Qurrata Ayun
Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas PGRI Banyuwangi

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengembangan Metode Spektrofotometer UV-Vis Untuk Menentukan Kadar Boraks Dengan memanfaatkan Senyawa antosianin dari Ekstrak Buah Naga Sebagai Indikator Siti khomsiyah; Qurrata Ayun; Reni Eka Evi Susanti
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Crystal: Publikasi Penelitian Kimia dan Penerapannya
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v1i2.803

Abstract

Belitz, H. D. and Grosch, W., 1999, Food Chemistry, 2nd Edition, Springer, GermanyCitramukti, I. 2008. Ekstraksi dan uji kualitas pigmen antosianin pada kulit buah naga merah(Hylocereus costaricensis.). Skripsi.Jurusan Teknologi HasilPertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.Dreisbach, R.H.Handbook of Poisoning, 8th ed. Lange Medical Publication,Los Altos,Calirornia.1974; 314-315Flanaga, R.J.,Braithwaite,R.A.,Brown,S.S.,Widdop,B.,de Wolff,F.A.Basic AnalyticalToxicology, World Healt Organization. Geneva1995; 85Fuad, N.R., 2014, Identifikasi Kandungan Boraks Pada Tahu Pasar Tradisional Di DaerahCiputat: Skripsi. Jakarta. Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanGoodman, LS,, Gilman, A. The Pharmacological Basis of Therapeutics 5th ed. MacmillanPublishing Co.,Inc,NY.1975; 994 – 995.Gosselin, R.E.,Smith,Robert P.,Hodge,H.C.,Clinical Toxicology of CommercialProducts, 5th ed London.66-68.Haddad, L.M.,Winchester,J.F. Borats on Clinical Management of Poisoning and Drug Overdose.WB Saunders Co. Philadelphia-London-Montreal- Toronto-Sydney-Tokyo.1990; 1447-1449.Harborne, J. B.,1987, Metode Fitokimia Edisi ke-2, a.b. Padmawinata, K., Soediro, I., InstitutTeknologi Bandung, BandungHendayana, Sumar.1994.Kimia Analitik Instrumen.Semarang:IKIP Semarang Press. Khopkar, S.M. 1983. Konsep Dasar Kimia Analitik (Terjemahan). Bombay : IndianInstitute of Technology.Kristanto, D. 2008. Buah Naga: Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Jakarta: PenebarSwadaya,Li, C.W., et al. 2006. Antioxidant and antiproliferative activities of red pitaya. JournalFood Chemistry. Vol 95: 319-327.Markakis, P. 1982. Anthocyanins as Food Additives. Di dalam Anthocyanins as Food Colors.Markakis, P. (ed). 1982. Academic Press. New York.Mulyono, HAM. 2012. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta : PT BumiAksaraNaderi, Nassim et al. 2012. Caracterication and Quantification of Dragon Fruit(Hylocereus polyrhzus) Betacyanin Pigments Extracted by Two Procedures. PertanikaJ.Trop.Agric 35(1): 33-40.Moulana, R, Efektivitas Penggunaan Jenis Pelarut dan Asam dalam Proses Ekstraksi PigmenAntosianin Kelopak Bungan Rosella, Jurnal Forum Teknik , Universitas Syah Kuala,Darussalam, Banda Aceh, Vol 4, No 3, 2012.Putra, A.K. 2009. Formalin dan Boraks pada Makanan. Bandung: Institut Teknologi BandungRein, M., 2005, Copigmentation Reactions and Color Stability of Berry Anthocyanin, AcademicDissertation, Helsinki: University of HeslinkiReynold, J. E. F. Martindale The Extra Pharmacopoeia, 28th ed. The pharmaceutical Press.London. 1982; 337, 432.Swastika, S., Y. Nurmili dan S. Suhendri. 2012. Hama dan Penyakit Buah Naga. BalaiPengkajian Teknologi Pertanian Riau - Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKementerian Pertanian. PekanbaruSvehla, G. 1990. Vogel : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.Bagian II. Jakarta : PT. Kalman Media PustakaTensiska, dkk., Ekstraksi Pewarna Dari Buah Arben dan Aplikasinya dalam Sistem Pangan,Jurnal Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, UNPAD, Vol 6, 2006.Vargas, F. Natural Pigments: Carotenoids, Anthocyanins, and Betalains-Characteristics,Biosynthesis, Processing, and Stability. Critical Reviews in Food Science and Nutrition.2000; 40Waladi et al. 2015. Pemanfaatan Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) SebagaiBahan Tambahan Dalam Pembuatan Es Krim. Jom Faperta, Vol. 2, No. 1.Winarno,F.G dan Titi Sulistyowati,” Bahan Tambahan Untuk Makanan danKontaminasi”, Pustaka SinarHarapan, Jakarta,1992,101-08Winarno, F.G.,Sulistyowati, Titi. Bahan Tambahan untuk Makanan dan Kontaminan.Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. 1994; 104-105, 108.Woodward,G, et al. 2009. "Anthocyanin stability and recovery: implications for theanalysisofclinical and experimental samples".J. Agric. FoodChem.57 (12):5271–8.
Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Constaricensis) Yang Kaya Antioksidan Untuk Pembuatan Facial Wash umi Nurul Faizah; Qurrata Ayun; eko malis
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Crystal: Publikasi Penelitian Kimia dan Penerapannya
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v1i2.805

