Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS NETNOGRAFI SENTIMEN PENGGUNA TWITTER TERHADAP PEMBUKAAN KEMBALI PARIWISATA DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Rinaldi, Aditya Rizki; Damanik, Janianton; Mutiarin, Dyah
PARIWISATA BUDAYA: JURNAL ILMIAH AGAMA DAN BUDAYA Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pba.v6i1.1982

Abstract

Pemerintah dituntut untuk sigap selain dalam menindaklanjuti penyebaran Covid-19, di sisi lain pemerintah diminta untuk menstabilkan perekonomian masyarakat, sehingga pemerintah membuka kembali akses dan industri pariwisata. Opini publik dapat terbentuk dengan mudah melalui sentimen yang tertuang secara online (dalam jaringan), sehingga untuk mengantisipasinya dapat dilakukan melalui eksplorasi konten media sosial. Penelitian ini dilakukan dengan mengeksplorasi sentimen masyarakat khususnya warganet terkait kebijakan pembukaan kembali pariwisata di Indonesia di tengah pandemi Covid-19, untuk menelusuri opini publik di Indonesia. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan analisis netnografi untuk menganalisis postingan atau tulisan warganet di media sosial Twitter. Pengambilan data media sosial Twitter diambil menggunakan bantuan dari ektensi Google Chrome yaitu NCapture, dan data dikelola menggunakan perangkat lunak NVivo 14 sebagai alat pengelolaan penelitian kualitatif. NCapture menemukan 513 postingan dengan penyaringan kata “wisata baru”. Hasil penelitian terhadap 297 postingan menunjukkan sikap netral atau sikap tidak berpihak dari warganet pengguna Twitter. Berdasarkan hasil analisis tersebut, terdapat temuan yang menunjukkan sumber-sumber dari konten Twitter dengan sentimen negatif maupun positif, dimana akun pemerintah diketahui tidak menjadi sumber dalam postingan dengan sentimen negatif. Temuan sentimen warganet di Twitter dapat menjadi arahan dalam mengetahui sikap dan respon masyarakat terhadap kebijakan dalam pembukaan kembali pariwisata di tengah pandemi Covid-19.
Facts and Fictions: Focusing on TripAdvisor Reviews of Mount Tangkuban Parahu Aditya Rizki Rinaldi
Jurnal Internasional Penelitian Bisnis Terapan Vol 5 No 01 (2023)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/ijabr.v5i01.279

Abstract

Folklore as a form of intangible cultural heritage can be used as a strong cultural capital for tourism development. The existence of the legend of Sangkuriang, which is thick among the Sundanese community, and other aspects such as geological and volcanological aspects become tourism strengths of Mount Tangkuban Parahu. Using content analysis on traveler reviews on TripAdvisor pages, this article explores how "Sangkuriang'' affects travelers. The word mining technique on TripAdvisor reviews from 2011 to 2021 shows several frequently appearing topics in the reviews. Furthermore, the network visualization shows that words with folklore connotations are often related to the landscape of this mountain. In other words, the presence of folklore is depicted physically in a narrative. However, some reviewers see this mountain from its physical sides, such as the beauty of the scenery and the presence of a crater that emits a sulfur smell. The findings of this study show that travelers tend to process factual and fictional information simultaneously and share it as information in their reviews.
ANALISIS NETNOGRAFI SENTIMEN PENGGUNA TWITTER TERHADAP PEMBUKAAN KEMBALI PARIWISATA DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Aditya Rizki Rinaldi; Dyah Mutiarin; Janianton Damanik3
Jurnal Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.143 KB) | DOI: 10.25078/pariwisata.v6i1.115

Abstract

The government is required to be alert in following up on the spread of Covid-19, on the other hand the government is asked to stabilize the community's economy, so that the government reopens access and the tourism industry. Public opinion can be formed easily through sentiments expressed online (in the network), so that to anticipate this can be done through exploration of social media content. This research was conducted by exploring public sentiment, especially citizens regarding the policy of reopening tourism in Indonesia in the midst of the Covid-19 pandemic, to explore public opinion in Indonesia. A qualitative approach is used in this study with netnographic analysis to analyze warganet posts or writings on Twitter social media. Twitter social media data collection is taken using the help of the Google Chrome platform, namely NCapture, and the data is managed using NVivo 14 software as a qualitative research management tool. NCapture found 513 posts filtering the word “new travel”. The results of the study on 297 posts showed a neutral or impartial attitude from Twitter users. Based on the results of this analysis, there are findings that show sources of Twitter content with negative or positive sentiments, where government accounts are known not to be the source of posts with negative sentiments. The findings of netizen sentiment on Twitter can be a direction in finding out people's attitudes and responses to policies in reopening tourism in the midst of the Covid-19 pandemic. The results of the analysis show that most netizens provide neutral sentiment regarding the reopening of tourism or are in an impartial position. This study also pointed out some of the words and phrases that often appear such as "travel", "open" and "health protocol". Interestingly, the findings of this study show that among Twitter accounts there are only government accounts that do not have negative sentiments in the tweets they make.
ANALISIS NETNOGRAFI SENTIMEN PENGGUNA TWITTER TERHADAP PEMBUKAAN KEMBALI PARIWISATA DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Aditya Rizki Rinaldi; Janianton Damanik; Dyah Mutiarin
PARIWISATA BUDAYA: JURNAL ILMIAH AGAMA DAN BUDAYA Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pba.v6i1.1982

