Articles
Xiao Yan Zi dan Nilai Konfusianisme yang Dimiliki yang Terdapat dalam Novel Putri Huan Zhu ãè¿ç æ ¼æ ¼ãä¸å°çåä¸å
¶åå®¶ææ³è§å¿µ
Felina, Stefhani;
Olivia, Olivia;
Chao, Shan Hua
Century Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Century
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (78.005 KB)
Novel Putri Huan Zhu adalah novel yang dikarang oleh Qiong Yáo yang memiliki kisah bahagia berbeda dengan novel-novel yang dikarang sebelumnya yang kisahnya semuanya berakhir dengan tragedi, contohnya adalah novel Y Ä n Y Ç M Ä ng M Ä ng. XiÇo Yà n Zi memiliki sifat pemberani, membela kebenaran dan dapat dipercaya yang mendukungnya untuk memenuhi nilai kebajikan, keadilan, kepercayaan dan keberanian dari nilai Konfusianisme. XiÇo Yà n Zi juga memiliki sifat tidak sopan, tidak penurut, keras kepala dan tidak suka belajar. Namun melalui skripsi ini, kita dapat melihat usaha XiÇo Yà n Zi untuk memenuhi nilai Konfusianisme.
Adat Istiadat Suku Guangdong Tarakan Merayakan Tahun Baru Imlekæææ ¹å¹¿ä¸äººæ¬¢åº¦æ¥èçä¹ ä¿
Ferryanto, Lily;
Olivia, Olivia
Century Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Century
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (78.005 KB)
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap bagaimana etnis Tionghoa suku Guangdong Tarakan dalam merayakan Tahun Baru Imlek dan makna tradisi perayaan Tahun Baru Imlek tersebut. Peneliti mengunakan 10 orang etnis Tionghoa Tarakan suku Guangdong yang berumur 55-75 tahun, karena mereka masih mempertahankan tradisi yang diturunkan oleh nenek moyang. Contohnya: sebelum Tahun Baru Imlek bulan 12 tanggal 23 mereka akan sembahyang kepada dewa dapur berharap ketika saat dewa dapur naik ke langit akan melaporkan hal-hal yang baik kepada dewa langit, selain itu satu minggu sebelum Tahun Baru Imlek mereka akan melakukan tradisi bersih-bersih rumah yang dipercayai bisa membuang hal-hal yang tidak baik keluar dari rumah. Etnis Tionghoa suku Guangdong ini juga lebih menitikberatkan pada makanan yang dipersiapkan. Makanan yang dipersiapkan ini memiliki makna tersendiri. Contohnya: makan ayam berharap bisa beruntung, makan babi bakar berharap bisa kaya dan lain-lain. Hasil analisis menemukan bahwa meskipun telah dikeluarkannya instruksi presiden No. 14/1967 tetapi setelah reformasi etnis Tionghoa suku Guangdong Tarakan kembali menjalankan tradisi Imlek yang telah diturunkan oleh nenek moyang.