Abstract

Pada kosmetik, pemanfaatan antioksidan adalah sebagai “pemangsa” radikal bebas sekaliguspelindung kulit. Antioksidan berbahan alami yang akan kami gunakan adalah antioksidanyang berasal dari ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus constaricensis). Salah satumetode pemisahan senyawa antioksidan yang terkandung dalam kulit buah naga (Hylocereusconstaricensis) dengan teknik maserasi yang mana kemudian hasil ekstrak yang didapatpeneliti gunakan sebagai antioksidan alami pada pembuatan sabun cair wajah (facial wash).Untuk menentukan bahan-bahan penyusun facial wash peneliti melakukan beberapa optimasibahan dengan pengujian organoleptis kekentalan, busa, pH, warna, dan iritasi. Hasil daripengujian organoleptic didapatkan 5 ml base soap, 2 ml NaCl 25%, 1 ml ekstrak, 4 tetespewangi, dan 25 μl pewarna. Pada pengujian mutu sabun berdasarkan SNI 06-4085-1996didapatkan hasil facial wash ekstrak kulit buah naga merah merah (HylocereusConstaricensis) dengan pembanding sabun kontrol tanpa ekstrak kulit buah naga merah(Hylocereus Constaricensis) adalah pH 7; alkali bebas 0 %; pelepasan bahan aktif untuk sabunkontrol 61,18% dan 20,35% sabun optimum; bobot jenis sabun kontrol 1,054 gr/ml dan 1,026gr/ml sabun optimum.
Efektivitas Edible Coating Dari Whey Protein Dan Kitosan Sebagai Bahan Pengemas Organik Pada BuahRanti (Solanum Nigrum L.) Laela Kurnia Fitriani; Rosyid Ridho; Qurrata Ayun
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Crystal: Publikasi Penelitian Kimia dan Penerapannya
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v2i1.921

Abstract

Penelitian tentang efektivitas edible coating dari whey protein dan kitosan sebagai pengemas organik pada buah ranti (Solanum ningrum L.)telah dilakukan. Edible coating merupakan lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan. Kajian yang dilakukan meliputi karakterisasi kitosan melalui analisis FTIR, pembuatan formulasi paduan edible coating melalui beberapa variasi dari bahan yang digunakan, dan uji efektivitas edible coating melalui beberapa analisis. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu karakterisasi kitosan berdasarkan analisis FTIR (Fourier Transform InfraRed) ; melakukan pembuatan formulasi edible coating melalui beberapa variasi yakni variasi massa whey protein dan variasi massa kitosan serta variasi massa gliserin. Setelah menemukan formulasi yang tepat antara whey protein dan kitosan serta gliserin, maka dilakukan uji efektivitas edible coating yang diaplikasikan pada buah ranti (Solanum ningrum L.) melalui analisis kadar susut bobot, kadar air, kadar totalasam tertitrasi, dan kadar vitamin C.Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimasi variasi edible coating yakni pada massa 6 g whey protein, 0,6 g kitosan, dan 3 g gliserin. Serta larutan edible coating dapat mempertahankan nilai kadar air, susut bobot, vitamin C, dan total asam pada buah ranti (Solanum ningrum L.) lebih baik dibandingkan dengan buah ranti (Solanum ningrum L.) yang tidak diberi larutan edible coating (kontrol).
Pengaruh Pelapisan Titanium Dioksida (Tio2) Pada Plat Kaca Terhadap Efektivitas Fotodegradasi Methyl Orange Menggunakan Metode Sodis (Solar Disinfection Water) Qurrata Ayun; Rosyid Ridho; eko malis
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Crystal: Publikasi Penelitian Kimia dan Penerapannya
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v2i1.924

