Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pelestarian Warisan Budaya Melalui Pembangunan Rumah Sanggar Tenun Ikat Mbola So di NTT Cornelia Hildegardis; Yono Putra; Alfrendo Satriawan Kabupung; Petrus Verianto Soge; Triapriono Kaidu
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8 No 4 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v8i4.550

Abstract

Pembangunan Rumah sanggar Mbola So, di Desa Hewuli, diawali dengan keinginan para pengrajin tenun dalam komunitas Mbola So yang ingin merubah lokasi pengungsian yang ditempatinya menjadi salah satu tempat wisata, terutama tenun ikat. Tenun ikat yang menjadi kekhasan dari wilayah ini merupakan tenun ikat bermotif Palue dengan warna alami. Keinginan tersebut secara perlahan ingin diwujudkan dengan memulai beberapa pembangunan rumah sanggar. Kerjasama pun dilakukan bersama dengan tim teknis dari Universitas Nusa Nipa program studi Arsitektur dan Sipil yang melibatkan dosen maupun mahasiswa. Beberapa proses dilakukan dalam perancangan ini seperti rembuk warga, pemilihan maupun pengukuran lokasi, perancangan hingga pada pembangunan rumah sanggar. Keberadaan “Rumah Sanggar Mbola So” ini diharapkan mampu meningkatkan produksi tenun ikat bemotif khas palue, meningkatkan perekonomian warga sekitar serta mampu menciptakan destinasi wisata baru bagi wilayah Kabupaten Sikka. The construction of the Mbola So studio house, in Hewuli Village, began with the wish of the weaving craftsmen in the Mbola So community who wanted to change the location of the refuge they were living in into a tourist spot, especially weaving. The uniqueness of this region is the Palue patterned weaving with natural colors. This desire is slowly being realized by starting several construction of studio houses. Collaboration was also carried out with the technical team from Nusa Nipa University, the Architecture and Civil Study program which involved lecturers and students. Several processes were carried out in this design, such as community consultation, location selection and measurement, and design and construction of studio houses. The existence of the “Mbola So Studio House” is expected to be able to increase the production of woven motifs with typical Palue motifs, improve the economy of local residents and be able to create new tourist destinations for the Sikka Regency area.
ANALISIS INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PARIWISATA DI LABUAN BAJO, KABUPATEN MANGGARAI BARAT DAN KABUPATEN ENDE Triapriono kaidu; Firnimus Konstantinus Bhara; Alfrendo Satriawan Kabupung
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 29 No. 2 (2024): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jtsa.v29i2.3492

Abstract

Pariwisata memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sektor unggulan di Nusa Tenggara Timur khususnya beberapa destinasi wisata sudah dikenal dunia, seperti Taman Nasional Komodo hingga ikon Taman Nasional Kelimutu yang menjadi salah satu pemasukan pendapatan daerah sektor pariwisata. Pekembangan pariwisata ditunjukan dari meningkatnya jumlah wisatawan setelah pendemi COVID-19 berakahir. Jumlah kunjungan wisatawan di Labuan Bajo, kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2022 meningkat sampai 69.20% dan kabupaten Ende pada tahun 2022 jumlah wisatwan meningkat 86,02%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kecukupan infrastruktur pendukung aktivitas pariwisata di Labuan Bajo, kabupaten Manggarai Barat dan kabupaten Ende. Pengumpulan data dilakukan di dua tempat yaitu Labuan Bajo, kabupaten Manggarai Barat dan kabupaten Ende secara langsung dengan menyebarkan kuesioner yang ditujukan kepada responden. Subjek dalam penelitian ini adalah 44 wisatawan mancanegara, wisatawan domestik dan tour guide untuk menilai kecukupan infrastruktur pariwisata di Labuan Bajo dan 44 wisatawan mancanegara, wisatawan domestik dan tour guide untuk menilai kecukupan infrastruktur pariwisata di kabupaten Ende. Instrumen penilaian menggunakan American Society of Civil Engineers. Hasil dari penelitian dari 44 responden menunjukan secara keseluruhan infrastruktur pendukung aktivitas pariwisata di Labuan Bajo, kabupaten Manggarai barat meperoleh rating ( 73,52%) dengan grade “Cukup”, sedangkan 44 reponden menunjukan secara keseluruhan infrastruktur pendukung aktivitas pariwisata di kabupaten Ende memperoleh rating (69,12%) dengan grade “Buruk”. Hasil perbandingan studi yang di lakukan pada tahun 2017 dan studi pada tahun 2023 infrastruktur pariwisata di Labuan Bajo, kabupaten Manggarai Barat menunjukan ada peningkatan. Peningkatan itu dilihat dari hasil akhir nilai rata-rata dari 12 infrastruktur yang telah dianalisis, yang mana infrastruktur pariwisata di tahun 2017 mendapat nilai akhir “D” (Buruk). Sedangkan infrastruktur pariwisata di Labuan Bajo, kabupaten Manggarai Barat di tahun 2023 mendapat nilai akhir “C” (Cukup) dengan rating 73.52.