Background: Early 5 years of a child’s life that referred as the golden period is a rapid growth and development. During this period, the role of a toddler cadre in detecting any problem related to growth and developmental is crucial. Therefore, an intervention is needed to enhance the knowledge and skills of cadres through basic toddler development detection training. Objective: To determine the influence of developmental detection training activities on the knowledge and skills of cadres in the working area of Gedongtengen Primary Health Care Center, Yogyakarta. Method: This study was a pre-experimental using one group pretest post-test design that conducted from February to May 2017. As many as 32 cadre members were involved in this study using simple random sampling. The treatment was a training using lecturing methods, demonstrations, and re-demonstrations with the aid of learning modules and PowerPoint slides. The instruments used were knowledge questionnaires based on the Stimulation, Detection, and Early Intervention for Growth and Development Guidelines (SDIDTK), and skill questionnaires using the Pre-Screening Development Questionnaire (KPSP) adopted from the same source. Data analysis was performed using paired t-tests and Wilcoxon tests. Result: Significant differences were found in the average pretest and post-test knowledge scores, with values of 11,69 ± 3,364 and 13,50 ± 4,166, respectively (p = 0,005). Similar significant differences were observed in the median pretest and post-test skill scores, which were 16,50 and 24, respectively (p = 0,000) Conclusion: Training for detection of toddler development proves to be an effective intervention for improving the knowledge and skills of cadre members.ABSTRAK Latar belakang: Lima tahun pertama kehidupan anak atau yang seringkali disebut sebagai periode emas adalah periode di mana seorang anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat. Pada periode ini peran seorang kader balita dalam mendeteksi adanya gangguan tumbuh kembang sangatlah krusial. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader melalui pelatihan deteksi perkembangan dasar balita. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh antara kegiatan pelatihan deteksi perkembangan dengan pengetahuan dan keterampilan kader di wilayah kerja Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimen one group pretest post-test yang dilakukan pada bulan Februari-Mei 2017. Sebanyak 32 orang kader dilibatkan dalam penelitian dengan menggunakan simple random sampling. Perlakuan yang diberikan berupa pelatihan menggunakan metode tatap muka, demonstrasi dan redemonstrasi dengan fasilitas modul pembelajaran dan slide PowerPoint. Instrumen yang dipakai berupa kuesioner pengetahuan yang dibuat berdasarkan buku Pedoman Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), dan kuesioner keterampilan menggunakan Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) yang diadopsi dari buku yang sama. Analisis data dilakukan dengan paired t-test dan Wilcoxon test. Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna terhadap rata-rata skor pengetahuan pretest dan post-test dengan besaran 11,69 ± 3,364 dan 13,50 ± 4,166 secara berurutan (p = 0,005), begitu juga dengan nilai tengah skor keterampilan pretest dan post-test  sebesar 16,50 dan 24 (p = 0,000). Kesimpulan: Pelatihan deteksi perkembangan dasar balita merupakan intervensi yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kaderÂ