Gatot Sukmara, Gatot
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kajian Analisis Struktur Jembatan Gantung Pejalan Kaki Asimetris Ganda (Hal. 32-42) Arifin, Altie Santika; Herbudiman, Bernardinus; Sukmara, Gatot
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 4: Desember 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.201 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i4.32

Abstract

ABSTRAKKeberadaan jembatan sangat membantu perkembangan ekonomi penduduk, karena terhubungnya satu wilayah dengan wilayah lainnya. JUDESA (Jembatan Untuk Pedesaan Asimetris) adalah jembatan gantung yang dikembangkan oleh Puslitbang Jalan Jembatan, didesain tipikal dapat mengakomodasi kebutuhan panjang jembatan dengan bentang 30 m hingga 120 m. Terdapat dua tipe JUDESA yaitu asimetris tunggal dan asimetris ganda. Penelitian ini mengkaji JUDESA asimetris ganda dengan bentang 120 m. Perubahan geometrik pada jembatan gantung memberi efek yang signifikan dalam aspek kekuatan struktur.  Pada penelitian ini diajukan alternatif konfigurasi batang penggantung dengan menggunakan dimensi dan mutu yang sama. Konfigurasi 1 menempatkan batang penggantung dengan jarak 2m sepanjang setengah bentang dan konfigurasi 2 menempatkan batang penggantung sepanjang bentang dengan jarak pisah 4m.  Pemodelan dan perencanaan jembatan gantung menggunakan SAP2000 ver.20. Dari hasil pemodelan dan pengecekkan, didapatkan konfigurasi model 2 menunjukan perilaku struktur yang lebih baik dengan beberapa parameter yang dijadikan acuan.Kata Kunci: jembatan gantung, asimetris ganda, konfigurasi batang penggantung ABSTRACTThe existence of the bridge is very helpful economic development of the population, because the connected one region with other areas. JUDESA (Jembatan Untuk Pedesaan Asimetris) is a suspention bridge that developed by Puslitbang Jalan Jembatan, designed to accommodate a tyipical bridge with span 30 m to 120 m. In this study will analysis double asymmetrical bridge with span 120 m. Changes of geometric have a significant effect on the suspention bridge. Type 1 have the configuration that hanger placed in every 2 m on the half-sapan. Type 2 have the configuration that hanger places ini every 4 m along the span. This suspention bridge modeling by used SAP2000 ver. 20. From the modeling and analysis, type 2 shows that configuration give the better structure performance with the parameter that used.Keywords: suspention bridge, double asymmetric, configuration of hanger
Studi Evaluasi Hubungan Defleksi Jembatan Akibat Perubahan Jenis Kabel dan Bentang pada Jembatan Suspension (Hal. 66-77) Firdausi, Infira Kamiliana; Herbudiman, Bernardinus; Sukmara, Gatot
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 4: Desember 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.331 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i4.66

Abstract

ABSTRAKStruktur kabel pada jembatan suspension berperan sebagai pemikul utama beban pada jembatan. Perbedaan jenis kabel akan memengaruhi nilai defleksi, tegangan kabel, dan tegangan pada gelagar. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dilakukan studi evaluasi terhadap nilai defleksi jembatan berdasarkan variasi jenis kabel dan variasi panjang bentang. Jenis kabel yang digunakan adalah IWRC 6×36, Spiral Strand Rope, dan Locked-coil Rope dengan bentang 80 meter, 160 meter, dan 200 meter. Sistem pembebanan pada model struktur mengacu pada Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.02/SE/M/2010. Analisis struktur menggunakan program aplikasi SAP2000 versi 14. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada bentang ≤ 80 meter tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga jenis kabel. Pada bentang 80 meter hingga 160 meter jenis kabel Spiral Strand dan Locked-coil mampu memberikan hasil defleksi yang lebih kecil daripada kabel IWRC 6×36. Sedangkan pada bentang 160 meter hingga lebih dari 200 meter jenis kabel yang paling efektif untuk digunakan adalah jenis kabel Locked-coil.Kata kunci: jembatan pejalan kaki, jembatan suspension, defleksi, jenis kabel ABSTRACTCable structure on suspension bridge act as the main support of the load on the bridge. The difference in the type of cable will affect the value of deflection, tension of cable, and the tension of girder. Due to that condition, then an evaluation study of bridge deflection value based on variation of cable type and span length was performed. Type of cables used are IWRC 6×36, Spiral Strand Rope, and Locked-coil Rope, while the variation of the span are 80 meters, 160 meters, and 200 meters. The load system on the bridge structure model referring to “Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.02/SE/M/2010”. The analysis using 14th version of SAP 2000 aplication. The result of analysis shows that in the span less than 80 meters there are no such a significant  differences between the three types of cable. In the span of 80 meters to 160 meters, Spiral Strand and Locked-coil profide smaller deflection. While in the span of 160 meters to more than 200 meters, the most effective cable is Locked-coil cable.Keywords: pedestrian bridge, suspension bridge, deflection, cable type
EVALUASI PERFORMA JEMBATAN GANTUNG TIPE SUSPENDED PEJALAN KAKI DENGAN LANTAI KACA BERDASARKAN UJI PEMBEBANAN STATIS Nugraha, Widi; Subrata, Budi; Permadi, Indra Sidik; Sukmara, Gatot; Chairulloh, Achmad Riza; Triwibowo, Hari; Saripudin, Umar
Jurnal Jalan Jembatan Vol 40 No 1 (2023)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58499/jatan.v40i1.1163

