Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EKSISTENSI ADAT, TANAH ULAYAT DAN PARIWISATA DI KASEPUHAN CIPTAGELAR, JAWA BARAT Nusanto, Tri Suyud; Widiyanto, Nur
PARIWISATA BUDAYA: JURNAL ILMIAH AGAMA DAN BUDAYA Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pba.v6i1.2004

Abstract

Paper ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai dinamika dari pertemuan antara Islam dengan tatali paranti karuhun sebagai dasar spiritualitas dan praktek kehidupan masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar yang menempati  kawasan Taman Nasional Halimun Salak, Jawa Barat. Fokus dari studi ini adalah terkait bagaimana aspek legal dari hak menjalankan kepercayaan adat dan akses atas tanah ulayat bisa secara bertahap didapatkan melalui keterlibatan dalam pengembangan pariwisata. Spiritualitas dan kehidupan sehari-hari warga kasepuhan bersumber dari kepercayaan Sunda Pra-Islam, dan dikenal sebagai bagian dari kepercayaan Sunda Wiwitan. Seperti halnya berbagai kepercayaan adat lain di Indonesia, Sunda Wiwitan tidak dikategorikan sebagai agama oleh negara. Pada sisi lain, meskipun telah menempati wilayah adat secara turun temurun, namun setelah ditetapkan sebagai bagian dari taman nasional, penduduk Ciptagelar sempat dianggap sebagai penghuni ilegal di kawasan hutan konservasi. Hal ini menjadikan adanya dua tekanan sekaligus bagi warga kasepuhan, yaitu keleluasan untuk menjalankan spiritualitas yang berakar dari ajaran nenek moyang dan terpinggirnya atas hak tanah adat dari sisi legal. Pada saat yang sama, Ciptagelar juga memiliki berbagai sumber daya  wisata budaya yang bersumber dari keaslian tradisi Sunda, serta wisata alam di kawasan pegunungan. Untuk itu, studi ini memberikan sudut pandang baru tentang bagaimana hadirnya pariwisata dapat menjadi jalan tengah bagi upaya memperkuat identitas budaya Kasepuhan Ciptagelar serta mendapatkan pengakuan bagi hak atas tanah ulayat. Riset etnografi dengan participant observation untuk pengumpulan data ini memperlihatkan bahwa pariwisata ternyata dapat memediasi berbagai kebuntuan dari dinamika antara Islam, adat dan upaya memperkuat akses untuk menempati tanah ulayat yang telah ditetapkan sebagai bagian dari hutan negara.
Pemulihan Kegiatan Pariwisata Pada Masa Pandemi Di Desa Wisata Banyubiru, Kabupaten Magelang Melalui Pendampingan Bumdes Nirmala Biru Nur Widiyanto; Tri Suyud Nusanto
Solidaritas: Jurnal Pengabdian Vol. 2 No. 1 (2022): Solidaritas: Jurnal Pengabdian
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/sjp.v2i1.6820

Abstract

Pariwisata diharapkan menjadi pemicu pemulihan ekonomi di masa pandemic, termasuk bagi desa. Ini mendorong pemerintah desa untuk memaksimalkan peran Bumdes sebagai aktor utama pariwasata, termasuk di Desa Wisata Banyubiru, Kabupaten Magelang. Setelah dua tahun vakum, kegiatan pariwisata mulai dibuka dengan mengandalkan peran Bumdes dan Pokdarwis. Sayangnya, rencana tersebut menghadapi kendala; tidak ada tata kelola dan rencana kerja yang jelas. Masalah lain adalah anggaran dana desa untuk pariwisata tidak ada karena adanya ketentuan dari pemerintah pusat bahwa semitar 48 % Anggaran Dana Desa harus digunakan untuk BLT dan penannganan Covids-19, sehingga beberapa kendala tersebut mempengaruhi kinerja Bumdes dan Pokdarwis. Berdasarkan temuan awal diatas, kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Wisata Banyubiru bertujuan .mendampingi Bumdes Nirmala Biru untuk memperbaiki tata kelola kelembagaan, menyusun rencana kerja dan memonitor implementasinya melalui serangkaian kegiatan; pengamatan terlibat, diskusi, wawancara hingga Focus Group Discussion. Setelah proses pendamping intensif selama sekitar 6 bulan, Bumdes Nirmala Biru berhasil me-reorganisasi kepengurusan dengan tata kelola lebih baik, memiliki program kerja lebih jelas serta menjalanan kembali beberapa agenda wisata dengan lebih inovatif, termasuk memiliki jaringa kemitraan lebih luas.
EKSISTENSI ADAT, TANAH ULAYAT DAN PARIWISATA DI KASEPUHAN CIPTAGELAR, JAWA BARAT Tri Suyud Nusanto; Nur Widiyanto
Jurnal Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.836 KB) | DOI: 10.25078/pariwisata.v6i1.116

