Fertilization is a crucial factor in meeting the nutritional needs of plants, especially involvin balanced organic and inorganic fertilizers to maintain soil fertility and agroecosystem balance for agricultural sustainability. As a significant crop in consumption and having high economic potential, water gourd is the research focus. This research explores the impact of varying doses of NPK compound fertilizer and liquid organic fertilizer on the growth and production of water gourds. The experiment was conducted in Sugihwaras Hamlet, Babadan Village, Patianrowo District, Nganjuk Regency, from May to July 2022. The experimental design was a Randomized Group (RAK) with two factors. The first factor is the dosage of NPK compound fertilizer (g/plant), which consists of 3 levels, namely 40 (P1), 50 (P2), and 60 (P3). The second factor is the dose of POC Phonska Oca (ml/plant), consisting of 3 levels, namely 5 (O1), 7.5 (O2), and 10 (O3). Observation data was analyzed using variance; if the results showed a significant effect, the Least Significant Difference (LSD) test was continued at the 5% level. From this research, the combination of treatments between doses of NPK compound fertilizer and POC Phonsa Oca had no significant effect on all variables observed. Treatment with a compound fertilizer dose of 50 gr NPK/plant (P2) gave the highest plant length (615.11 cm) and the highest number of fruit (13.67 fruit). Meanwhile, POC Phonska Oca with a dose of 10 ml/plant (O3) produced the highest plant length namely 596.93 cm, and POC Phonska Oca with a dose of 7.5 ml/plant (O2) produced the most fruit, namely 12. Treatment of NPK compound fertilizer and POC Phonska Oca with various Pemupukan merupakan faktor krusial dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman, khususnya melibatkan pemupukan organik dan anorganik secara seimbang untuk menjaga kesuburan tanah dan keseimbangan agroekosistem demi keberlanjutan pertanian. Labu air, sebagai tanaman signifikan dalam konsumsi dan memiliki potensi ekonomi tinggi, menjadi fokus penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dampak dari variasi dosis pupuk majemuk NPK dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi labu air. Percobaan dilakukan di Dusun Sugihwaras, Desa Babadan, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk, pada bulan Mei hingga Juli 2022. Rancangan percobaan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor. Faktor yang kesatu adalah dosis pupuk majemuk NPK (g/tanaman), terdiri 3 level, yaitu: 40 (P1); 50 (P2); 60 (P3). Faktor kedua adalah dosis POC Phonska Oca (ml/tanaman), terdiri 3 level, yaitu: 5 (O1); 7,5 (O2); 10 (O3. Data pengamatan dianalisis dengan sidik ragam, seandainya hasilnya menunjukkan pengaruh yang signifikan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Dari penelitian tersebut menghasilkan kombinasi perlakuan antara dosis pupuk. majemuk NPK dan POC Phonsa Oca tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel yang diamati. Perlakuan dosis pupuk majemuk NPK 50 gr/tanaman (P2) memberikan panjang tanaman tertinggi (615,11 cm) dan jumlah buah tertinggi (13,67 buah). Sementara itu, POC Phonska dengan dosis 10 ml/tanaman (O3) menghasilkan panjang tanaman tertinggi yaitu 596,93 cm, dan POC Phonska Oca dengan dosis 7,5 ml/tanaman (O2) menghasilkan buah terbanyak yaitu 12 buah. Perlakuan pupuk majemuk NPK dan POC Phonska Oca dengan berbagai variasi dosis menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan terhadap berat, panjang, dan diameter buah labu air.