Penyebaran virus covid-19 yang sangat cepat menyebabkan pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial. Kebijakan tersebut berdampak pada lumpuhnya kegiatan sektor industri restoran konvensional di semua tempat makan terpaksa berhenti berjualan karena harus mengikuti peraturan daerah setempat. Pada sisi lain pembatasan sosial menyebabkan perubahan perilaku berbelanja makanan pada masyarakat melalui pembelian makanan berbasis online. Restoran konvensional akhirnya berlomba-lomba untuk go online dengan menerapkan sistem delivery melalui aplikasi berbasis online demi menyelamatkan bisnisnya. Kebutuhan tersebut menciptakan inovasi baru pada industri restoran yaitu cloud kitchen. Ruang dapur cloud kitchen yang terdiri dari banyak tenant seringkali dirancang ditempat yang peruntukannya bukan untuk dapur sebuah restoran. Acuan kriteria ruang yang belum tersedia menyebabkan pemilik cloud kitchen hanya mementingkan banyaknya keuntungan yang didapat dengan mewadahi sebanyak-banyaknya tenant yang masuk. Oleh karena itu, Penelitian ini hadir sebagai salah satu tahapan awal penyusunan kriteria rancang dengan tujuan mengidentifikasi karakter ruang dalam cloud kitchen. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif deskriptif melalui komparasi ruang beberapa merk cloud kitchen dengan tipologi yang berbeda berdasarkan kelengkapan ruang, zonasi ruang, bentuk organisasi ruang, dan sirkulasi hubungan antar ruang. Temuan yang didapat dari penelitian adalah seluruh tipologi cloud kitchen terdapat kekurangan kelengkapan ruang penunjang kegiatan utama. Secara umum konsep bentuk dari organisasi ruang, sirkulasi, dan hubungan antar ruang pada cloud kitchen mengikuti fungsi sebelumnya bangunan tersebut yaitu ruko dan rumah. Beberapa aspek ruang yang diteliti terdapat repetisi namun hanya dalam tipologi yang sama.