Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GAYA BAHASA REPETISI LAGU KLASIK LAMPUNG DIALEK O DALAM KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGIS NFN Roveneldo
MABASAN Vol. 13 No. 2 (2019): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v13i2.252

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan tentang gaya bahasa perulangan, ungkapan dan makna kiasan, dan nilai-nilai luhur dalam lirik lagu klasik Lampung dialek O yang berjudul sanak aruk ‘anak yatim’. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Objek penelitian yaitu lagu klasik Lampung ciptaan Supirman yang berjudul sanak aruk ‘anak yatim’. Hasil analisis data dapat disimpulkan terdapat gaya bahasa perulangan atau repetisi epizeukis (semacam gaya bahasa, repetisi yang berupa perulangan langsung atas kata yang dipentingkan beberapa kali berturut-turut), dan repetisi simploke (gaya bahasa repitisi yang berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut). Ungkapan dan makna kiasan yang digunakan dalam lirik lagu ini adalah gaya bahasa perbandingan atau perumpamaan; seperti, ibarat, bak, dan penaka. Penggunaan repetisi memberikan pengaruh cukup kuat terhadap lirik lagu klasik Lampung dialek O seperti makna kesedihan, makna keikhlasan, makna  kesetiaan, makna cinta, dan  makna perubahan. Nilai-nilai luhur yang terdapat dalam lirik lagu ini adalah pandai memahami rahasia hidup, pandai memahami kehidupan dengan arif, dan mempertinggi budi pekerti.
KAJIAN MAKNA PADA AKSESORI PAKAIAN ADAT LAMPUNG PEPADUN (The Study of Semantics on Lampoong Pepadun Clothes Accessories) Roveneldo Roveneldo
Sirok Bastra Vol 6, No 2 (2018): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.343 KB) | DOI: 10.37671/sb.v6i2.137

Abstract

Penelitian ini membahas tiga hal, (1) apa saja nama dan makna aksesori pakaian adat Lampung Pepadun dikaji dari sisi semantik leksikal, (2) apakah makna sosial dan makna kultural dari aksesoris pakaian adat Lampung Pepadun dari sisi semiotic, dan (3) bagaimana sikap masyarakat Lampung terhadap eksisitensi pakaian adat Lampung Pepadun secara umum. Tujuan penelitian (1) mengetahui perkembangan pakaian adat Lampung pepadun, (2) memahami sikap masyarakat Lampung terhadap pakaian adat Lampung pepadun, dan (3) menelaah filosofi dan makna dalam pakaian adat Lampung pepadun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode kualitatif deskiptif, linguistik antropologi. Selanjutnya teori untuk mengupas penelitian ini memakai teori semantik leksikal dan teori simeotik. Hasil penelitian yang ditemukan, perkembangan pakaian adat Lampung pepadun sangat baik. Sikap masyarakat, bangga terhadap pakaian adat Lampung pepadun. Begitu juga masyarakat pengrajin aksesoris pakaian adat dan desainer terus berinovasi. Terdapat dua puluh kosa kata aksesori pakaian adat Lampung Pepadun, yaitu (1) sigor/siger, (2) kembang cempaka, (3) beringin tumbuh, (4) serajo bulan, (5) bulang taji, (6) bebe, (7) papan jajar, (8) gelang burung, (9) gelang kano, (10) gelang ruwi, (11) gelang bibit, (12) buah manggus, (13) kalung bulan temenggal, (14) sabik inuh, (15) sabik buluh perindu, (16) selempang pinang buah jukum, (17) bidak bekilas, (18) ikat pinggang bulu serati, (19) tapis jung satrat, dan (20) tanggai. This research discusses three things (1) what are the names and meanings of Lampung Pepadun traditional clothing accessories studied from the side of lexical semantics (2) What is the social meaning and cultural meaning of the accessories of the Lampung Pepadun traditional clothing in terms of semiotics (3) how the attitude of Lampung people for the existence of the Lampung Pepadun traditional clothing in general. The purpose of the study is (1) to know the development of Lampung pepadun traditional clothing. (2) to understand the attitude of the Lampung community towards Lampung pepadun traditional clothing (3) to examine the philosophy and meaning in Lampung traditional pepadun clothing. The method used in this study is descriptive qualitative methods with anthropology linguistic. Furthermore, the theory used to explore this research are lexical semantic theory and simeotic theory. The results of the research show that the development of Lampung traditional pepadun clothing is very good. The people of Lampung are proud of Lampung traditional clothing pepadun. Likewise, the crafters of traditional clothes accessories and designers continue to innovate. There are twenty vocabularies of Lampung Pepadun traditional clothing accessories, they are (1) sigor/siger, (2) kembang cempaka, (3) beringin tumbuh, (4) serajo bulan, (5) bulang taji, (6) bebe, (7) papan jajar, (8) gelang burung, (9) gelang kano, (10) gelang ruwi, (11) gelang bibit, (12) buah manggus, (13) kalung bulan temenggal, (14) sabik inuh, (15) sabik buluh perindu, (16) selempang pinang buah jukum, (17) bidak bekilas, (18) ikat pinggang bulu serati, (19) tapis jung satrat, dan (20) tanggai.
KORESPONDENSI BUNYI BAHASA LAMPUNG DIALEK TULANGBAWANG NFN Roveneldo
Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 6 No. 1 (2015): Jurnal Madah
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31503/madah.v6i1.170