Abstract

Telah dilakukan pembuatan TiO2-Plat Kaca untuk fotokatalis dan pengujian aktivitas katalitiknya dalam proses fotodegradasi zat warna Methyl Orange. Pembuatan TiO2-Plat Kaca dilakukan dengan melapiskan larutan TiO2 yang mengandung etanol pada substrat kaca.Struktur kristalnya dianalisis menggunakan difraktometer sinar-X (XRD). Pada penelitian ini analisis difraktometer sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui telah terbentuk atau tidaknya fotokatalis. Hasil dari XRD menunjukkan bahwa fotokatalis TiO2-Plat Kaca telah terbentuk dan kristal yang terbentuk ialah anatase. Pengujian aktivitas fotokatalis dilakukan dengan mereaksikan 0,01 gram TiO2 Serbuk serta mereaksikan 2 buah TiO2-Plat Kaca untuk mendegradasi 50 mL larutan Methyl Orange 5 ppm yang disinari oleh sinar matahari sebagai sumber cahaya dengan variasi waktu penyinaran (1/2, 1, 2, 4 dan 6 jam). Dari hasil penyinaran menunjukkan bahwa semakin tinggi waktu penyinaran semakin tinggi % Methyl Orange terdegradasi, dalam penelitian ini efektivitas fotokatalis terbaik adalah pada waktu 4 dan 6 jam.
Pengaruh Penambahan Pektin Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiaca Linn)Pada Pembuatan Edible Film Terhadap Karakteristik Fisik Dan Mekanik Di Fillet Ikan Tusniyawati Tusniyawati; Rosyid Ridho; Qurrata Ayun
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Crystal: Publikasi Penelitian Kimia dan Penerapannya
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v2i1.925

Abstract

Edible film merupakan lapisan tipis yang dapat diletakkan di atas permukaan produk makanan untuk penghalang bagi CO2 dan O2dan sebagai salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan makanan. Edible film dapat disintesis dari bahan diopolimer pektin. Pektin diperoleh dari ekstraksi kulit pisang kepok (Musa paradisiacal linn) dan penambahan larutan etanol 96% dalam filtrat ekstraksi. Massa tetap yang digunkan dalam penelitian ini adalah berat kulit pisang kepok 6 g, pelarut asam klorida (HCl) sebanyak 0,05 M dengan pengenceran 200 mL aquades dan variasi suhu dalam proses ekstraksi yaitu (700C, 750C, 800C, 850C, dan 900C). Penambahan platicizer dan variasi konsentrasi gliserin dilakukan untuk memperbaiki karakteristik fisik dan mekanik film pektin kulit pisang kepok. Sehingga memahami karakter polipropilen. Hasil ekstraksi yang digunakan untuk pembuatan edible film pada suhu 850C yaitu 25,21% . Karakteristik sifat fisik dan mekanik edible film pektin kulit pisang kepok menunjukkan bahwa penambahan konsentarasi gliserin berpengaruh terhadap nilai ketebalan tertinggi yaitu 70,56 mm dengan konsentrasi gliserin 12 g, nilai kelarutan yang konstan terlihat pada gliserin 3 g dan 6 g yaitu 0,6% dengan waktu (2:07 dan 2:25), nilai susut bobot tertinggi 19,31% pada konsentrasi gliserin 6 g, kadar air diperoleh nilai terendah 120 % konsentrasi gliserin 9 g. Hasil gugus fungsional FT-IR menunjukkan bahwa ekstraksi yang dihasilkan adalah pektin dan uji SEM menunjukkan perbandingan permukaan film dengan konsentrasi 6 g dan 12 g tidak rata karena proses pembuatan yang tidak homogen.
ANALISIS BORAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMPARATOR WARNA DARI KULIT BUAH NAGA MERAH Anindia Ajeng Nastiti; Qurrata Ayun; Eko Malis
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Crystal: Publikasi Penelitian Kimia dan Penerapannya
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v2i2.1197

Abstract

Banyuwangi merupakan pemasok buah naga terbesar di pulau jawa yaitu dengan mencapai 12.936 ton pada tahun 2013 (BPS Kabupaten Banyuwangi, 2013), dari jumlah sebanyak itu dapat di akumulasi total kulit buah sebanyak 2.008 – 2.343 ton dan yang sayangnya hanya dibuang sebagai sampah. Sehingga penelitian ini memanfaatkan kulit buah naga merah yang mempunyai zat warna merah (Antosianin) sebagai indikator alami borak pada makanan siap saji. Kandungan antosianin yang tinggi pada kulit buah naga merah menjadikan pilihan sebagai indikator alami. Dengan perlakuan ekstraksi kulit buah naga merah menggunakan pelarut asam sitrat 0.4 M, waktu Maserasi 2 jam dan pada suhu 20oC menghasilkan kadar total antosianin antosianin sebanyak 12.747 ppm. Dimana hasil tersebut di peroleh menggunakan metode pH defferensi dengan menggunakan perbedaan pH, yaitu pH 1 dan pH 4.5. Pada pH 1 antosianin akan berbentuk senyawa oxonium, sedangkan pada pH 4,5 antosianin akan berbentuk karbinol yang tak berwarna. Hasil analisis sampel sosis dan cilok yang beredar di kota Banyuwangi, menunjukkan bahwa sosis yang beredar dibeberapa toko di kota Banyuwangi tidak mengandung adanya borak namun hasil analisis pada cilok yang beredar di beberapa titik jalan kota Banyuwangi mengandung adanya borak. Analisis sebelumnya dibandingkan dengan validasi yang dilakukan di dinaskelautan danPerternakan