Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PERAN PLACE IDENTITY DALAM MENCIPTAKAN COMMUNITY RESILIANCE DI WILAYAH URBAN FRINGE Ischak, Mohammad -; Setioko, Bambang -; Gandrum, Dedes Nur
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Arsitektur Zonasi Oktober 2018
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v1i2.12254

Abstract

The urban growth in today's world is marked by rapid and massive urban expansion into rural areas. In the Tangerang area, the expansion is marked by the acquisition of agricultural land and settlements by developers as happened in the development of the new town of Gading Serpong. One of the impacts of land acquisition and settlement by developers has led to the emergence of many settlements confined within Gading Serpong's new town area. In spite of the changes in the immediate environment that are very fast and still going on today, changes also occur in native settlements, especially in the area because many land and its inhabitants are moved as a result of being freed by the developer. With very extreme changes occurring in the enclave settlement, raises the question of why and in what ways can an enclave settlement survive?To get answers to these questions, it is necessary to study the characteristics of settlements and indigenous peoples, as well as to examine the potential of the region in the context of place identity that can be maximized for the benefit of adaptation to environmental changes due to the growth of the region that is going on around it. The research use a qualitative method by obtaining the data directly through observation and in-depth interviews with residential dwellers to obtain the characteristics of settlements as well as characteristics of sosial life in the locus of study. The results obtained are that there is potential possessed by the native settlement that is place identity as the basis on the resilience of the inhabitants. Place identity is formed because of several factors that are actually very possible to synergize with all the factors involved in the growth of urban fringe. Thus it is expected that development in the urban fringe area will not leave the settlements and life of its pre-existing inhabitants as the content attached to the concept of sustainable development.Keywords : place identiry, sustainable development, segregasi, kebertahanan
Increasing health awareness for the community of Mushola Al-Mubarokah at Medang Lestari Housing, Tangerang Ischak, Mohammad
Community Empowerment Vol 6 No 9 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.5603

Abstract

The government has handled the Covid-19 pandemic with massive programs and policies and involved all levels of society. Likewise, the socialization of health protocols in order to control and reduce the impact of the pandemic. Nevertheless, nowadays, often people ignore the protocol. One of the strategic components of society in order to socialize as well as implement health protocols is the community of worshipers which is coordinated by the Mushola Prosperity Council (DKM). This community service is carried out with the rationale of the effectiveness of the socialization of the application of health protocols, especially in worship activities, to the community of Mushola Al-Mubarokah, RW 09, Medang Lestari, Tangerang. The method is socialization that utilizes the DKM routine activities such as recitations and management meetings. This effort succeeded in instilling discipline in the community and DKM administrators to maintain and discipline the community to voluntarily implement health protocols in routine activities, while other mosques relaxing the implementation of health protocols.
PERUMUSAN KRITERIA ARSITEKTUR ECO-CULTURAL PADA BANGUNAN KEBUDAYAAN Wijaya Putri , Regina; Ischak, Mohammad; Helly Purwaningsih, Lucia
Metrik Serial Teknologi dan Sains Vol. 5 No. 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Konsorsium Cendekiawan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep arsitektur eko-kultural merupakan salah satu dari konsep aliran arsitektur berkelanjutan. Konsep arsitektur ini merupakan salah satu dari Enam Logika Bersaing dari Arsitektur Berkelanjutan. Bangunan kebudayaan dapat menjadi contoh intrepretasi dari arsitektur eko-kultur. Bangunan kebudayaan adalah salah satu klasifikasi bangunan yang banyak menggunakan konsep ini dikarenakan adanya perpaduan kebudayaan serta alam sekitar didalamnya. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil penerapan dari arsitektur eko-kultural terhadap bangunan kebudayaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan melakukan studi terhadap preseden yaitu, Pusat Seni dan Kebudayaan ChunYangTai, Pusat Pendidikan Alam dan Kebudayaan Kaliandra Sejati, dan Pusat Kebudayaan Elena Garro. Penelitian ini menggunakan kriteria konsep eko-kultur sebagai alat untuk menganalisis serta menyimpulkan studi preseden yang ada. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dan acuan dalam mendesain pusat kebudayaan menggunakan konsep arsitektur eko-kultural.
KOMUNITAS MASYARAKAT SEBAGAI GENERATOR TERBENTUKNYA KARAKTER DAN IDENTITAS KAWASAN KOTA. Subagja, Rahma Ghaesani; Ischak, Mohammad
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 6, Nomor 1, Januari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v6i1.8636