Abstract

This research discusses the differences of vowel correspondences, vowel, and consonant variations of  Tulangbawang dialect of Lampung language in six research areas. The data collecting technique was conducted by applying dialectology method. Moreover, this research used the list of questions that listed in Swadeshs basic vocabularies. The result showed that there are differences in the linguistic elements in Lampung language which include the differences in phonology, morphology, and lexicon. In the phonological differences, it was found that there are one vowel correspondence, eleven vowel variations, and twenty three consonant variations. In general, vowel correspondence lies in the end of words, and the tendency of occurring is found in the research area 1, 3, 4, and 5. All research areas always have similarities but there are various changes for each correspondence in research area number six. In the morphological differences, there are differences in the form of suffixes namely correspondences. Besides, there are some lexical differences found in the six research areas.
Prosesi Perkawinan Adat Istiadat Lampung Pepadun: sebagai Bentuk Pelestarian Bahasa Lampung NFN Roveneldo
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 6, No 2 (2017): Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.687 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v6i2.265

Abstract

The existence of Lampung culture is very important to regard because the culture is a good culture strategy to maintain and develop Lampung language, that is by seeing and examining how the government apply the rules designed by the local government to retain one characteristic in the area, such as language and culture. This study is also conducted to find out how the development of Lampung language and the culture in Lampung province. The results in this study shows that language and culture is slowly eroded by the progression of time. Unfortunately, the education of Lampung language shows a lot of inequality in the learning process. This study uses a qualitative method to look at the use of language Lampung in customs procession that have lasted all this time. Afterwards, the researcher also look at and examine how the role of the government related to Lampung language and its culture,s including the teaching of Lampung language. AbstrakKeberadaan kebudayaan Lampung sangat penting untuk diperhatikan sebab kebudayaan tersebut adalah stategi kebudayaan yang sangat baik untuk memelihara, membina bahasa Lampung.  Melihat dan meneliti bagaimana pemerintah mengaplikasikan  Peraturan-peraturan yang di rancang oleh pemerintah daerah untuk mempertahankan salah satu ciri khas yang ada di daerah seperti bahasa dan kebudayaan. Penelitian ini juga  untuk mengetahui bagaimana perkembangan bahasa lampung dan kebudayaan yang ada di Provinsi Lampung. Hasil dalam penelitian ini bahwa bahasa dan kebudayaan perlahan-lahan terkikis oleh perkembangan waktu. Sungguh disayangkan kependidikan bahasa Lampung banyak ketimpangan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini mengunakan metode  kualitatif   dengan  melihat  pengunaan bahasa Lampung dalam acara prosesi  adat istiadat yang  telah  berlangsung  selama  ini. Kemudian melihat dan meneliti bagaimana peran pemerintah terkait bahasa daerah Lampung dan budaya di lihat juga dalam pengajaran bahasa Lampung.