Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EMPYAK RAGUMAN, TRADISI DAN ESTETIKA RUMAH TRADISIONAL JAWA YANG SEMAKIN MEMUDAR Vitasurya, Vincentia Reni; Hadi, Purwanto
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 12, No 3 (2019): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1215.624 KB) | DOI: 10.24002/jars.v12i3.1868

Abstract

Abstract: Traditional Javanese houses known for their rich traditions are symbolized by the use of ornaments, construction and building materials. Empty raguman is one of the architectural elements of a Javanese house, in the form of an inner roof coating that functions as a ceiling. The sweetness made of bamboo blades arranged in a certain pattern is a symbol of the level of socio-economic ability of the homeowner. Its existence functions aesthetically and describes a strong tradition. The tradition of making empyak began with processing bamboo, assembling and installing fish is a manifestation of the value of mutual cooperation in Javanese society in the past. At present, empyak raguman is rarely found in traditional Javanese houses built in the modern era. The loss of this element is due to changes in the lifestyle of traditional communities in urban and rural areas. This paper aims to review the beauty of tradition, tradition and aesthetics in Javanese homes. The method used is literature review and its comparison with the practice of implementing it in some cases of traditional houses. The tradition of putting up a lot of raguman has not been carried out anymore, but the existence of empiri raguman which is still preserved is a symbol of pride for traditional homeowners. The results of this study are one of the inputs to preserve traditional values in Javanese houses.Keywords: empyak raguman, javanese house, traditional architecture, tradition, aestheticsAbstrak: Rumah tradisional Jawa dikenal kaya tradisi yang disimbolkan melalui penggunaan ornamen, konstruksi dan bahan bangunan. Empyak raguman adalah salah satu elemen arsitektur rumah Jawa, berupa pelapis atap bagian dalam yang berfungsi sebagai langit – langit. Empyak raguman terbuat dari bilah bambu yang disusun dengan pola tertentu menjadi simbol dari tingkatan kemampuan sosial ekonomi pemilik rumah. Keberadaannya berfungsi secara estetika dan menggambarkan tradisi yang kuat. Tradisi pembuatan empyak dimulai dengan pengolahan bambu, merangkai dan memasang empyak merupakan perwujudan nilai gotong royong masyarakat Jawa di masa lalu. Saat ini, empyak raguman jarang ditemukan pada rumah tradisional Jawa yang dibangun pada era modern. Hilangnya elemen ini karena perubahan gaya hidup masyarakat tradisional di perkotaan dan di perdesaan. Tulisan ini bertujuan mengulas kembali empyak raguman, tradisi dan estetikanya dalam rumah Jawa. Metode yang digunakan adalah kajian literatur dan komparasinya dengan praktek pelaksanaannya pada beberapa kasus rumah tradisional. Tradisi memasang empyak raguman sudah tidak dijalankan lagi namun keberadaan empyak raguman yang masih terpelihara menjadi simbol kebanggaan bagi pemilik rumah tradisional. Hasil kajian ini menjadi salah satu masukan untuk melestarikan nilai – nilai tradisional pada rumah Jawa.Kata Kunci: empyak raguman, rumah Jawa, arsitektur tradisional, tradisi, estetika
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI HUBUNGAN INTERNASIONAL PADA SISWA KELAS XII SMK MUHAMADIYAH I SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Hadi, Purwanto
PKn Progresif Vol 12, No 2 (2017): Jurnal PKn Progresif
Publisher : PKn Progresif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.667 KB)

Abstract

ABSTRAKBerdasarkan observasi awal terhadap pembelajaran yang diterapkan oleh guru PKN Kelas XII SMK Muhamadiyah I Surakarta menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih didominasi oleh guru, siswa cenderung pasif, kurangnya variasi dalam pembelajaran di kelas hanya menyebabkan siswa tertentu saja   dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut maka hasil belajar yang ingin  dicapai kurang optimal. Salah satu upaya pencapaian kompetensi pembelajaran adalah dengan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan,pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi : aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diambil dari lembar observasi keaktifansiswa, hasil belajar siswa yang diambil dari soal tes yang dikerjakan siswa pada akhir siklus.Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah apabila sekurang- kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tuntas belajar yaitu m emperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 65. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa sebesar 40% dalam kriteria keaktifan cukup  aktif kemudian rata-rata hasil belajar sebesar 70 dengan persentase ketuntasan klasikal 60 %. Untuk hasil penelitian pada siklus II menunjukkanadanya peningkatan baik dalam keaktifan siswa ataupun hasil belajar siswa.Keaktifan siswa menjadi 88% dalam kategori baik atau aktif dan untuk hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 85 dengan ketuntasan klasikal 88%. Sehingga pada pelaksanaan siklus II indikator keberhasilan sudah tercapai. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi hubungan internasional kelas XII SMK  Muhamadiyah I Surakarta.                                Kata kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group                                    Investigation (GI).