Abstract

Kampung Condet saat ini mengalami perkembangan dan perubahan yang sangat pesat terhitung setelah dinyatakan sebagai Kawasan cagar budaya pada tahun 1974. Salah satu bentuk perubahan tersebut adalah banyaknya penduduk keturunan timur tengah yang bermukim di sepanjang jalan utama Condet dan membuka usaha komersial. Keberadaan penduduk keturunan timur tengah tersebut, saat ini justru menjadi salah satu identitas dari Kawasan Condet. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab  pertanyaan penelitian terkait dengan apakah banyaknya penduduk keturunan timur tengah juga memunculkan karakter arsitektural di  Kawasan Condet. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif dengan membatasi pembahasan hanya pada fasade bangunan rumah toko yang dihuni oleh penduduk keturunan Timur Tengah di penggal Jalan Condet Raya, dengan menggunakan pendekatan tipomorfologi kota. Temuan penelitian yang didapat adalah bahwa Jalan Raya Condet menampilkan karakter Kawasan yang kuat, yang berpotensi menjadi identitas Kawasan Condet. Terbentuknya karakter kawasan   merupakan perpaduan antara elemen jalan sebagai path, yang didukung aktivitas komersial khusus barang-barang yang khas Timur Tengah, dan diperkuat signage yang menampilkan nama-nama toko yang juga khas Timur Tengah. Sedangkan karakter arsitektural pada fasade bangunan tidak menunjukkan karakter khusus.
IMPLIKASI DAN MANFAAT PELAKSANAAN KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS TRISAKTI Septiani, Winnie; Rinanti, Astri; Dewayana, Triwulandari Satitidjati; Fachrul, Melati Feuranita; Ischak, Mohammad; Murwonugroho, Wegig
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 7, Nomor 1, Januari 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v7i1.12711

Abstract

Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memberikan tantangan dan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas, kemandirian, kapasitas dan kebutuhan mahasiswa di luar program studi dan di luar Perguruan Tinggi selama tiga semester.  Kebijakan MBKM yang sesuai dengan Permendikbud No 3 tahun 2020 mulai dilaksanakan pada beberapa Program Studi di Universitas Trisakti pada semester Gasal 2020/2021. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pemahaman mahasiswa terhadap kebjiakan MBKM dan menganalisis implikasi serta manfaat kebijakan MBKM bagi mahasiswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan survey dengan metode total sampling. Instrumen penelitian berasal dari dua sumber yaitu survey Spada yang dilakukan oleh Dikti dan survey yang dirancang oleh universitas trisakti.  Penelitian ini dilakukan pada semua civitas akademika, akan tetapi pada paper ini bahasan dibatasi pada survey yang dilakukan pada mahasiswa Universitas Trisakti S1, seluruh angkatan dan semua program studi. Hasil analisis menunjukan  bahwa pemahaman mahasiswa tentang MBKM ini masih kecil, akan tetapi 60.87% menyatakan tertarik untuk mengikuti program MKBM. Tiga Program MBKM yang diminati mahasiswa adalah pertukaran pelajar, Magang/Praktik kerja dan kewirausahaan. Mahasiswa menilai implikasi pelaksanaan MBKM ini pada keterampilan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks, memperluas perspektif, bekal bekerja setelah lulus, peningkatan soft skill dan persiapan menghadapi masa paska kampus.
PENERAPAN KARATERISTIK BANGUNAN DI KAWASAN SUMBU FILOSOFI YOGYAKARTA TERHADAP PERANCANGAN DESAIN JOGJA PLANNING GALLERY Habibah, Annisa Nur; Ischak, Mohammad; Iskandar, Julindiani
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 9, Nomor 1, Januari 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v9i1.17661

