Eko Malis
Prodi Kimia, Fakultas MIPA, Univesitas PGRI BAnyuwangi

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemanfaatan Biomasa Kangkung Air (Ipomoea Aquatica Forsk) untuk Adsorpsi Pewarna Tekstil Elyz Zaqiyatul; Eko Malis; Rosyid Ridho
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Crystal Volume 3
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v3i1.1412

Abstract

Zat warna yang digunakan pada umumnya beragam jenis dan golongannya tergantung dari jenis seratnya. Namun beberapa zat warna tekstil mengandung polutan berupa logam berat dan atau “intermediate dye” yang berbahaya. Logam berat tersebut antara lain adalah tembaga, nikel, krom, merkuri dan kobalt. Salah satu alternatif penanganan limbah adalah penggunaan adsorben sebagai pengikat atau pengadsorp bahan buangan berbahaya yaitu logam dan molekul organik yang tidak mudah terdegradasi. Peroses adsorben zat pewarna tekstil meliputi preparasi biomassa batang kangkung air, pembuatan induk pewarna tekstil, preparasi sampel larutan induk pewarna tekstil lila(wantex), penentuan panjang gelombang maksimum pewarna tekstil lila, pembuatan kurva standar untuk spektroskopi UV-VIS, dan penentuan pengaruh adsorpsi larutan pewarna tekstil lila terhadap biomasa kangkong air. Panjang gelombang maksimum untuk larutan standar pewarna tekstil lila 100 ppm menggunakan Spektofotometer UV-VIS yaitu 536 nm, Untuk mendapatkan panjang gelombang yang lebih optimum di lakukan scanning lagi dengan interfal 2 dan di dapat panjang gelombang maksimum 536 nm, larutan standar berasal dari larutan induk pewarna tekstil lila 100 ppm diencerkan menjadi 50 mL dengan konsentrasi yaitu 5, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100 ppm. Semakin besar luas permukaan adsorben semakin besar pula kapasitas suatu adsorben dalam mengadsorpsi suatu adsorbat.
Pemanfaatan Pasir Laut Teraktivasi Asam Sebagai Agen adsorbsi Logam Cr (IV) pada limbah pengolahan kulit Shinta Apriliawati; Eko Malis; dewi sartika
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Crystal Volume 3
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v3i1.1413

Abstract

Kromium (Cr) merupakan salah satu logam berat yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Salah satu metode pemisahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah metode adsorpsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pasir laut yang teraktivasi asam sulfat dapat digunakan sebagai adsorben anion logam Cr(total) yang terdapat dalam limbah pabrik kulit. Variasi penelitian ini meliputi penentuan pH optimum, konsentrasi optimum, penentuan waktu optimum, serta penentuan persen adsorpsi pasir laut teraktivasi H2SO4 untuk menurunkan kadar ion logam Cr (total) pada limbah pabrik kulit dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA). Variasi pH dilakukan pada pH 3, 5, 7, dan 9. Variasi konsentrasi dilakukan pada 100, 150, 200, 250 ppm. Variasi waktu dilakukan pada 30, 60, 90, dan 120 menit. Kapasitas adsorpsi semakin meningkat seiring peningkatan pH akan menyebabkan terlepasnya ion-ion (karbonat) ke dalam larutan. Semakin lama waktu kontak memungkinkan terjadinya peningkatan penyerapan ion logam. Interaksi yang terlalu lama dapat menurunkan tingkat penyerapan. Hal ini disebabkan semakin lama waktu kontak dapat mengakibatkan desorpsi, yaitu lepasnya ion logam Cr(total) yang sudah terikat pada gugus aktif adsorben. Adsorben paling optimum adalah pasir hitam teraktivasi H2SO4 2M. Sebanyak 6,5 gram pasir hitam teraktivasi H2SO4 2M digunakan untuk menyerap limbah dengan konsentrasi 1,86 mg/L. Kapasitas adsorpsi yang diperoleh 0,33 mg/L dengan presentase dalam menyerap ion logam Cr (total) sebesar 82,2 %.
PENGARUH JENIS PELARUT DALAM EKSTRAKSI DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP DAYA MORTALITAS LARVA (Aedes aegypti) Tiara Larasati; Ratna Mustika Yassi; Eko Malis
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Crystal Volume 3
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v3i1.1433

Abstract

Aedes aegypti termasuk vektor dari penyakit serius seperti malaria, , demam dengue, demam berdarah dengue, filariasis, dan arbovirus yang menyebabkan masalah cukup besar. Tindakan pencegahan dari timbulnya penyakit ini salah satunya dengan memberantas sarang nyamuk dan membunuh nyamuk dewasa dengan larvasida sintetis. Ddun kelor merupakan salah satu tanaman yang memiliki fungsi larvasida. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa alami daun kelor(Moringa oleifera) pada mortalitas larva Aedes aegypti dan mengetahui pelarut yang optimum terhadap ekstraksi daun kelor (Moringa oleifera ) pada mortalitas larva Aedes aegypti. Ekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dengan mengambil kandungan senyawa fenolik yang terdapat pada daun kelor (Moringa oleifera), dengan menggunakan pelarut etanol, metanol, etil asetat, n-heksan, dan aquadest. Selanjutnya dilakukan uji fitokimia dan uji kuantitatif menggunakan Spektroskopi UV-Vis pada kandungan esktrak daun kelor. Ekstrak yang paling banyak terfiltrat/ ekstraksi sebanyak 190 ml perolehan ekstraksi etanol dan metanol, sedangkan pada etil asetat dan n-heksan 165 ml lalu pada aquades 145 ml.Pada uji kualitatif fitokimia alur pengujian dilakukan mulai dari uji flavonoid dengan penambahan NaOH 10% dan membentuk jingga. pada uji alkaloid menggunakan preaksi Mayer terjadi endapan putih-bening dan pada Dragondorf hingga timbul warna jingga terang. Uji tanin menggunakan FeCl3 1% dengan hasil positif terdeteksi warna biru gelap-hitam, semua ekstrak menunjukkan hasil yang positif dalam uji ini.Data UV-VIS memberikan signal pada flavonoid terbanyak diperoleh oleh etil asetat 5,6% dan pada metanol 3,4%. Kadar tanin pada aquadest sebagai blanko sebesar 1,34%, dan terbesar pada bagian etanol mencapai 1,06%. Pemakaian ekstraksi dalam pengamatan mortalitas hidup larva memberikan hasil positif terbanyak pada ekstrak etanol, metanol, dan aquadest dengan data kematian sebesar masing- masing 6-8 ekor sedangkan pada etil asetat dan n- heksan masing-masing 1 ekor setiap counter larva. Pengamatan cukup baik dilakukan dengan efek kematian larva terhadap ekstrak