Supandji
Universitas Kadiri

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kajian Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Ayam dan Macam Varietas terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa L.) pada Sistem Tanam Benih Langsung Dian Wahyudi; Saptorini; Supandji; Nugraheni Hadiyanti; Luluk Yuliana
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 2 (2023): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i2.4719

Abstract

Land and plant productivity can be increased through organic fertilization and superior varieties. This study aims to determine the effect of a combination of doses of chicken manure and various varieties on the growth and production of rice plants in direct seed planting systems. An experimental trial was conducted in Gandusari Village, Gandusari District, Trenggalek Regency, from November 2021 to January 2022. The research design was a two-factor Randomized Block Design (RBD) with three repetitions. The dose of chicken manure, as the first factor, consisted of 2 kg/plot (D1), 4 kg/plot (D2), and 6 kg/plot (D3). Rice variety, as the second factor, consisted of IR-64 (V1), Ciherang (V2), and Membramo (V3). The data were analyzed using variance and continued with the Least Significant Difference (LSD) test at the 5% level if the results differed significantly. The results showed that the combination of chicken manure doses and rice varieties significantly affected plant height at 65 HST, panicle length at 65 and 79 HST, 1000 grain weight, and grain production. Variable plant height at 25 and 45 HST, number of tillers at 45 and 65 HST, number of panicles, and number of grains at 65 HST, and harvested dry unhusked grain production showed significant differences due to the doses of chicken manure. Types of rice varieties showed significant differences in plant height at 25 and 45 HST, number of panicles, and number of grains at 65 HST, as well as dry grain production per plot. The recommended treatment combination in the direct seed planting system of rice cultivation is a dose of 4 kg plot-1 and membrane variety (D2V3). Produktivitas lahan dan tanaman dapat ditingkatkan melalui pemupukan organik dan penggunaan varietas unggul. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui pengaruh kombinasi dosis pupuk kandang ayam dan macam varietas terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi pada sistem tanam benih langsung. Percobaan eksperimental telah dilaksanakan di lahan Desa Gandusari, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek pada Nopember 2021 sampai Januari 2022. Rancangan penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor dengan tiga kali pengulangan. Dosis pupuk kandang ayam sebagai faktor pertama, terdiri atas: 2 kg/petak (D1), 4 kg/petak (D2), dan 6 kg/petak (D3). Varietas padi sebagai faktor kedua, terdiri atas: IR-64 (V1), Ciherang (V2), dan Membramo (V3). Data dianalisis dengan sidik ragam, dan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5% apabila hasil berbeda nyata. Hasil penelitian adalah kombinasi dosis pupuk kandang ayam dan macam varietas padi berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman umur 65 HST, panjang malai umur 65, dan 79 HST, berat 1000 butir, serta produksi gabah. Variabel tinggi tanaman umur 25, dan 45 HST, jumlah anakan umur 45, dan 65 HST, jumlah malai dan jumlah bulir umur 65 HST, serta produksi gabah kering panen menunjukkan perbedaan nyata karena perlakuan dosis pupuk kandang ayam. Macam varietas padi menunjukkan perbedaan nyata terhadap tinggi tanaman umur 25 dan 45 HST, jumlah malai dan jumlah bulir umur 65 HST, serta produksi gabah kering panen per petak. Kombinasi perlakuan yang disarankan dalam budidaya tanaman padi sistem tanam benih langsung adalah dosis 4 kg petak-1 dan varietas membramo (D2V3).
Tingkat Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Cair dari Limbah Dapur dan Variasi Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan Awal Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Dektiyansyah Nusantara Sukoco; Junaidi; Supandji
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 4 No. 1 (2024): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v4i1.5268

