Saat ini PT Rimau Energy Mining (PT REM) sedang melakukan aktivitas penambangan di Pit Bantai Napu dan berencana membuka Pit Barat Bantai Napu setelah aktivitas penambangan di Pit Bantai Napu selesai. Sebelumnya, PT REM sudah merancang desain untuk Pit Barat Bantai Napu. Namun karena adanya perubahan harga batubara dari Rp 920.765,00 per ton menjadi Rp 1.546.364,36 maka rancangan ini perlu diperhitungkan ulang untuk mencapai keuntungan yang lebih optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mencari batas penambangan optimal yang akan memberikan keuntungan terbaik di Pit Barat Bantai Napu PT REM. Metode perhitungan BESR dapat digunakan untuk merancang pit baru sehingga menghasilkan keuntungan yang optimal. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan perhitungan Break Even Stripping Ratio yang didapat dengan mencari harga jual batubara, total biaya produksi batubara serta total biaya overburden removal. Pit rancangan awal perusahaan memiliki SR 1 : 4,68 dengan cadangan batubara sebesar 1.037.015 ton. Sebelum adanya perubahan harga, keuntungan bersih untuk rancangan ini adalah sebesar Rp 349.322.765.754,75 dengan nilai BESR 4,16. Setelah adanya kenaikan harga batubara, keuntungan bersih rancangan ini menjadi Rp 978.616.012.791,58 dengan nilai BESR 9,84. Rancangan ultimate pit limit memiliki SR 1 : 7,90 dengan cadangan batubara sebesar 2.629.343 ton. Saat adanya kenaikan harga batubara, rancangan ini menjadi rancangan yang lebih optimal karena keuntungan bersihnya mencapai angka Rp 2.099.035.436.840,26. Hal ini menunjukkan bahwa dengan rancangan baru, profit PT REM naik 2,14 kali lipat dibanding pit rancangan awal perusahaan.