Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Catatan Spesimen Pertama, Morfologi, dan Bentuk Tubuh Cyprinidae (Osteochilus spilurus) dari Anak Sungai Katingan, Kalimantan Tengah Kurniawan, Ardiansyah; Nugroho, Teguh Willy; Triswiyana, Ira; Hariati, Anik Martinah; kurniawan, Andi; Raka Wiadnya, Dewa Gede
Jurnal Sains Dasar Vol 10, No 2 (2021): October 2021
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v10i2.42476

Abstract

Osteochilus spilurus merupakan ikan asli Indonesia yang banyak ditemukan pada perairan cenderung asam. Titik temuan terbanyak spesies ini terdapat di Pulau Kalimantan, namun belum diidentifikasikan di Sungai Katingan. Pelaksanaan sampling dilakukan di salah satu anak Sungai Katingan di Desa Tumbang Linting, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan. Pengamatan dilakukan pada karakter morfologi meliputi meristik secara manual, morfometrik dengan aplikasi TpsDig dan analisa bentuk tubuh pada 14 landmark dengan program SAGE. O. spilurus teridentifikasi di perairan anak Sungai Katingan dengan nama lokal Banta Malisan dan memiliki ciri morfologi bentuk moncong mengerucut dan bundaran hitam di bagian pangkal ekor. Formula siripnya adalah D.iii.12, V.9, A.6, dan P.8. Linealateralis dengan 29 sisik dan 8 sisik pertama berada sebelum sirip dorsal. Ikan memiliki panjang total antara 72.81 – 55.11 mm, panjang standar 57.1 – 43.27 mm, dan tinggi badan 15.52 – 11.91 mm. Temuan O. spilurus ini menjadi catatan pertama di Sungai Katingan dan telah disimpan spesimen biologinya di Museum Zoologi Bogor dengan nomor regristrasi MZB 26069. Informasi morfologi dan bentuk tubuhnya diharapkan menjadi dasar dan pembanding penelitian spesies ini dimasa mendatang.
Uji Selektivitas Alat Tangkap Gillnet Millenium Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Kembung (Rastrelliger brachysoma) Anggreini, Alinda Putri; Astuti, Septiana Sri; Miftahudin, Irfan; Novita, Putri Inova; Raka Wiadnya, Dewa Gede
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 1 No. 1 (2017): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2017.001.01.5

Abstract

Keputusan Menteri No.2 2015 telah melarang semua trawl dan pukat tarik. Untuk mengimbangi kerugian tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengeluarkan jaring insang millenium (3,5 inci) dan  memberikannya untuk nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi selektivitas alat tangkap jaring insang millenium yang diluncurkan, yang menargetkan ikan kembung (R. brachysoma) dalam hasil tangkapannya. Penelitian dilakukan di Selat Madura, dengan membandingkan jaring insang millennium dengan jaring insang biasa (2,0 inci). Hasilnya menunjukkan kedua alat tangkap tersebut memiliki kategori panjang yang sama (18,28 ± 0,707951 untuk jaring insang millenium, dan 18,78 ± 0,92655 untuk jaring insang biasa). Semua ikan kembung (R.brachysoma) yang tertangkap ditemukan pada tahap kematangan penuh (tingkat kematangan III atau IV). Jaring insang umum menghasilkan biomassa tangkapan yang jauh lebih tinggi daripada jaring milenium (632 ekor), dikarenakan ukuran jaring yang lebih kecil. Jadi, kedua alat tangkap tersebut dianggap selektif untuk menangkap ikan kembung. Agar dapat diterima, diperlukan pengurangan ukuran jaring untuk jaring insang millenniumKata kunci : Gillnet millenium, selektivitas, kematangan gonad.
PENDUGAAN UMUR CAKALANG, Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758) YANG DIDARATKAN DI UPT P2SKP PONDOKDADAP SENDANGBIRU MELALUI ANALISIS LINGKARAN UMUR Pramurdya, Yesika Nanda; Jatmiko, Irwan; Rahman, Muhammad Arif; Raka Wiadnya, Dewa Gede
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 3 No. 3 (2019): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.03.12

