Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Rancangan Model Pemberdayaan Pelaku UKM Dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan Dengan Berbasis Zakat Produktif (Studi Kasus Implementasi Program Jatim Makmur Dari Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur di Kelurahan Embong Kaliasin Surabaya) Arief Setiawan; Darsono Wisadirana; Sholih Mu’adi
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 18 No. 4 (2015)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1062.251 KB) | DOI: 10.21776/ub.wacana.2015.018.04.5

Abstract

Berdasarkan penelitian Badan Amil Zakat Nasional dan Institut Pertanian Bogor pada tahun 2012 potensi Zakat di Indonesia sebesar 217 triliun, khusus untuk Jawa Timur saja sebesar 15 triliun, tentu saja nilai sebesar itu sangat potensial dalam membantu program penanggulangan kemiskinan. Salah satu elemen masyarakat yang bisa diberdayakan dengan dana zakat produktif adalah para pelaku Usaha Kecil Menengah yang seringkali mengalami kesulitan dalam modal usaha. Penelitian ini menggunakan teori modal sosial dan pemberdayaan masyarakat sebagai alat analisanya, sedangkan jenis penelitiannya berjenis deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah : 1) Dalam pengumpulan zakat ada tiga cara yang bisa dilakukan, yaitu muzakki/donatur datang setor langsung ke Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur atau transfer ke rekening Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur, diambil petugas juru pungut ke rumah/alamat muzakki, dan yang terakhir yaitu dikumpulkan melalui bendahara gaji atau Unit Pengumpul Zakat di masing-masing instansi kerjanya. 2)  Secara umum implikasi penyaluran zakat produktif dalam bentuk bantuan modal bergulir terhadap peningkatan keadaan ekonomi pelaku Usaha Kecil Menengah di lokasi penelitian cenderung cukup baik, tergantung bagaimana kreatifitas individu yang mengelolanya. 3) Dalam perancangan model pemberdayaan pelaku Usaha Kecil Menengah berbasis zakat produktif diperlukan sinergitas yang kontinyu antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Timur.
Women’s Participation in Rural Development (A Gender Study on the Women’s Involvement in Musrenbangdes in the Villages District Blayu and Patokpicis Wajak Malang) Ahmad Jaenudin; Darsono Wisadirana; Sholih Mu’adi
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 20 No. 3 (2017)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1007.064 KB)

Abstract

The patriarchate pattern in the rural society limits the right and obligaten among women to contribute in rural development through musrenbangdes. The main problem of the research is how is women participation in rural development through  musrenbangdes?  The aim of this research is to analyze the positions, ferms, and factors that influence the women participation. This is a qualitative research, using PRA Robert Chambers approachment, snowballing sampling technigue,  primary data collecting technigue through;  observation, interview, FGD. And secundary data collecting through;  documents, data validity  examination technique, source based triangulation, and data management technique; Miles and Huberman interactive analysis. Results; 1) Contribution position in administrative and consumption field, 2) Direct contribution in programme planning and programme accomplishment, indirect contribution as a participator and moral supporting, 3) Supporting factors; women awareness, socialization and invitation, chance to be part of stakeholder, male support. As the carrier factors;  unsuitable schedule of the musrenbangdes for the women, the women multiple roles, lack of socialization and invitation, low level of education. Summary, the inferior position and women minimun contribution due to some internal and external factors from the women side themselves. As consideration, it is necessary for the rural government to increase the socialization, the awareness of the female , increasing male support,  and the importance of women rural leader. 
Kajian Tentang Makna, Penyebab, dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan (Kajian Fenomenologi Komunitas Pemulung di TPA Supit Urang Kota Malang) Dicky Suhartono; Sanggar Kanto; Sholih Mu’adi
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 17 No. 4 (2014)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1172.194 KB)

Abstract

Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin terbanyak di Indonesia adalah Propinsi Jawa Timur. Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur dengan pertumbuhan penduduk yang paling pesat akibat banyaknya urbanisasi. Banyaknya warga pendatang baru di kota Malang tersebut berkorelasi dengan bertambahnya jumlah penduduk miskin di kota Malang. survey oleh Dinas Sosial dan Catatan Kependudukan Pemerintah Kota Malang, menunjukkan bahwa pada tahun 2013 dari total jumlah penduduk 840.803 jiwa, 43.400 jiwa diantaranya masih tercatat sebagai penduduk miskin. Pemulung menjadi salah satu kelompok penyumbang angka kemiskinan di kota malang yang tidak terpisahkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana konsep kemiskinan dipahami oleh komunitas pemulung yang termasuk kategori miskin. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penentuan informan dilakukan dengan metode snowballs, Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan informan yang memahami permasalahan dan dokumentasi yang terkait dengan pemulung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna dan penyebab, serta strategi kemiskinan dimaknai dengan cukup bervariasi oleh pemulung miskin, meski secara umum memiliki kesamaan yaitu berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan makanan. Makna tersebut merupakan persepsi yang muncul dari pengalaman kegiatan ekonomi dan hasil interaksi sosial yang selama ini dilakukan. Faktor penyebab kemiskinan yang dialami pemulung miskin sangat kompleks, meliputi faktor ekonomi, sosial/ kultural, struktural, sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, namun penyebab utama berdasarkan persepsi  pemulung miskin yaitu karena kurangnya pendidikan formal, modal, dan kurangnya keahlian.