Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Description of Ownership of the MCH Handbook and Utilization of the MCH Handbook and the Nutritional Status of Toddlers in Pekanbaru City and Meranti District During the COVID-19 Pandemic Fitri Fitri
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 9 No 2 (2020): JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The mortality rate for mothers and children in Indonesia is still relatively high today. To reduce infant and under-five mortality, it is necessary to optimize the use of the MCH handbook by mothers with toddlers through family and community empowerment. The purpose of this study was to see an overview of the ownership of the MCH handbook and its use and to look at the nutritional status of toddlers in Pekanbaru City and Meranti Regency during the COVID-19 Pandemic. The research design was cross-sectional. The samples were toddlers aged 12-59 months, in Meranti Regency there were 340 samples and in Pekanbaru City there were 345 samples. The time of the research lasted for approximately 10 months from January to October 2022. This research was univariate with descriptive analysis. Ownership of the MCH handbook that can be demonstrated is 71.6% in Pekanbaru City and 98.2% in Meranti District. The percentage of ownership of the MCH handbook in Pekanbaru City and Meranti District is already above 70%. The nutritional status index based on body weight/age shows normal weight in Pekanbaru City as much as 87.7% and in Meranti Regency as much as 73.1%. The nutritional status index based on height/age shows normal height in Pekanbaru City as much as 75.1% and in Meranti Regency as much as 89.4%. The nutritional status index based on weight/weight shows normal nutrition in Pekanbaru City as much as 91.4% and in Meranti Regency as much as 86.2%. Ownership of the MCH handbook and utilization of the MCH handbook is very good in Pekanbaru City and Meranti District because the coverage percentage is above 70%. The nutritional status of toddlers based on the indices of weight/age, height/age and weight/pb is also above 80%.
Perbedaan Pengetahuan Gizi, Pola Makan dan Status Gizi pada Mahasiswa Gizi dan Non Gizi Poltekkes Kemenkes Riau Azizah Rosasabila; Fitri Fitri; Dewi Rahayu
NUTRIENT Vol. 2 No. 2 (2022): Nutrient: Jurnal Gizi
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MEDAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36911/nutrient.v2i2.1377

Abstract

Masalah gizi di Indonesia sangat beragam, selain di temukan adanya masalah kekurangan gizi terdapat juga masalah gizi lebih. Permasalah gizi lebih dan obesitas masih mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa permasalahan gizi di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan utama. Pada periode ini mahasiswa memerlukan asupan gizi yang seimbang. Akan tetapi karena terpengaruh pola diet yang tidak memperhatikan kecukupan gizi menyebabkan periode tersebut rentan terhadap pembatasan asupan makan. Pengetahuan yang baik mengenai gizi dapat mempengaruhi asupan makan seseorangan sehingga akan berdampak pula terhadap status gizinya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional yang dilakukan pada 66 mahasiswi tingkat 3 Poltekkes Kemenkes Riau, terdiri dari 33 mahasiswa gizi dan 33 mahasiswa keperawatan. Data yang diambil adalah data mengenai identitas diri dan kuesioner yang meliputi pengetahuan gizi, pola makan yang diperoleh dari food frequency questionnaire (FFQ), serta status gizi yg diperoleh dari berat badan dan tinggi badan. Analisa data menggunakan uji beda Mann Whitney antara kelompok mahasiswi gizi dan mahasiswi non gizi. Rerata skor pengetahuan gizi pada mahasiswi gizi sebesar 81.21, sedangkan non gizi sebesar 71.21. Sebesar 55,5% dari keseluruhan responden belum memiliki pola makan yang baik dan sebesar 68.2% dari keseluruhan responden memiliki status gizi yang baik. Uji beda: pengetahuan gizi (p=0.00), pola makan (p=0.621), dan status gizi (p=0.106). Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan gizi yang bermakna antara kelompok mahasiswi gizi dan non gizi. Sedangkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada pola makan dan status gizi.
PENDIDIKAN GIZI PADA IBU BALITA DI DESA RANAH SINGKUANG KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR Fitri Fitri; Lily Restusari
PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health Vol 1 No 3 (2022): Vol 1 No 3 (2022): PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36929/pitimas.v1i3.516

Abstract

Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Kabupaten Kampar merupakan salah satu kabupaten yang ditetapkan sebagai lokus stunting. Desa Ranah Singkuang adalah desa lokus stunting di Kabupaten Kampar. Pengetahuan ibu yang baik tentang gizi seimbang dan pola asuh yang tepat penting terutama bagi kualitas kesehatan balita dan merupakan salah satu dasar terjadinya perubahan perilaku ibu dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan balita. Namun, pengetahuan ibu balita masih kurang yang ditandai dengan mempunyai balita stunting sehingga perlu dilakukan kegiatan pendidikan gizi kepada ibu balita di Posyandu. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untukmemberikan pendidikan gizi pada ibu balita di Desa Ranah Singkuang Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan januari sd juli 2021. Metode yang digunakan adalah pelatihan pada kader posyandu, penerapan dan pelaksanaan pada kegiatan posyandu, pendampingan pada kader posyandu dan monitoring evaluasi yang dilakukan pada ibu kader dan ibu balita. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat pada ibu kader posyandu terjadi peningkatan persentase pengetahuan ibu kader yaitu dalam kategori pengetahuan baik dan pengetahuan cukup dan tidak ada lagi yang berpengetahuan kurang sedangkan peningkatan persentase pengetahuan ibu balita di desa ranah singkuang menunjukkan sudah berpengetahuan baik.