Abstract

Abstract Length-growth analysis of fish cannot be completed without age information. Age study on skipjack has been done through analysis of its first-hard dorsal fin. Sampling was done using 11 fish specimen taken from UPT P2SKP Pondokdadap Sendangbiru, from January to February 2018. Species identification follows the FAO standard procedure (species identification sheet) published 2001. A specimen was deposited at Depository Ichtyologicum Brawijaya with code DIB.FISH 111103. The first hard spine of 11 fish samples were cut with IsoMet low speed cutting machine at 50 mm thickness. The preparates were then analyzed using biological binocular microscope at 40x magnification. The results showed differences in number of growth annuli (annual growth-ring) at different fish length (FL). The number of annuli varied between 4 - 6+ age year at fish length (FL) variation between 38 and 62 cm. These values were closely related to those with other methods such as Modal Progression Analysis (MPA). The number of samples successfully analyzed (5 specimen) were not sufficient for analysis of length-growth parameters (L∞, k and t0). Also, this technique did not apply for age less than yearly unit, but quite affordable (Rp.50.000,- per sample) for a fairly variable amount of specimens. 
BIOLOGI REPRODUKSI TONGKOL LISONG, Auxis rochei rochei (Risso, 1810) DI PERAIRAN SENDANG BIRU, KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR Setyanto, Arief; Raka Wiadnya, Dewa Gede; Publikasi), (Menunda
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 1 No. 1 (2017): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of this study are to know some biological  reproductive aspects of bullet tuna. Information of its biological reproductive aspects will be useful for managing the bullet tuna fishery. Determining about gonadal maturity level in fish can be completed by macroscopic and microscopic (histology) observation. The study about gonadal matuity level determination of bullet tuna has been done through histological observation. Sampling was done by taken sample from UPT P2SKP Pondokdadap Sendangbiru, from January until March 2018. Species identification follows the FAO standard procedure (species identification sheet) published 2001. A specimen was deposited at Depository Ichtyologicum Brawijaya with code DIB.FISH.11111 002 03. Forklength of the sampled 82 fish  range from 20,10 – 27,20. Gonadal samples were cut with microtome machine at 5 mm thickness. The preparates were then analyzed using biological binocular microscope at 40x magnification. The result showed that maturity stage of bullet tuna dominated by TKG IV with  34 %, followed by TKG III (31 %), TKG 1 (28 %), TKG II (5 %) and  TKG V (1 %). Lenght at first maturity occured at 23.88 cm and egg diameter were 20,92–367,65 µm.
PENGARUH ESCAPE GAP PADA ALAT TANGKAP BUBU LIPAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (PORTUNUS PELAGICUS) Rahman, Muhammad Arif; Kholishoh, Shofiatul; Raka Wiadnya, Dewa Gede
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 3 No. 3 (2019): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.03.1

Abstract

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan komoditas ekonomis penting ke-4 yang telah dieskpor ke berbagai negara. Berdasarkan Permen KP No. 56 tahun 2016, rajungan hanya boleh ditangkap dengan ukuran lebar karapas > 10 cm atau berat > 60 g ekor-1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bubu dengan escape gap terhadap ukuran hasil tangkapan rajungan berdasarkan experimental fishing. Percobaan lapang dilakukan pada bulan Januari - Februari 2019 di Desa Pangkahwetan, Kabupaten Gresik. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier dan uji-t. Hasil analisis data didapatkan dimensi escape gap yang sesuai adalah 4,6 * 2,6 (p * t) cm. Hasil tangkapan dengan lebar karapas ≤ 10 cm pada bubu dengan escape gap lebih sedikit dari pada bubu tanpa escape gap (8% : 29%). Bubu dengan escape gap memiliki rata – rata berat yang lebih besar dari pada bubu tanpa escape gap (115,9 : 87,4). Uji-t menunjukkan t hitung < t tabel (1,981 < 2,037) sehingga penggunaan escape gap pada bubu lipat tidak berpengaruh nyata terhadap berat hasil tangkapan rajungan. Penelitian ini dimungkinan bisa memberikan hasil lebih nyata jika ulangan diperbanyak.