Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFEKTIFITAS EKSTRAK BROTOWALI TERHADAP ULAT TRITIP (Plutella xylostella) PADA TANAMAN BUNGA KOL Rizky Septika Utami; Regi Fernandez; Widi Eka Apriani
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 8, No 2 (2023): JURNAL AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v8i2.12306

Abstract

Bunga kol memiliki peranan penting untuk kesehatan manusia, dikarenakan bunga kol mengandung vitamin dan mineral yang bagus untuk kesehatan tubuh. Seperti vitamin dan mineral yang terdiri dari vitamin A 90,0 mg, vitamin B1 0,1 mg, vitamin C 69,0 mg, protein 2,4 g, karbohidrat 4,9 g, Ca (Kalsium) 22,0 mg, P (Fosfor) 72,0 mg, Fe (Zat Besi) 1,1 mg, dan air 91,7 g serta kalori 25,0 kal pada setiap takaran saji 100 g. Produksi bunga kol di provinsi Bengkulu tahun 2020 sebesar 11.616,00 ton, pada tahun 2019 sebesar 10.761,00 ton.  Sedangkan pada tahun 2018. produksi bunga kol sebesar 12.106,00 ton. Salah satu penyebab turunnya produksi bunga kol adalah adanya serangan hama ulat tritip. Ulat tritip (Plutella xylostella) merupakan hama utama bagi tanaman kubis, sawi, dan brokoli. Ulat ini menjadi masalah serius bagi para petani, dikarenakan ulat memakan daun yang masih muda serta menyerang titik tumbuh. Tingkat kerusakan tanaman yang diakibatkan oleh hama ulat tritip dapat menurunkan produksi dan kualitasnya tanaman kubis. Pestisida alami merupakan pestisida alternatif untuk mengendalikan serangan hama. Pestisida alami relatif mudah didapat,tersedia di alam, dan mudah terurai di alam sehingga tidak mencemarkan lingkungan atau ramah lingkungan. Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati yaitu brotowali (Tinospora cordifolia) yang memiliki Kandungan alkaloid (C18H21NO4), saponin (C27H42O3), triterpenoid (C30H48) dan tanin (C76H52O46). Ekstrak brotowali 80 ml/100 ml air mampu menekan mortalitas dan intensitas kerusakan pada fase vegetatif  tanaman bunga kol.
TINGKAT ADOPSI GOOD AGRICULTURE PRACTICES (GAP) TANAMAN KOPI OLEH KELOMPOK TANI TUNAS JAYA DAN BIMA SAKTAL DI DESA IV SUKU MENANTI KABUPATEN REJANG LEBONG Regi Fernandez; Alnopri Alnopri; Rustikawati Rustikawati; Sri Wulandari; Ela Hasri Windari; Maulana Insanul Kamil
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Volume 5 No. 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i2.26247

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat adopsi Good Agriculture Practices  (GAP) apakah kelompok tani mengetahui, memahami, dan melaksanakan Good Agriculture Practices  (GAP) kopi yang ditanam dan ditinjau apakah berpengaruh terhadap besaran produksi yang didapat setiap tahunnya melalui metode penyuluhan dan sekolah lapang teknis penerapan Good Agriculture Practices  (GAP) yang tepat, sasaran tertuju kepada mitra kelompok Tani Tunas Jaya dan Bima Saktal yang berada di Desa IV Suku Menanti yang terletak di daerah Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Kegiatan pengabdian masyarakat meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan teknik budidaya kopi yang baik mulai dari Good Agriculture Practices  (GAP) budidaya kopi, faktor pembungaan, metode stek, disain poliklonal, GAP pasca panen, dan pengolahan kopi premium. Pengetahuan anggota kelompok tani Tunas Jaya dan Bima Saktal terkait dengan Good Agriculture Practices (GAP) budidaya kopi, faktor berpengaruh pembungaan, metode stek dan rorak sudah baik. Untuk desain poliklonal kelompok tani belum mengetahui sama sekali, setelah mengetahui manfaatnya secara perlahan maka akan menerapkan  dengan pembuatan demplot di masing-masing kebun petani. Good Agriculture Practices (GAP) pasca panen sudah diketahui oleh kelompok tani serta sudah diterapkan dengan petik merah. Kelompok tani sudah mengatahui pengolahan kopi premium, namun selama ini kelompok tani masih menerapkan pengolahan kopi dengan asalan.