Penelitian ini bertujuan untuk mengkomparasikan pemikiran dua tokoh yaitu Imam Suprayogo dan Azhar Arsyad tentang paradigma pembelajaran bahasa Arab dalam integrasi ilmu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan. Data dianalisis melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metafora integrasi ilmu yang dirintis oleh keduanya, yaitu metafora pohon ilmu di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan metafora cemara ilmu di UIN Alauddin Makassar, menunjukkan paradigma pembelajaran bahasa Arab dalam integrasi ilmu tersebut. Perbedaan posisi bahasa Arab beserta komponen yang menyertainya pada kedua metafora integrasi ilmu tersebut menunjukkan kerangka paradigmatik-metodologis dalam menguatkan bahasa Arab sebagai media integrasi ilmu yang dikembangkan oleh kedua tokoh tersebut. Kedekatan kerangka ontologis, epistemologis, dan aksiologis paradigma pembelajaran bahasa Arab dalam integrasi ilmu yang digagas keduanya melahirkan konsep ideal berupa konsep “ululalbab†oleh Imam Suprayogo yang diimplementasikan dalam bentuk Ma’had al-Jamiah serta Program Khusus Pengembangan Bahasa Arab (PKPBA) pada UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan melahirkan konsep “inner capacity†oleh Azhar Arsyad yang diimplementasikan dalam bentuk Program Pencerahan Imani dan Keterampilan Hidup (PIKIH) pada UIN Alauddin Makassar. This study aims to compare the thoughts of two figures, Imam Suprayogo and Azhar Arsyad about the paradigm of learning Arabic in science integration. Library research method was used  in this research. Data were analyzed through three stages, namely data reduction, data display, and drawing conclusions/verification. The results showed that the science integration metaphor pioneered by the two, namely the science tree metaphor at UIN Maulana Malik Ibrahim Malang and the pine tree metaphor at UIN Alauddin Makassar, described the paradigm of learning Arabic in the knowledge integration. The difference of Arabic position and its accompanying components in the two science integration metaphors indicated a paradigmatic-methodological framework in strengthening Arabic as a medium for science integration developed by the two figures. The closeness of the ontological, epistemological, and axiological framework of the Arabic learning paradigm in the science integration which was initiated by both produced an ideal concept named "ululalbab" by Imam Suprayogo. This concept was implemented in the form of Ma'had al-Jamiah and the Arabic Language Development Special Program (PKPBA) at UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. While, the concept of "inner capacity" produced by Azhar Arsyad was implemented in the form of Religious Enlightenment and Life Skills Program (PIKIH) at UIN Alauddin Makassar.