Agus Santi Br Ginting
Fakultas Vokasi Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Indonesia Maju

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan status gizi, pola makan dan riwayat pemberian asi ekslusif dengan kejadian stunting pada anak pra sekolah 3-5 tahun Fuji Mahfujiah; Fanni Hanifa; Agus Santi Br Ginting
THE JOURNAL OF Mother and Child Health  Concerns Vol. 1 No. 2 (2021): Pendampingan Suami Pada Proses Persalinan
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mchc.v1i2.270

Abstract

Backgrounds: Stunting is a condition of failure to thrive due to malnutrition in the first thousand days of a child's life or begins in the child's womb. Nutritional status, diet and history of exclusive breastfeeding are one of the risk factors for stunting in children under five. Purpose: This study aims to determine the relationship between nutritional status, diet and history of exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in preschool children aged 3-5 years in the Labuan Health Center area. Methods: This research uses descriptive analytic with cross sectional approach. The population of this study amounted to 158 toddlers aged 3-5 years and the sampling technique used was part of the population taken using certain techniques so that the population was represented. The total sample in this study was 66 respondents under five aged 3-5 years. Results: The results of this study indicate that there is no significant relationship between nutritional status and the incidence of stunting, a P value of 0.191 is obtained. Exclusive breastfeeding with stunting was obtained with a P value of 0.022 and the result of OR = 0.250 (10,073-0.856). Conclusion: There is not relationship between nutritional status and the incidence of stunting. There is a relationship between diet and history of exclusive breastfeeding with the incidence of stunting. Suggestions: For the Labuan Health Center to assign village midwives or health programs to provide counseling or counseling about stunting. Pendahuluan: Stunting merupakan keadaan gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak atau dimulai pada masa anak didalam kandungan. Status gizi, pola makan dan riwayat pemberian ASI ekslusif  merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stunting pada anak balita. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi, pola makan dan riwayat pemberian ASI ekslusif dengan kejadian stunting pada anak prasekolah usia 3-5 tahun di wilayah puskesmas labuan. Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini berjumlah 158 balita usia 3-5 tahun dan Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu sehingga populasi terwakilkan. Total sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 66 responden balita usia 3-5 tahun. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara status gizi dengan kejadian stunting diperoleh nilai P Value 0,191, terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian stunting diperoleh nilai P Value 0,008 dan hasil OR = 4.970 (1.423-17.352), dan riwayat pemberian ASi ekslusif dengan kejadian stunting diperoleh nilai P Value 0,022 dan hasil OR = 0,250 (10.073-0.856). Simpulan: Tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian stunting. Ada hubungan antara pola makan dan riwayat pemberian ASI ekslusif dengan kejadian stunting. Saran: Untuk Puskesmas Labuan untuk menugaskan bidan desa atau progam kesehatan agar bisa memberikan penyuluhan atau konseling tentang stunting.
Hubungan Sikap Ibu, Dukungan Keluarga Dan Peran Tenaga Kesehatan Dengan Pemberian Mp-Asi Pada Bayi Umur Kurang Dari 6 Bulan Di Desa Kadujangkung Kabupaten Pandeglang Sylvia Sri Febriyanti; Agustina Sari; Agus Santi Br Ginting
THE JOURNAL OF Mother and Child Health  Concerns Vol. 2 No. 1 (2022): Pemanfaatan Fasilitas Persalinan Di Puskesmas
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mchc.v2i1.274

Abstract

Background: Giving complementary foods to breast milk too early is dangerous for babies, because it can cause digestive infections that are at risk of experiencing intestinal intussusception/intussusception, even if not treated immediately can lead to death in infants. Based on a preliminary study conducted by researchers in Kadujangkung Village, Pandeglang Regency in February 2022. Of the fifteen mothers who had babies aged less than six months, there were eleven (73 percent) mothers who said they had given complementary foods to breast milk, in the form of formula milk, bananas, watery porridge or packaged foods, for various reasons ranging from not smooth breast milk, fussy babies, and some because they were given by their parents or grandmothers. Meanwhile, four (27 percent) mothers already understood the provision of complementary feeding and exclusive breastfeeding. Objective: To determine the relationship between mother's attitude towards family support and the role of health workers with the provision of complementary feeding to infants aged less than 6 months in Kadujangkung village, Pandeglang district. Methods: The research method used is descriptive analytic research with a cross sectional approach, which is a study to study the dynamics of the correlation between risk factors (independent variables) and observed effects (dependent variables) or data collection at the same time. The number of samples used were 42 mothers who had babies aged less than 6 months. The research analysis used is univariate and bivariate analysis using chi square statistical test. Results: The results of the research conducted showed that 57.1 percent of mothers had given complementary foods to breast milk, there was a significant relationship between mother's attitude (p value = 0.001), family support (p value = 0.001) and the role of health workers (p value = 0.001). 0.003) with complementary feeding for infants less than 6 months of age. Conclusion: From the research conducted, there is a significant relationship between the independent variables, namely the attitude of the mother, family support and the role of health workers with the dependent variable, namely the provision of complementary feeding to infants aged less than 6 months. Suggestion: Suggestions from this study are that health workers are able to provide information and counseling more actively to mothers and families, so that the attitudes of mothers and families can provide support to mothers who have babies aged 0-6 months to give exclusive breastfeeding.   Pendahuluan: Pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini berbahaya bagi bayi, karena dapat menyebabkan infeksi pencernaan yang beresiko mengalami invaginasi usus/ intususepsi, bahkan jika tidak di tangani dengan segera dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan peneliti di Desa Kadujangkung Kabupaten Pandeglang pada bulan februari tahun 2022. Dari lima belas ibu yang memiliki bayi umur kurang dari enam bulan, terdapat sebelas (73 persen) ibu yang mengatakan sudah memberikan makanan pendamping ASI, berupa susu formula, pisang, bubur encer atau makanan kemasan, dengan berbagai alasan mulai dari ASI yang tidak lancar, bayi rewel, dan ada karna di berikan oleh orang tua atau neneknya. Sedangkan empat (27 persen) ibu sudah mengerti tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan ASI Ekslusif. Tujuan: Mengetahui hubungan sikap ibu dukungan keluarga dan peran tenaga kesehatan dengan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi umur kurang dari 6 bulan di desa kadujangkung kabupaten pandeglang. Metode: Metode penelitian yang di gunakan yaitu penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko (variabel independent) dengan efek (variabel dependen) yang diobservasi atau pengumpulan datanya sekaligus pada suatu saat yang sama. Jumlah sampel yang digunakan adalah 42 orang ibu yang memiliki bayi umur kurang dari 6 bulan. Analisa penelitian yang digunakan adalah Analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistic chi square. Hasil: Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebanyak 57,1 persen ibu sudah memberikan makanan pendamping ASI, terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu (p value = 0,001), dukungan keluarga (p value = 0,001) dan peran tenaga Kesehatan (p value = 0,003) dengan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi umur kurang dari 6 bulan. Simpulan: Dari penelitian yang dilakukan terdapat hubungan yang bermakna antara variable independent yaitu sikap ibu, dukungan keluarga dan peran tenaga Kesehatan dengan variabel dependen yaitu pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi umur kurang dari 6 bulan. Saran: Saran dari penelitian ini adalah petugas kesehatan mampu memberikan informasi dan konseling lebih giat lagi kepada ibu dan keluarga, agar sikap ibu dan keluarga dapat memberikan dukungan kepada ibu yang memiliki bayi umur 0-6 bulan agar memberikana ASI ekslusif.