Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN BUKU KIA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN Fela Putri Hariastuti; Devi Endah Saraswati
Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA Vol 13 No 1 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA - Suplement
Publisher : LPPM ISTeK ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37413/jmakia.v13i1.276

Abstract

ABSTRAK Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39 sampai 40 minggu, sehingga masa tersebut ibu hamil memerlukan pengawasan yang tepat. Perubahan fisiologis pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus sewaktu-waktu dapat berubah menjadi patologis, ini timbul karena banyak faktor dari luar termasuk faktor dukungan bagi ibu. Kebijakan dan berbagai upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, antara lain dengan Gerakan sayang ibu (GSI), strategi making pregnancy safer dan pengadaan buku kesehatan ibu dan anak. Penggunaan buku KIA merupakan strategi pemberdayaan masayarakat terutama keluarga untuk memelihara kesehatannya dan mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan buku KIA terhadap pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan. Metode: penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 30 responden. Hasil: penelitian uji statistic dengan menggunakan uji chi square didapatkan bahwa nilai p= 0,000<0,05. Kesimpulan: penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Pemanfaatan Buku KIA dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan. Disarankan untuk tenaga kesehatan lebih intensif memberikan pengetahuan melalui penyuluhan dan membuat poster-poster tentang manfaat buku KIA dan tanda bahaya kehamilan.
EFEKTIVITAS PEDOMAN PELAYANAN PERSALINAN KEMENKES 2020 TERHADAP PERTOLONGAN PERSALINAN DI MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU DI PUSKESMAS KAPAS BOJONEGORO Fela Putri Hariastuti; Andin Ajeng Rahmawati; Ainul Mufidah
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 9 No 2 (2023): Jurnal Penelitian Keperawatan
Publisher : STIKES RS Baptis Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32660/jpk.v9i2.685

Abstract

Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) mengeluarkan sejumlah rekomendasi dalam penanganan ibu hamil dan ibu bersalin untuk untuk mencegah penularan Covid-19 pada ibu, bayi, dan tenaga kesehatan. POGI meminta semua persalinan harus dilakukan di fasilitas kesehatan (faskes) seperti puskesmas, bidan, dan rumah sakit, selama wabah Covid-19. Tujuan utama persalinan harus di faskes adalah untuk menurunkan risiko penularan terhadap tenaga kesehatan serta mencegah morbiditas dan mortalitas maternal. Apalagi, 13,7% ibu hamil tanpa gejala bisa menunjukkan hasil positif Covid-19 dengan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Jenis penelitian kuantitatif dengan melakukan pendekatan studi kohort retrospektif. Sampel yang digunakan 16 dengan teknik sampling total sampling. Instrumen yang digunakan menggunakan kuisioner, dengan uji statistik spearmen rho. Pedoman Pelayanan Persalinan Kemenkes 2020 Terhadap Pertolongan Persalinan Di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru menunjukkan bahwa output perhitungan korelasi diatas, N menunjukkan jumlah sampel sebanyak 16, sedangkan tingginya korelasi ditunjukkan oleh angka 0,655(**). Besar korelasi yang terjadi antara kedua variabel adalah 0,655. Sedangkan angka sig(2-tailed) adalah 0,006 masih lebih kecil daripad abatas kritis p value = 0,05, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel (0,006 < 0,05). Puskesmas Kapas sudah melakukan pelayanan pertolongan persalinan yang aman baik alur maupun prosedur pelayanan yang sudah diperbaharui sesuai dengan protokol kesehatan dengan rekomendasi terbaru dari Kemenkes berdasarkan pedoman pada masa adaptasi kebiasaan baru.