Abstract

The Glass Bridge of Bromo is a suspended type of footbridge with a structural glass floor that was built by the Ministry of Public Works and Public Housing in the Bromo Tengger Semeru National Park, East Java, Indonesia. The bridge was built to provide a unique experience for visitors by allowing them to enjoy the beautiful scenery around Mount Bromo from the transparent floor of the bridge. The use of structural glass as a bridge floor needs to be tested for safety and comfort aspects by testing the load on the structural glass floor segment and the entire bridge structure. Load testing aims to determine whether the bridge is capable of withstanding the load that will pass over it, in this case, pedestrian load. In this study, load testing was carried out on the Glass Bridge of Bromo with an operational planned load of around 100 pedestrians. The load was converted to 240 sandbags with a weight of approximately 35 kg each. The maximum bridge response due to the largest test load was a vertical deformation of 72.70 mm over the entire span, maximum cable force of 19.84 tons, and steel frame stress of the glass floor system of 125.96 MPa. The structural response due to the measured load was well-modeled using the structure model used in this study, allowing for simulation of larger loads for service load evaluation. The analysis results show that the Glass Bridge of Bromo is safe to use with a service load restriction of up to 400 kg/m2. Additionally, the bridge has relatively small deformations compared to the allowable deformation, thus meeting comfort criteria.
MODIFIKASI SISTEM KABEL UTAMA UNTUK MENINGKATKAN KEKAKUAN STRUKTURAL JEMBATAN GANTUNG (MODIFICATION OF MAIN CABLE SYSTEM FOR INCREASING STRUCTURAL STIFFNESS OF SUSPENSION BRIDGES) Tristanto, Lanneke; Sukmara, Gatot
Jurnal Jalan Jembatan Vol 33 No 1 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Jembatan gantung terdiri dari elemen utama mendasar : kabel utama, gelagar pengaku, menara dan blok angkur Sistem kabel utama memikul beban terbagi merata simetris melalui bentuk parabolic klasik sehingga tidak terjadi defleksi, sedangkan fleksibilitas lentur akibat beban hidup antimetris dipikulkan pada gelagar pengaku. Makalah  ini menjelaskan cara modifikasi sistem kabel utama untuk mengurangi fleksibilitas lentur dan defleksi akibat beban hidup antimetris dan demikian meningkatkan kekakuan struktural . Cara pertama adalah sistem kelem kabel utama tunggal di tengah bentang yang mengikat kabel utama pada gelagar pengaku, yang me-reduksi defleksi maksimum sekitar 30 %  pada dimensi kabel utama dan gelagar pengaku yang dipertahankan sama. Sistem kelem kabel utama tunggal lajim digunakan pada jembatan gantung bentang sangat panjang. Cara kedua  adalah sistem kelem kabel utama ganda yang meningkatkan kekuatan kabel dan dengan demikian mereduksi fleksibilitas lentur dan defleksi sekitar 60%. Sistem kelem kabel ganda telah digunakan pada jembatan bentang panjang seperti Jembatan Barito-Kalimantan. Dengan menggunakan prinsip statika sederhana akan ditunjukkan bagaimana peningkatan kekakuan struktural terwujud pada penggunaan modifikasi sistem kabel utama tersebut, dengan syarat kelem bekerja sesuai fungsinya Kata kunci : jembatan gantung, sistem kelem kabel utama tunggal, sistem kelem kabel utama ganda, defleksi, kekakuan struktural ABSTRACT  A suspension bridge comprises of principal main elements : main cable, stiffening girder, tower and anchorage block. The main cable system carries symmetrical uniform distributed load through the classical parabolic shape resulting zero deflection, while the stiffening deck girder carries the bending flexibility caused by un-symmetrical live load. This writing describes the modification methods for the main cable system in order to reduce bending flexibility and deflection caused by anti symmetrical live load and thereby increasing structural stiffness. The first method is clamped single main cable system  at center span that ties the main cable to the stiffening girder, reducing maximum deflection around 30 % while enhancing main cable and stiffening girder dimensions. This clamped single main cable system is generally used in super long span suspension bridging. The second method is the clamped twin main cable system that increases cable strength and thereby reducing bending flexibility and deflection around 60%. The clamped twin cable system is used in long span suspension bridging, like the Barito bridge- Kalimantan. Using simple principals of statics it is shown how structural stiffness increase is obtained by using these modified main cable systems, providing the clamp is working according to its function. Key words : suspension bridge, clamped main cable system, clamped twin cable system, deflection, structural stiffness