Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STUDI KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENGGUNA JALAN RAYA PADA PERLINTASAN SEBIDANG RESMI TIDAK DIJAGA: Studi Kasus: Desa Klegen Serut Kabupaten Madiun Handoko; Nanda Ahda Imron; Arinda Leliana
JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING BUILDING AND TRANSPORTATION Vol. 8 No. 2 (2024): JCEBT SEPTEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jcebt.v7i2.10384

Abstract

Pertumbuhan masyarakat memicu berkembangnya pembangunan di sekitar rel dan perlintasan desa klegen serut. Pengguna jalan hanya diberikan tanda berupa suara dari kereta api yang hendak melintas karna pada perlintasan tersebut tidak ditemukan adanya palang pintu. Apabila pengendara kurang mewaspadai dalam berkendara maka akan menimbulkan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Dengan menggunakan diskriptif kualitatif yang dianalisis menggunakan metode RCA dalam penelitian ini ditemukan akar permasalahan keselamatan yang timbul antara perpotongan perlintasan sebidang dengan jalan raya. Dengan dilihat dari kondisi jalan yang memperoleh jumlah perhitungan kapasitas jalan menurut MKJI 1997 1313 smp/jam dari perkalian volume lalu lintas dan frekuensi kereta api yang melintas dan jumlah volume lalu lintas tersisbuk yaitu pada hari Senin pukul 07.00-08.00 sebesar 78.5 smp/jam. Untuk nilai derajat kejenuhan pada Jalan perlintasan sebidang di desa klegen serut berdasarkan hasil perhitungan adalah 0,05 yang menandakan bahwa tingkat pelayanan jalan pada klegen serut memiliki Lalu lintas agak ramai, kecepatan menurun. Kemudian hasil perhitungan dari jarak pandang pada perlintasan sebidang di desa klegen serut yaitu 40,1 dari as rel terhadap pengguna jalan. Dengan mengarah padam Pedoman Teknis Perlintasan, jika rata-rata volume lalu lintas harian (LHR) dikalikan dengan jumlah perjalanan kereta api antara 12.500 sampai dengan 35.000 smpk, maka perlintasan tersebut tidak perlu ditingkatkan menjadi perlintasan tidak sebidang. Hasil perkalian menunjukan bahwa perlintasan sebidang di desa klegen serut mempunyai nilai LHR yang masih tergolong sesuai dengan standart teknis yang ditentukan yaitu 17.128,8 smpk. Namun tidak dilengkapinya prasarana seperti palang pintu dan sistem perambuan yang lengkap membuat perlintasan tersebut yang berpotongan dengan antara rel kereta api dan jalan menimbulkan tingkat resiko kecelakaan dan potensi untuk mengalami kemacetan lalu lintas akibat adanya kereta api yang melintas. Sehingga perlu diadakanya penambahan kelengkapan jalan berupa rambu dan marka berdasarkan pedoman teknis keselamatan perlintasan sebidang yang ada.
The Influence of EMU Driver Education and Training on Train Driver Competency Indonesian High Speed Rail “Whoosh” Handoko, Handoko; Atik Siti Kuswati; Nanda Ahda Imron; prasetiyo, Alfian yuda
Journal of Railway Transportation and Technology Vol. 3 No. 1 (2024): March
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37367/jrtt.v3i1.36

Abstract

The Jakarta Bandung High Speed Train is a mass transportation that is a long-term permanent solution that is expected to overcome road traffic congestion on urban roads and roads to Bandung, two areas that are projected in the future to become megapolitan areas, roads in the surrounding area, reduce carbon emissions and air pollution, as well as effective steps to shift private vehicle users to mass transportation effectively (Ministry of Transportation, 2022). In order to increase the competence of the crew of fast train railway facilities, PT Kereta Cepat Indonesia China (PT.KCIC) in collaboration with the Indonesian Railway Polytechnic in Madiun organized EMU Driver education and training. The following is the number of EMU Driver education and training participants who do not yet have a certificate of competence for the crew of fast train railway facilities. While the questionnaire results on the Railway Suggestion crew competency variable are also dominated by answers agreeing or with an average of 82.99%. With these results it can be interpreted that after attending EMU Driver education and training affects the Competence of the Railway Facilities Crew where the results of the regression analysis obtained Y21.323 + 0.412. The intercept value is 21,323 which means that without the X variable, the competence of the crew of the railway facilities remains the value, namely 21,323. The t test data has a t count of 5.821 while the t table at the 5% level for 32 respondents is 2.014. Because t count t table then Ho is rejected and Ha is accepted. with a significance value of 0.000 (0.0000.05) This can be interpreted that EMU Driver education and training has a positive and significant effect on the competence of the crew of railway facilities.