudian dihaluskan dan diayak agar ukuran partikel seragam. Adsorben dolomit dan fly ash dilakukan karakterisasi morfologi dan dilanjutkan dengan uji penyerapan pada larutan MB. Berdasarkan hasil uji penyerapan, adsorben fly ash memiliki efisiensi penyerapan tertinggi sebesar 99,236% dibandingkan dengan adsorben dolomit yaitu sebesar 46,9%.
The Effect of Excess Oxygen and Operating Temperature on Bioscrubber Performance in Reducing H2S Concentration in Biogas Rita Youfa; Dinda Asyifa
International Journal of Mathematics and Science Education Vol. 1 No. 4 (2024): November : International Journal of Mathematics and Science Education
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Matematika dan Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/ijmse.v1i4.93

Abstract

Bioscrubber merupakan separator yang dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi hidrogen sulfida (H2S) pada biogas. Permasalahan yang mempengaruhi kinerja bioscrubber diantaranya yaitu jumlah oksigen berlebih (excess oxygen) dan suhu yang tidak sesuai dengan kebutuhan operasi sehingga menyebabkan tidak maksimalnya kinerja bioscrubber dalam menurunkan konsentrasi hidrogen sulfida (H2S). Untuk meminimalisir permasalahan ini maka dilakukan analisa data terkait kebutuhan jumlah oksigen berlebih dan suhu operasi yang optimal. Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data secara langsung yaitu dengan pengambilan data produksi biogas di Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei yang kemudian dilakukan pengolahan data terkait kebutuhan excess oxygen dan suhu operasi pada proses separasi H2S. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa proses penurunan konsentrasi H2S menggunakan bioscrubber yang ada di PLTBg Sei Mangkei membutuhkan excess oxygen sebanyak 363,4% dari kebutuhan oksigen teoritis dan suhu operasi 38oC untuk dapat menurunkan konsentrasi H2S hingga 97,5%.