Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINGKAT KECEMASAN DAN KERAGUAN ORANGTUA DALAM PEMBERIAN VAKSIN COVID-19 PADA ANAK USIA 6-11 TAHUN Ni Putu Indah Kusumadewi Riandra; Putu Austin Widyasari Wijaya
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 5, No 3 (2023): JULI: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v5i3.19510

Abstract

Angka vaksinasi yang tinggi menjadi sangat penting dalam menciptakan herd immunity dalam pencegahan COVID-19. Faktor psikologis, kecemasan orangtua berkontribusi terhadap pemberian vaksinasi pada anak. Penelitian ini mengukur tingkat kecemasan dan keraguan pemberian vaksin COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun. Metode penelitian yaitu Studi observasional potong lintang pada orangtua anak sekolah dasar (SD) usia 6-11 tahun di Kuta. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data demografis, usia, jenis kelamin orangtua, status vaksinasi kedua orangtua, status sosial ekonomi keluarga, kontak dengan pasien COVID-19, keraguan orangtua dalam memberikan vaksin, serta faktor yang memengaruhi keraguan orangtua memberikan vaksinasi COVID-19 untuk anak. Kecemasan orangtua diukur dengan kuesioner PHQ-4. Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk narasi, tabel, dan grafik untuk menganalisis kecemasan dan keraguan orangtua terhadap pemberian vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun. Hasil Tingkat kecemasan umum pada orangtua bervariasi dari normal hingga berat, persentase normal 78,1%, ringan 19,4%, sedang 2,2% dan berat 0,3%. Skala kecemasan pemberian vaksin, yaitu tidak cemas 43,3%, ringan 39,4%, sedang 18,1% dan berat 8,3%. Skala keraguan pemberian vaksin, yaitu tidak ragu 36,7%, ringan 39,5%, sedang 16,7% dan berat 17,1%. Alasan mayoritas adalah mengenai efek samping yang mungkin terjadi pada anak (68,1%). Simpulan Tingkat keraguan dan kecemasan orangtua dalam memberikan vaksin COVID-19 pada anak bervariasi dari tidak cemas dan tidak ragu sampai dengan berat. Alasan yang mendasari adalah efek samping yang mungkin terjadi pada anak jika diberikan vaksin. 
Sosialisasi Peraturan Bersama (SKB) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pendampingan UKS pada Guru PAUD di Denpasar Putu Austin Widyasari Wijaya; Ni Putu Indah Kusumadewi Riandra
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arunavidya merupakan sekolah pendidikan anak usia dini yang tahun ini baru menyediakan jenjang pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar Arunavidya. Pada tingkat Sekolah Dasar (SD), Unit Kesehatan Sekolah atau UKS merupakan suatu unit yang wajib dimiliki dan diaktifkan oleh Sekolah Dasar berdasarkan Peraturan Bersama 4 Mentri (SKB) Unit Kesehatan Sekolah. Namun, PAUD Arunavidya belum memiliki unit UKS yang berperan dengan baik. karena kurangnya sarana dan prasarana, pelatihan pada SDM, dan serta monitoring dalam pelaksanaan UKS. Pada PAUD Arunavidya metode pembelajaran melibatkan baik kegiatan indoor dan outdoor. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari guru-guru di PAUD Arunavidya, kerap terjadi kecelakaan kecil pada anak-anak dan ditangani guru-guru menggunakan peralatan kotak P3K yang dimiliki sekolah, namun belum memadai. Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan suatu penyuluhan mengenai kewajiban UKS di Sekolah dan pendampingan dalam pembentukan serta pelaksanaan UKS sehingga dapat berperan secara optimal. PKM dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan mengenai Peraturan Bersama 4 Menteri mengenai UKS, penyuluhan mengenai Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K), serta pendampingan dalam pembentukan unit UKS sekolah. Kegiatan penyuluhan diikuti oleh seluruh guru dan staff sekolah dan pendampingan diikuti oleh guru penanggung jawab UKS. Setelah penyuluhan didapatkan peningkatan pengetahuan mengenai UKS dan P3K oleh guru dan staff serta terbentuknya unit UKS sekolah.