Abstract

Excessive use of inorganic fertilizers is the main factor hampering the increase in sugarcane production in Indonesia. As an alternative solution, compost from municipal waste is used as organic fertilizer to stimulate the growth of sugar cane plants. This research aims to evaluate the relationship between variations in planting distance and dosage of processed kitchen waste compost products on the development of sugar cane seedlings. The research results showed that planting at a distance of 33 x 33 cm (J1) produces more optimal plant growth, including plant height, number of leaves, stem diameter, and number of tillers, compared to planting at other distances. On the other hand, administering a liquid organic fertilizer dose of 15 ml/plant (D2)gave t he best results for growth in plant height, number of leaves, stem diameter, and number of tillers. Observations on leaf area also showed that at 9 weeks after planting, planting at a distance of 33 x 33 cm (J1) had a more optimal leaf area. Giving a dose of liquid organic fertilizer of 15 ml/plant (D2) also produced optimal leaf area at that age. Root development is also influenced by variations in planting distance and the amount of liquid organic fertilizer applied. Planting at a distance of 33 x 33 cm (J1) and without applying liquid organic fertilizer (D0) resulted in better root length and number at 9 weeks after planting. The optimal combination to increase the growth of sugarcane seedlings is planting at a distance of 33 x 33 cm (J1) and applying liquid organic fertilizer of 15 ml/plant (D2). The use of organic fertilizer, such as municipal waste compost, can be a solution to reduce dependence on inorganic fertilizer and sustainably increase sugarcane production.    Pemanfaatan pupuk anorganik yang terlalu banyak merupakan faktor utama yang menghambat peningkatan produksi tebu di Indonesia. Sebagai solusi alternatif, kompos dari sampah kota digunakan sebagai pupuk organik untuk merangsang pertumbuhan tanaman tebu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keterkaitan antara variasi jarak tanam dan dosis produk olahan kompos limbah dapur terhadap perkembangan bibit tebu. Hasil riset menunjukkan bahwa penanaman dengan jarak 33 x 33 cm (J1) menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih optimal, termasuk tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah anakan dibandingkan dengan penanaman dengan jarak lainnya. Sebaliknya, pemberian dosis pupukorganik cair sebanyak 15 ml/tanaman (D2)  memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah anakan. Observasi terhadap luas daun juga menunjukkan bahwa pada usia 9 minggu setelah penanaman, penanaman dengan jarak 33 x 33 cm (J1) memiliki luas daun yang lebih optimal.Pemberian dosis pupuk organik cair 15 ml/tanaman (D2) juga menghasilkan luas daun yang optimal pada usia tersebut. Pengembangan akar juga dipengaruhi oleh variasi jarak tanam dan jumlah pupuk organik cair yang diberikan. Penanaman dengan jarak 33 x 33 cm (J1) dan tanpa pemberian pupuk organik cair (D0) menghasilkan panjang dan jumlah akar yang lebih baik pada usia 9 minggu setelah tanam. Kombinasi optimal untuk meningkatkan pertumbuhan bibit tebu terlihat pada penanaman dengan jarak 33 x 33 cm (J1) dan pemberian pupuk organik cair sebanyak 15 ml/tanaman (D2). Penggunaan pupuk organik seperti kompos sampah kota dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk anorganik dan meningkatkan produksi tebu secara berkelanjutan. 
Pertumbuhan dan Produksi Mentimun (Cucumis sativus L.) akibat Perlakuan Dosis dan Waktu Aplikasi Pupuk Organik Cair Air Limbah Ikan Lele Nanda Widyawati Ayuningtyas; Supandji; Saptorini; Nugraheni Hadiyanti; Wahyu Widiyono
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 4 No. 1 (2024): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v4i1.5277

