This Author published in this journals
All Journal Jurnal Farmasetis
Indarto Indarto
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mamba’ul Ulum Surakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pengobatan Tecovirimat dan Brindocivir untuk Virus Cacar Monyet Andriani Noerlita Ningrum; Indarto Indarto; Yesi Ihdina Fityatal Hasanah; Aquartuti Tri Darmayanti; Aris Widiyanto; Hakim Anasulfalah; Joko Tri Atmojo
Jurnal Farmasetis Vol 12 No 3 (2023): Jurnal Farmasetis: Agustus 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/far.v12i3.1257

Abstract

Penyakit cacar monyet bersifat endemik dan normal terbatas pada Afrika Barat dan Tengah. Namun kasus baru telah dilaporkan di berbagai negara Asia dan Asia Tenggara. Sebagai negara yang bukan merupakan endemic kasus cacar monyet, ahli farmasi di Indonesia belum memiliki banyak informasi terkait penggunaan obat antivirusuntuk kasus cacar monyet. tinjauan sistematis ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan pengkayaan dalam bidang farmasi di Indonesia untuk mewaspasai penyakit endemic Afrika yang mulai menyebar ke kawasan Asia. Artikel dicari melalui basis data sejak Juni - Agustus 2022 melalui database PUBMED, Science direct, The Journal of Infectious Disease dan Google Scholar. Tidak ada upaya dari penulis untuk mencari secara spesifik artikel-artikel yang tidak terpublikasi. Kata kunci yang digunakan antara lain: “human monkepox” yang dikombinasikan dengan “monkepox [Mesh]” AND “Treatment”, “Tecovirimat”, “Brincidofovir”). Design studi yang digunakan adalah clinical trial. Data yang telah tersaring disajikan dalam tabel alur sesuai denan item PRISMA. Terdapat 6 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Tecovirimat (per oral / intravena) diberikan mulai dari dosis 200mg – 6oo mg selama 14 hari dengan catatan pemberian bersama repaglinide mungkin menyebabkan hipoglikemia. Brindocivir diberikan mulai dari 4 mg – 200 mg dan tidak direkomendasikan untuk wanita hamil. Penggunaan Tecovirimat lebih sering diuji dan telah menjanjikan efek terapeutik yang baik pada hewan coba taupun dosis pada manusia. Hal ini yang menyebabkan penggunaan tecovirimat diterima pada tahun 2022 dibandingkan Brindocivir.