Abstract

Sumbu filosofi merupakan garis lurus yang ditarik dari Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta, dan Tugu Pal. Sumbu filosofi juga merupakan simbol dari keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Bangunan yang berada di Kawasan sumbu filosofi harus mewujudkan citra karakter kawasan Sumbu Filosofi yang merupakan bagian dari Sumbu Imajiner, yang berupa garis lurus yang sudah diatur dalam peraturan. Permasalahan yang ditimbulkan dari penelitian ini adalah apakah bangunan yang terdapat pada kawasan sumbu filosofi ini sudah dapat merespon terhadap peraturan-peraturan yang berlaku pada kawasan sumbu filososfi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi karateristik bangunan pada kawasan tersebut yang sesuai dengan peraturan setempat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif yang dilakukan dengan studi literatur dan studi preseden. Dari hasil penelitian ini menggambarkan tentang peraturan bangunan dan seperti apa karateristik bangunan-bangunan yang terdapat pada kawasan Sumbu Filosofi yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam perancangan desain Jogja Planning Gallery. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu beberapa bangunan pada kawasan sumbu Filosofi menggunakan gaya arsitektur indis dan cina, oleh karena itu gaya arsitektur tersebut dapat diterapkan pada desain Jogja Planning Gallery.
PENATAAN RUANG LUAR MASJID KOMUNITAS DI KOTAKITAKYUSHU BERBASIS PARTICIPATORY PLANNING Maulani, Mustamina; Ischak, Mohammad; Sari, Emilia; Busnetty, Ida
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 5, Nomor 2, Juli 2024
Publisher : Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/a1betp75

Abstract

Saat ini, masih banyak terjadi pemanfaatan bangunan tempat tinggal sebagai tempat ibadah, seperti yang terjadi pada masjid komunitas muslim di Kota Kitakyusu, Jepang yang dikenal sebagai Kitakyushu Islamic Cultural Centre (KCIC). Permasalahan muncul dikarenakan pengalihan fungsi dari bangunan rumah tinggal menjadi masjid membutuhkan penataan ulang pada tata ruangnya, baik tata ruang interior maupun eksterior. Tujuan dari Pkm Ini adalah memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada Mitra Komunitas Muslim di kota Kitakyushu yang akan melaksanakan penataan ruang luar masjid Komunitas Muslim Kitakyushu dan mendampingi perencanaan dan pelaksanaan penataan ruang luar masjid Komunitas Muslim Kitakyushu agar didapatkan hasil penataan ruang luar yang fungsional sekaligus menerapkan aspek estetika. Metode yang digunakan pada program Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah participatory planning, yang melibatkan mitra pada semua tahapan pelaksanaan program, dari mulai tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. pelaksanaan program PkM Internasional ini dapat berjalan dengan lancar dan hasil kegiatan berupa perkerasan halaman masjid yang didesain dengan mengoptimalkan kondisi eksisting tapak. Hasil kegiatan langsung dapat dinikmati oleh Komunitas Muslim Kota Kitakyushu.  
Pelatihan Pengolahan Limbah Gorengan Untuk Pembuatan Biodiesel Dan Pakan Ternak Di Kelurahan Curug, Bogor Fathaddin, Muhammad Taufiq; Ischak, Mohammad; Maulani, Mustamina; Damayanti, Sisca; Irvan, Rayhan; Mahanggi, Muhammad F.Z.; Arkaan, Muhammad Dzaki; Buana, Firdha Meidya
Jurnal Migasian Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Migasian
Publisher : LPPM Institut Teknologi Petroleum Balongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36601/jm.v8i2.325

Abstract

Fried food waste can have negative impacts on environmental and health problems. On the other hand, fried food waste can be processed into biodiesel and animal feed. So that the utilization of fried food waste can increase the supply of fuel and animal feed which continues to increase along with the increasing population in Indonesia. Cooking oil is a renewable material because it comes from palm oil, coconut, corn, soybeans and others. So that the manufacture of biodiesel and animal feed can be preserved and developed in the future. Based on these problems, community service activities (PkM) in RT 3 and RT 5 located in RW 13, Curug Village, Bogor. This PkM activity was attended by 20 participants and was carried out in five stages. The first and second stages were in the form of counseling containing the delivery of material on making biodiesel and animal feed. In the third and fourth stages, training was given on making biodiesel and animal feed. While in the fifth stage, monitoring and evaluation were carried out. The indicators of the success of this activity were evaluated based on the pre-test and post-test values ​​carried out for both biodiesel making activities and animal feed making activities. Based on the evaluation of the comparison of pre-test and post-test assessments carried out by participants, it shows an increase in understanding of biodiesel production from an average value of 38 to 75 or an average increase of 99%. While the increase in understanding of animal feed production from an average value of 21 to 69 or an average increase of 224%. This activity received high attention from the local community. In addition to increasing understanding and expertise regarding biodiesel production, participants also increased their awareness to maintain environmental sustainability and maintain health.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGOLAHAN LIMBAH GORENGAN UNTUK PEMBUATAN BIODIESEL DI KELURAHAN CURUG KOTAMADYA BOGOR Fathaddin, Muhammad Taufiq; Ischak, Mohammad; Maulani, Mustamina; Damayanti, Sisca; Irvan, Rayhan; Mahanggi, Muhammad F.Z.; Arkaan, Muhammad Dzaki; Buana, Firdha Meidya
Jurnal AKAL: Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal AKAL : Abdimas dan Kearifan Lokal
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/akal.v6i1.21892