Abstract

Pemerintah dituntut untuk sigap selain dalam menindaklanjuti penyebaran Covid-19, di sisi lain pemerintah diminta untuk menstabilkan perekonomian masyarakat, sehingga pemerintah membuka kembali akses dan industri pariwisata. Opini publik dapat terbentuk dengan mudah melalui sentimen yang tertuang secara online (dalam jaringan), sehingga untuk mengantisipasinya dapat dilakukan melalui eksplorasi konten media sosial. Penelitian ini dilakukan dengan mengeksplorasi sentimen masyarakat khususnya warganet terkait kebijakan pembukaan kembali pariwisata di Indonesia di tengah pandemi Covid-19, untuk menelusuri opini publik di Indonesia. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan analisis netnografi untuk menganalisis postingan atau tulisan warganet di media sosial Twitter. Pengambilan data media sosial Twitter diambil menggunakan bantuan dari ektensi Google Chrome yaitu NCapture, dan data dikelola menggunakan perangkat lunak NVivo 14 sebagai alat pengelolaan penelitian kualitatif. NCapture menemukan 513 postingan dengan penyaringan kata “wisata baru”. Hasil penelitian terhadap 297 postingan menunjukkan sikap netral atau sikap tidak berpihak dari warganet pengguna Twitter. Berdasarkan hasil analisis tersebut, terdapat temuan yang menunjukkan sumber-sumber dari konten Twitter dengan sentimen negatif maupun positif, dimana akun pemerintah diketahui tidak menjadi sumber dalam postingan dengan sentimen negatif. Temuan sentimen warganet di Twitter dapat menjadi arahan dalam mengetahui sikap dan respon masyarakat terhadap kebijakan dalam pembukaan kembali pariwisata di tengah pandemi Covid-19.
PENELUSURAN POTENSI DAYA TARIK WISATA DI KAWASAN BOROBUDUR DENGAN PENERAPAN KONSEP PARIWISATA NICHE DAN ALTERNATIF Rinaldi, Aditya Rizki
Jurnal Manajemen Perhotelan dan Pariwisata Vol. 7 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpp.v7i2.84382

Abstract

Pariwisata massal yang berkembang di Kawasan Candi Borobudur merupakan permasalahan yang telah lama menjadi fokus penelitian, disebabkan oleh dampak negatif yang dirasakan lebih banyak dibandingkan manfaatnya. Selain itu, fenomena yang terjadi di Kawasan Borobudur menunjukkan persoalan kemiskinan masyarakat pedesaan di Kawasan Borobdur yang disebabkan sentralisasi pengembangan dan promosi pariwisata di kawasan tersebut. Artikel ini bertujuan untuk menggali potensi pariwisata di sekitar Candi Borobudur sebagai upaya pendistribusian manfaat dari pariwisata dalam bentuk pariwisata alternatif dan niche. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui observasi dan telaah literatur terdahulu terkait pengembangan pariwisata khususnya di Borobudur. Teori pariwisata niche dari Novelli (2005) menjadi dasar dalam penelusuran pariwisata alternatif dan niche di Kawasan Borobudur dan sekitarnya. Hasil penelusuran yang dilakukan pada dua puluh desa di Kecamatan Borobudur menunjukkan terdapat sepuluh konsep pariwisata yang berpotensi untuk dapat diterapkan dan dikembangkan di beberapa desa dan daya tarik wisata lainnya di kawasan Borobudur. Tidak semua konsep pariwisata yang dikemukakan dalam buku Noveli yang berjudul “Niche Tourism: Contemporary issues, trends and cases” dapat diterapkan di kawasan ini.
Folklor dan Peningkatan Pengalaman Wisata di Gunung Tangkuban Parahu Rinaldi, Aditya Rizki; Yusuf, Mohamad
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya Vol 15, No 1 (2024): Jurnal Khasanah Ilmu - Maret 2024
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/khi.v15i1.16228