Abstract

Using liquid organic fertilizer from catfish wastewater is an attractive alternative to increase crop yields. This research is intended to investigate the growth and production of cucumbers, which are influenced by the combination of dose and time of application of liquid organic fertilizer (POC) from catfis wastewater. The experiment was realized from May to July 2022 in Ngantru Village, Trenggalek Regency. The research design was a factorial, Completely Randomized Design (CRD) and 3 repetitions. The treatment tested was the POC dose of catfish waste (D), with 3 levels: 300 ml/polybag/application, 400 ml/polybag/application, and 500 ml/polybag/application. Another treatment was the POC (A) application time, with 3 levels: 3, 5, and once every 7 days. Observation variables were weight and number of fruits per plant, length, and diameter of fruit, number of leaves, and plant length. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA), and results that showed significant differences were tested further with the Least Significant Difference(LSD ) at a significance level of 5%. The interaction between dose and time of application of liquid organic fertilizer (POC) from catfish wastewater showed a significant difference in plant length at 14 and 21 days after planting (DAT). The use of POC doses from catfish wastewater specifically significantly affected the number of leaves at 21 DAT and the length of cucumber fruit. However, separately, the treatment dose and time of administration of POC from catfish wastewater did not significantly affect the number, diameter, and weight of cucumber fruit.   Dalam upaya meningkatkan hasil tanaman, penggunaan pupuk organik cair dari limbah air ikan lele menjadi alternatif yang menarik. Penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki pertumbuhan dan produksi mentimun yang dipengaruhi oleh kombinasi dosis dan waktu pemberian pupuk organik cair (POC) dari air limbah ikan lele. Percobaan terealisasi pada bulan Mei sampai Juli 2022 di Kelurahan Ngantru, Kabupaten Trenggalek. Rancangan penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dan 3 kali pengulangan. Perlakuan yang diujikan adalah dosis POC limbah ikan lele (D), dengan 3 level, yaitu: 300 ml/polybag/aplikasi, 400 ml/polybag/aplikasi, dan 500 ml/polybag/aplikasi. Perlakuan lainnya adalah waktu aplikasi POC (A), dengan 3 level, yaitu: 3; 5; dan 7 hari sekali. Variabel pengamatan yaitu berat, dan jumlah buah per tanaman, panjang, dan diameter buah, jumlah daun, serta panjang tanaman. Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA), dan hasil yang menunjukkan perbedaan signifikan diuji lebih lanjut dengan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada tingkat signifikansi 5%. Interaksi antara dosis dan waktu pemberian pupuk organik cair (POC) dari air limbah ikan lele menunjukkan perbedaan signifikan terhadap panjang tanaman pada umur 14 dan 21 hari setelah tanam (HST). Penggunaan dosis POC dari air limbah ikan lele secara khusus berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 21 HST dan panjang buah mentimun. Namun, secara terpisah, perlakuan dosis dan waktu pemberian POC dari air limbah ikan lele tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah, diameter, dan berat buah mentimun
Pertumbuhan dan Produksi Melon (Cucumis melo L.) pada Perlakuan Pupuk Organik Cair (POC) Sampah Dapur dan Bakteri Paenibacillus polymyxa Haryanti Ikawati; Junaidi; Supandji; Nugraheni Hadiyanti
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 4 No. 2 (2024): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v4i2.5705

Abstract

Applying organic fertilizer in crop cultivation aims to increase crop production and the sustainability of agricultural businesses. The experiment aimed to analyze the combination of POC treatment of kitchen waste and Paenibaccilus polymyxa bacteria on the growth and production of melon (Cucumis melo L.). The trial location is in Sugihan Village, Kampak District, Trenggalek Regency, from April to June 2024. The environmental design was a factorial, Complete, Randomized Block Design with four repetitions. Treatment of kitchen waste POC dosage is the first factor, namely 0 ml/plot (O1), 100 ml/plot (O2), and 200 ml/plot (O3). The second factor is the dose of Paenibacillus polymyxa bacteria: 30 ml/plot (P1), 40 ml/plot (P2), and 50 ml/plot (P3). Observation variables include plant length, number of leaves, fruit weight, and fruit diameter. Data analysis uses analysis of variance (ANOVA), followed by the 5% Least Significant Difference (LSD) test if the results show significant differences. The combination treatment dose of 200 ml kitchen waste POC and 50 ml Paenibacillus polymyxa/plot (O3P3) significantly affected the length of melon plants aged 21 and 28 HST and the weight of melon fruit. Treatment with POC doses of kitchen waste significantly affected plant length at 14 and 35 HST, number of leaves, and fruit diameter. The use of Paenibacillus polymyxa bacteria significantly affected plant length at 14 DAP, number of leaves, and diameter of melon fruit. Aplikasi pupuk organik dalam budidaya tanaman bertujuan meningkatkan produksi tanaman, dan keberlanjutan usaha pertanian. Percobaan bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan dan produksi (Cucumis melo L.) akibat kombinasi perlakuan POC sampah dapur dan bakteri Paenibaccilus polymyxa. Lokasi percobaan di Desa Sugihan, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek pada bulan April sampai Juni 2024. Rancangan lingkungan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap faktorial dan empat kali pengulangan. Aplikasi dosis POC sampah dapur sebagai faktor pertama, yaitu: 0 ml/petak (O1), 100 ml/petak (O2), 200 ml/petak (O3). Faktor kedua adalah dosis bakteri Paenibacillus polymyxa: 30 ml/petak (P1), 40 ml/petak (P2), 50 ml/petak (P3). Variabel yang diamati adalah panjang tanaman, berat, dan diameter buah, serta jumlah daun. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA), apabila hasil berbeda secara signifikan terus dilakukan uji lanjutan Beda Nyata Terkecil (BNT) 5%. Interaksi aplikasi POC limbah dapur dosis 200 ml dan Paenibacillus polymyxa dosis 50 ml/petak (O3P3) menghasilkan perbedaan signifikan terhadap berat buah melon serta panjang tanaman melon umur 21, dan 28 HST. Aplikasi POC sampah dapur dengan dosis berbeda memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah daun, diameter buah, serta panjang tanaman umur 14 dan 35 HST. Penggunaan bakteri Paenibacillus polymyxa berpengaruh secara nyata terhadap diameter buah melon, jumlah daun, dan panjang tanaman umur 14 HST.
Hubungan antara Durasi Penyimpanan Umbi dan Kinerja Pertumbuhan serta Hasil Dua Varietas Bawang Merah M. Anio Arista Mandala; Supandji; Saptorini; Devina Cinantya Anindita; Aptika Hana Prastiwi Nareswari
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 4 No. 2 (2024): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v4i2.5710