Abstract

Minyak jelantah dapat menimbulkan dampak buruk terhadap masalah pada kesehatan. Minyak jelantah juga menimbulkan masalah pada lingkungan. Di sisi lain minyak jelantah dapat diolah menjadi biodiesel. Sehingga pemanfaatan minyak jelantah dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Di samping itu biodiesel tergolong bahan bakar yang terbarukan, oleh karena itu pasokan biodiesel sebagai bahan bakar dapat dilestarikan dan dikembangkan di masa yang akan datang. Berdasarkan permasalahan tersebut tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan khususnya kepada Masyarakat di RW 3 dan RW 5 yang berlokasi di RW 13, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kota Madya Bogor. Kegiatan ini mendapat antusiasme yang tinggi dari masyarakat setempat. Berdasarkan evaluasi terhadap perbandingan penilaian pre test dan post test yang dikerjakan oleh peserta memperlihatkan kenaikan dari nilai rata-rata 37,5 menjadi 74,6 atau kenaikan rata-rata sebesar 98,9%. Selain peningkatan pemahaman dan keahlian mengenai pembuatan biodiesel, para peserta juga memotivasi kesadaran peserta untuk memelihara kesehatan dan menjaga kelestarian lingkungan.
TATA NILAI KOMUNITAS SEBAGAI KOMPONEN UTAMA DALAM TRANSFORMASI FASAD PADA BANGUNAN CAGAR BUDAYA MASJID ANGKE JAKARTA Suhartini, Suhartini; Ischak, Mohammad; Widiarso, Tulus; Pribadi, I Gede Oka Sindhu
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 8 No 3 (2024): Jurnal Arsitektur ARCADE September 2024
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Although the Angke Mosque is a cultural heritage building designated through the Decree of the Governor of the DKI Jakarta Provincial Government Number 1371 of 2019, in reality until now there have been changes in the shape of the building. This study aims to examine the concepts and values that are still believed in by the community that made changes to the shape of the mosque in relation to the context of cultural heritage buildings. The method used is quasi-qualitative based on the post-positivism paradigm. The observation unit is the building facade elements including stairs, doors, windows, walls, and roofs. The exploration of community values was carried out through interviews with several informants using a butterfly diagram. The study resulted in findings that the community still holds values as the basis for preserving buildings in the form of very strong ties to the shape of the facade components, especially the door and roof elements, so that it can be the basis for preserving the Angke Mosque as a cultural heritage building.Keywords: cultural heritage, concept, facade, mosque, communityAbstrak: Meskipun Masjid Angke merupakan bangunan cagar budaya yang ditetapkan melalui  SK Gubernur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1371 Tahun 2019, pada kenyataannya sampai sekarang sudah mengalami perubahan-perubahan pada bentuk bangunannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep dan tata nilai yang masih diyakini oleh komunitas yang melakukan perubahan pada bentuk masjid dalam kaitannya dengan konteks bangunan cagar budaya. Metode yang digunakan adalah kuasi kualitatif yang dilandasi paradigma post positivism. Unit amatan adalah elemen fasad bangunan meliputi tangga, pintu, jendela, dinding, dan atap. Penggalian tata nilai komunitas dilakukan melalui wawancara terhadap beberapa informan dengan menggunakan diagram kupu-kupu. Penelitian menghasilkan temuan bahwa komunitas masih memegang tata nilai sebagai dasar pelestarian bangunan dalam bentuk ikatan yang sangat kuat terhadap bentuk komponen fasad khususnya pada elemen pintu, dan atap sehingga dapat menjadi dasar pelestarian Masjid Angke sebagai bangunan cagar budaya.Kata Kunci: cagar budaya, konsep, fasad, masjid, komunitas