Abstract

Hubungan timbal balik antara cerita rakyat Sangkuriang dengan Gunung Tangkuban Parahu tidak dapat dipisahkan. Kaitannya dengan pengembangan pariwisata di gunung tersebut adalah popularitas dari cerita rakyat Sangkuriang mampu meningkatkan daya tarik pengunjung ke Taman Wisata Alam (TWA) Tangkuban Parahu. Beberapa wisatawan cenderung memiliki ketertarikan untuk mengetahui cerita yang melatarbelakangi tempat yang mereka kunjungi. Sehingga Sangkuriang sebagai folklor di Gunung Tangkuban Parahu dapat dijadikan modal dalam menghadapi tantangan yang dihadapi objek daya tarik wisata dalam menciptakan pengalaman wisata yang berkesan. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha mengeksplorasi penerapan folklor yang dilakukan di TWA Tangkuban Parahu dan korelasinya dengan pengalaman wisata yang berkesan. Untuk menjawab pertanyaan penelitian ini, penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara bersama beberapa informan. Pengamatan, studi pustaka dan pengkajian dokumentasi dilakukan untuk mengkonfirmasi keabsahan data. Sementara, data kuantitatif dikumpulkan melalui pendistribusian kuesioner terhadap responden yang telah dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelola TWA Tangkuban Parahu telah menerapkan folklor ‘Sangkuriang’ di beberapa tempat baik dalam bentuk simbol atau narasi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa penerapan folklor berpengaruh positif dalam upaya meningkatkan pengalaman wisata berkesan, serta korelasi antara keduanya merupakan hubungan yang kuat yakni sebesar 75,9%.
Sangkuriang: Potensi Folklor dalam Pengembangan Pariwisata Kawasan Cekungan Bandung Rinaldi, Aditya Rizki
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya Vol 16, No 1 (2025): Jurnal Khasanah Ilmu - Maret 2025
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/khi.v16i1.23147

Abstract

‘Sangkuriang’ menjadi folklor yang melekat di masyarakat tanah Sunda, kehadirannya sebagai media pendidikan, hiburan, sosial dan budaya memiliki peran serta dalam promosi pariwisata. Beberapa latar tempat yang dikisahkan dalam cerita ‘Sangkuriang’ diyakini memiliki keterkaitan dengan tempat-tempat di Kawasan Cekungan Bandung yang sampai saat ini masih eksis keberadaannya. Eksplorasi tempat-tempat yang berhubungan dengan kisah romansa tragis ini perlu dilakukan guna memetakan potensi wisata dan menyusun strategi pemasaran pariwisata khususnya pada daya tarik wisata yang tersebar di Kawasan Cekungan Bandung yang berasosiasi dengan ‘Sangkuriang’. Pengeksplorasian dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan dan wawancara terhadap beberapa informan. Observasi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk mengamati potensi pariwisata di kawasan tersebut. Daya tarik wisata yang muncul dalam eksplorasi menunjukkan beberapa lokasi berdasarkan geomitologi, dan toponomi dari tempat-tempat di Kawasan Cekungan Bandung. Lebih lanjut, dengan menggunakan teori storytelling dari Gamil (2017) sebagai upaya pengamanan ‘Sangkuriang’ sebagai warisan budaya takbenda dan mempromosikan daya tarik wisata yang berasosiasi dengan folklor tersebut. 
Sustainable Practices in the MICE Industry: Strategies and Challenges for Green Meetings in Indonesia Gultom, Liza Khairunnisa; Rinaldi, Aditya Rizki; Setiawati, Yuli
Indonesian Journal of Tourism and Leisure Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : Lasigo Akademia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36256/ijtl.v6i1.508

Abstract

Indonesia's MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition) industry plays an important role in the economy. Still, it faces significant challenges related to the environmental impact caused by extensive activities, such as waste and high energy consumption. Therefore, implementing the green meeting concept, which focuses on environmental sustainability, is crucial to reducing these negative impacts. This research aims to examine the implementation of green meetings at Indonesian MICE venues, identify the challenges faced, and explore the strategies implemented to reduce the event's ecological footprint. Based on a study of several venues in Jakarta and Bali, the research results show that although there are efforts to implement environmentally friendly practices, such as the use of renewable energy, more efficient waste management, and reducing the use of single-use plastics, the main challenges faced are the lack of uniform sustainability policies, limited infrastructure, and low awareness of participants. This research recommends strengthening clear national policies, providing incentives for green technology, and more intensive training for event managers and participants. The implications of implementing green meetings are expected to increase Indonesia's competitiveness in the global MICE market and strengthen relationships with local communities. This research also proposes a future research agenda to evaluate the economic and social impacts of implementing green meetings and developing more in-depth policies.