Abstract

Bulb storage is a crucial post-harvest treatment in shallot (Allium ascalonicum L.) farming because suboptimal storage duration can reduce the quality of the bulbs, making them difficult to replant. Identifying the optimal storage duration specifically for shallots can be apractical guide for farmers in increasing shallot productivity. In addition, understanding the effects of storage on the quality and suitability of shallot bulbs can be used to minimize losses due to improper storage. This study aims to evaluate the effect of bulb storage duration on the growth performance and yield of two shallot varieties, namely Bauji and Thailand. The study used a two-factor, completely randomized design (CRD). The first factor was the duration of bulb storage (30, 45, and 60 days), and the second was the shallot variety (Bauji and Thailand). Each treatment was designed as a combination of storage duration and variety, resulting in 6 treatment combinations. The results showed that the Thai variety, with a storage duration of 45 days, produced the best growth and yield compared to other treatments. The Bauji variety showed less than optimal results at all storage durations, especially at 60 days of storage. This study concludes that Thai varieties and 45 days of storage duration are the best combination to obtain optimal shallot harvests.   Penyimpanan umbi merupakan perlakuanpascapanen yang krusial dalam pertanian bawang merah (Allium ascalonicum L.), karena durasi penyimpanan yang tidak optimal dapat menurunkan kualitas umbi sehingga sulit ditanam kembali. Identifikasi durasi penyimpanan optimal yang spesifik untuk bawang merah dapat menjadi panduan praktis bagi petani dalam meningkatkan produktivitas bawang merah. Selain itu, pemahaman mengenai efek penyimpanan terhadap kualitas dan kelayakan tanam umbi bawang merah dapat digunakan untuk meminimalisir kerugian akibat penyimpanan yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh durasi penyimpanan umbi terhadap kinerja pertumbuhan dan hasil panen dua varietas bawang merah, yaitu Bauji dan Thailand. Penelitian dilaksanakan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama berupa durasi penyimpanan umbi (30, 45, dan 60hari) serta faktor kedua adalah varietas bawang merah (Bauji dan Thailand).Setiap perlakuan dirancang dalam bentuk kombinasi dari durasi penyimpanan dan varietas sehingga diperoleh 6 kombinasi perlakuan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Thailand dengan durasi penyimpanan 45 hari menghasilkan pertumbuhan dan hasil panen terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Varietas Bauji menunjukkan hasil yang kurang optimal pada semua durasi penyimpanan, terutama pada penyimpanan 60 hari. Kesimpulan penelitian ini adalah varietas Thailand dan durasi penyimpanan 45 hari merupakan kombinasi terbaik untuk mendapatkan hasil panen bawang merah yang optimal.