Kebutuhan akan kain dengan sifat tahan air banyak dibutuhkan dan banyak ditemukan pada produk tekstil. Sifat tersebut dapat dicapai dengan pengerjaan penyempurnaan tahan air. Zat yang banyak digunakan untuk proses tersebut adalah senyawa fluorokarbon. Penggunaan senyawa fluorokarbon secara terus menerus dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan manusia. Sebagai upaya dalam menurunkan dampak negatif yang ditimbulkan, maka dicarikan zat alternatif lain yang diharapkan mampu mengatasi keterbatasan tersebut yaitu senyawa parafin. Percobaan dilakukan dengan melakukan proses penyempurnaan tahan air pada kain kapas dan kain poliester menggunakan senyawa parafin dan fluorokarbon dengan variasi konsentrasi 30; 50; 70; dan 90 mL/L. Metode proses yang digunakan adalah pad-dry-cure. Evaluasi yang dilakukan meliputi uji siram, uji daya tembus udara, uji kekakuan kain serta sudut kontak. Hasil evaluasi pada kain yang diproses penyempurnaan tahan air menunjukkan bahwa konsentrasi optimum zat berbasis parafin diperoleh pada konsentrasi 70 mL/L. Nilai uji siram pada kain penyempurnaan tahan air menunjukan nilai sebesar 100 untuk nilai sebelum pencucian. Nilai uji siram setelah 5x pencucian didapatkan sebesar 50 untuk kapas dan 100 untuk kain poliester. Nilai uji sudut kontak pada kain kapas dengan konsentrasi fluorokarbon adalah 138,7 dan konsentrasi parafin adalah 128,3. Nilai daya tembus udara yang tidak berubah secara signifikan. Nilai kekakuan kain untuk kapas yaitu 10-38 kg/cm3 dan 4-35 kg/cm3 pada kain poliester. Hasil uji menunjukkan bahwa penggunaan zat berbasis parafin dapat dijadikan sebagai alternatif penggunaan fluorokarbon pada penyempurnaan tahan air.