Abstract

The article aimed at understanding the dynamics within the encounter between Islam and tatali paranti karuhun, the local religion as the central source of spirituality and cultural practices of Kasepuhan Ciptagelar living on the Halimun Salak National park, West Java. The tradition is rooted in Pre-Islamic Sundanese culture that is often placed as the part of Sunda Wiwitan belief, which is, as the other local beliefs in Indonesia, not being recognized as the official religion. On the other hand, although have been inhabiting the area forhundred years the establishment of national park have placed the people as the illegal settler within the state’s forest. Thus, there are two pressures for the people; the freedom to practice their local tradition rooted in a local belief which is different from the majority group and the limited legal access toward their customary land. Fortunately, Kasepuhan Ciptagelar is blessed by various tourism resources, both in the term of eco-tourism and cultural tourism rooted in the authenticity of Sundanese culture. In this case, the study offers new insight that the arrival of tourism has given the opportunity for the people to strengthen their cultural identity and the legal access toward the customary land. The ethnographic research through participant observation to gather the primary data reveals that tourism has effectively mediated the encounter between Islam, local belief and the struggle to re-claim the customary land.
EKSISTENSI ADAT, TANAH ULAYAT DAN PARIWISATA DI KASEPUHAN CIPTAGELAR, JAWA BARAT Tri Suyud Nusanto; Nur Widiyanto
PARIWISATA BUDAYA: JURNAL ILMIAH AGAMA DAN BUDAYA Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pba.v6i1.2004

Abstract

Paper ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai dinamika dari pertemuan antara Islam dengan tatali paranti karuhun sebagai dasar spiritualitas dan praktek kehidupan masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar yang menempati  kawasan Taman Nasional Halimun Salak, Jawa Barat. Fokus dari studi ini adalah terkait bagaimana aspek legal dari hak menjalankan kepercayaan adat dan akses atas tanah ulayat bisa secara bertahap didapatkan melalui keterlibatan dalam pengembangan pariwisata. Spiritualitas dan kehidupan sehari-hari warga kasepuhan bersumber dari kepercayaan Sunda Pra-Islam, dan dikenal sebagai bagian dari kepercayaan Sunda Wiwitan. Seperti halnya berbagai kepercayaan adat lain di Indonesia, Sunda Wiwitan tidak dikategorikan sebagai agama oleh negara. Pada sisi lain, meskipun telah menempati wilayah adat secara turun temurun, namun setelah ditetapkan sebagai bagian dari taman nasional, penduduk Ciptagelar sempat dianggap sebagai penghuni ilegal di kawasan hutan konservasi. Hal ini menjadikan adanya dua tekanan sekaligus bagi warga kasepuhan, yaitu keleluasan untuk menjalankan spiritualitas yang berakar dari ajaran nenek moyang dan terpinggirnya atas hak tanah adat dari sisi legal. Pada saat yang sama, Ciptagelar juga memiliki berbagai sumber daya  wisata budaya yang bersumber dari keaslian tradisi Sunda, serta wisata alam di kawasan pegunungan. Untuk itu, studi ini memberikan sudut pandang baru tentang bagaimana hadirnya pariwisata dapat menjadi jalan tengah bagi upaya memperkuat identitas budaya Kasepuhan Ciptagelar serta mendapatkan pengakuan bagi hak atas tanah ulayat. Riset etnografi dengan participant observation untuk pengumpulan data ini memperlihatkan bahwa pariwisata ternyata dapat memediasi berbagai kebuntuan dari dinamika antara Islam, adat dan upaya memperkuat akses untuk menempati tanah ulayat yang telah ditetapkan sebagai bagian dari hutan negara.
Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Motivasi Terhadap Minat Kunjung Wisatawan pada Jeep Lava Tour Merapi Doni Pratama; Tri Suyud Nusanto; Danang Prasetyo
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif) Vol. 1 No. 2 (2024): PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Publisher : CV. Kurnia Grup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61476/5k2r4k27

Abstract

This research describes and analyzes the influence of service quality and motivation on tourists' interest in visiting the Merapi Jeep Lava Tour, using a quantitative method. This study collected data through the distribution of questionnaires to visitors who visited the Merapi Lava Tour. The results of this research explain that service quality and motivation have a significant influence on tourists' interest in visiting. The conclusion of this research confirms that service quality and motivation have a positive influence on tourists' interest in visiting. Suggestions given involve maintaining service quality, innovating attractions to attract more tourists who want to visit.
INNOVATION IN GLOBAL INDUSTRIAL DOWNSTREAMING: AN OVERVIEW LITERATURE ABOUT OPPORTUNITIES, CHALLENGES AND POLICY DIRECTIONS Aditya Hera Nurmoko; Heru Wahyudi; Tri Suyud Nusanto; Abdi Ramdan; Oki Permata Aji
Multidiciplinary Output Research For Actual and International Issue (MORFAI) Vol. 5 No. 4 (2025): Multidiciplinary Output Research For Actual and International Issue
Publisher : RADJA PUBLIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/morfai.v5i4.3099

Abstract

Downstream industry has become an important strategy in transforming the global economy, especially in developing countries rich in natural resources Power nature. This article serves as a review of the literature comprehensive to innovation in the downstream global industry with a highlight of forms of innovation, strategic opportunities, challenges, implementation, and policy implications. Through approach analysis thematic against 25 journals relevant of 100 journals indexed by Scopus (2003–2023), this research identify role crucial of innovation technology and digitalization — such as bioprocess, real-time information receiving (RTIR), as well as adoption of Industry 4.0— in increase efficiency and value add in sector downstream. This study also highlights the opportunity integration of bioeconomics and economic circular, and challenges like limitations on infrastructure, cost height, and obstacles to regulation. Implications policy shows the importance of synergy between the regulation industry, the environment, and innovation, as well as the need for support towards MSMEs, R&D, and infrastructure downstream. Study results: This gives a runway conceptual and practical for formulation of downstream strategy based on adaptive innovation to global and local dynamics.