Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Antara Kepadatan Hunian Dalam Rumah Dengan Kejadian ISPA di WIlayah Kerja Puskesmas Kelurahan Joglo I, Jakarta Barat Periode 12 - 14 Januari 2009 Donatila Mano Sawa; Embong Wicaksono; Felicia Listiyani; Maya Maya; Iwan Halim
Ebers Papyrus Vol. 15 No. 3 (2009): EBERS PAPYRUS
Publisher : Medical Faculty Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

lnfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang menempati urutan tertinggi di Puskesmas Kelurahan Joglo I tahun 2008. Di wilayah Puskesmas Kelu­ rahan Joglo I tingkat kepadatan hunian diperkirakan mencapai 60%, di mana masih banyaknya rumah yang berukuran kecil yang dihuni oleh banyak anggota keluarga.  Faktor risiko untuk kejadian ISPA pada balita yang tinggal di hunian padat adalah 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan balita yang tinggal di hunian tidak padat. Penelitian ini dilaku­ kan  untuk mengetahui hubungan kepadatan hunian dalam rumah terhadap kejadian ISPA, bagaimana kepadatan hunian dan jumlah penduduk yang menderita ISPA yang tinggal di hunianpadatwilayah Puskesmas Kelurahan Joglo I. Desain penelitian yang dilakukan adalah analitik cross sectional dan dilakukan terhadap 154 responden dari semua golongan usia yang datang ke balai pengobatan umum dan yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Joglo I pada tanggal 12-14 Januari 2009. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive non-random sampling dan responden diwawancarai dengan kuesioner mengenai jumlah penghuni, luas lantai bangunan, riwayat batuk-batuk lama, serta riwayat perokok dalam rumah. Dari 154 responden, terdapat 42 (27,27%) balita dimana 20 balita (47,62%) di antaranya tinggal di hunian padat dan 12 balita (60%) diantaranya menderita ISPA. Sedangkan dari 58 responden yang tinggal di hunian padat terdapat 41 (70,69) responden yang menderita ISPA. Hasil uji statistik chi square menunjukkan ada hubungan bermakna (x2=17.54; p-value<0,0005) antara kepadatan hunian dalam rumah dengan kejadian ISPA dimana penduduk yang tinggal di hunian padat mempunyai risiko 1,99 kali lebih besar (PRR=1,99) daripada yang tinggal di hunian tidak padat.
Patterns of Changes in C-Reactive Protein (CRP) in Patients Performed Intestinal Anastomosis Resection Embong Wicaksono; Sarup Singh
Sriwijaya Journal of Surgery Vol. 1 No. 2 (2018): Sriwijaya Journal of Surgery
Publisher : Surgery Department, Faculty of Medicine Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.407 KB) | DOI: 10.37275/sjs.v1i2.7

Abstract

ABSTRACT Introduction. C-reactive protein (CRP) is used as a marker of intestinal anastomosis leakage, its short half-life can be used as a predictor of intestinal anastomosis leakage. This study aimed to determine the pattern of increased preoperative and postoperative CRP in all patients undergoing bowel grafting. Methods. This was an observational analytic study with a prospective cohort design of 20 patients undergoing intestinal anastomosis. Comparative analysis using the unpaired t-test, man whitney test and fisher test. Results. The mean preoperative CRP serum up to the sixth postoperative day in the leakage group was higher than non-leakage, but there were no significant differences between the two groups (ppreop = 0.852; pPOH1 = 0.791; pPOH2 = 0.634; pPOH3 = 0.507; pPOH4 = 0.534; 0.507; pPOH5 = 0.506; pPOH6 = 0.595). CRP cut-off values >170 mg / L on the second postoperative day had the maximum sensitivity (67%) and specificity (65%) in knowing the risk of anastomotic leakage. Conclusion. An increase in CRP levels up to the third postoperative day is a marker of anastomotic leakage. CRP cut-off values> 170 mg / L on the second postoperative day have maximum sensitivity and specificity.