Membandingkan Konsep Karma Dalam Film âKARMAâ Dengan Konsep Karma Buddha Mahayana
Yulisa, Yulisa;
Olivia, Olivia;
Chun-I, Kuo
Century Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Century
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (78.005 KB)
Film âKARMAâ merupakan film Indonesia yang memiliki latar belakang budaya Tionghoa dan ber-genre horor. Hal unik yang terdapat dalam film ini ialah adanya karma yang menghukum sebuah keluarga di Indonesia keturunan Tionghoa bermarga Guan, akibat perbuatan buruknya dimasa lalu sehingga arwah yang marah memberikan hukuman berupa karma. Dalam skripsi ini penulis ingin meneliti konflik apa saja yang terjadi didalam film ini akibat adanya karma yang mengikuti keluarga Guan serta apa saja persamaan dan perbedaan konsep karma yang digunakan oleh sutradara film âKARMAâ dan menurut ajaran agama Buddha Mahayana. Pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah menggunakan studi pustaka dan wawancara Biksu/pandita Buddha Mahayana yang mengerti tentang hukum Karma. Dari hasil analisis alasan terjadinya konflik akibat dari karma buruk yang diterima oleh keluarga Guan, dan berdampak pada konflik-konflik lainnya, sehingga karma yang diterima oleh keluarga Guan tidak dapat berhenti dan memiliki akhir cerita yang tragis. Dalam pengembangan cerita dalam film ini terdapat beberapa perbedaan dan persamaan konsep karma antara Buddha Mahayana dan film ini, dan setelah mendapat hasil dari wawancara, maka dapat disimpulkan adanya persamaan dan perbedaan merupakan pengaruh faktor budaya dari masyarakat Tionghoa.âå ææ¥åºâÂ æ¯ææç±»åççµå½±ï¼èæ¯æ¯å°åº¦å°¼è¥¿äºå人ç社ä¼ãçµå½±ç主轴æ¯å°åº¦å°¼è¥¿äºå人Guanä¸å®¶äººå 为Guanæ©å¹´çæ¶è¡ï¼æä»¥åå°æ¨éç»äºçæ¶æ¥ ãæ¬ç ç©¶ä»å²çªç论æ¥ççµå½±ä¸æ
äºçåå±ï¼å¹¶æ¯è¾çµå½±ééç¨çå ææ¥åºæ¦å¿µä¸å¤§ä¹ä½æçå¼åãæ¬ç ç©¶éç¨èµææ¶éæ¹å¼ä¸ºä¸»ï¼éè¿è®¿é®äºè§£å¤§ä¹ä½æçå ææ¥åºæ¦å¿µçå§ä¾£ãåæâå ææ¥åºâçµå½±çæ
äºä¸æå
³ç书ï¼ä»¥åèç±ç½è·¯èµè®¯çç®¡éæ¶éä¿¡æ¯ãåæçç»ææ¾ç¤ºï¼ç¬¬ä¸ä¸ªå²çªçåºç°æ¯Guanå®¶åå°çæ¶æåå ï¼æ´å¼åäºä¹åä¸è¿ä¸²çäºä»¶ï¼é æäºGuanå®¶å²çªä¸æï¼å¹¶äº§çäºæ²å§çç»å±ãèéçæ
äºçå±å¼æåºç°çå ä¸ªå ææ¦å¿µç表ç°å½¢å¼ä¸å¤§ä¹ä½æçå¼åï¼å¨å¯¹ç
§å访è
ç说æ³åï¼å¯æ¨è®ºæ¯å 为åå°å人æåçå½±åå ç´ ã
Pemujaan Leluhur di Rumah yang Dilakukan oleh Etnis Tionghoa Kapasan Dalam 加吧山Dalam华人在家里的祭祖
Rahardjo, Steffi Putri;
Olivia, Olivia
Century Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Century
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Meskipun masyarakat Tionghoa sering berpindah-pindah, adat dan akar budaya mereka tetap terikat kuat ke tanah air mereka. Hal ini terlihat dari penghormatan mereka terhadap leluhur. Melihat pentingnya pemujaan leluhur bagi masyarakat Tionghoa, penulis memutuskan untuk meneliti tradisi pemujaan leluhur. Karena pemujaan leluhur di rumah adalah yang paling penting, penelitian ini memfokuskan pada pemujaan leluhur di rumah. Berdasarkan hasil wawancara dengan etnis Tionghoa yang tinggal di Kapasan Dalam, penulis menyadari bahwa mereka melakukan pemujaan leluhur dengan sederhana, tidak ada aturan yang ketat. Namun, karena tiap keluarga memiliki kondisi dan kebiasaan sendiri, maka terdapat beberapa perbedaan dalam berbagai aspek. Mereka memiliki tujuan yang kuat mengapa melakukan pemujaan leluhur, tujuan tersebut yang membuat mereka tetap menjalankan tradisi tersebut hingga sekarang.
PERBEDAAN SIKAP ANTARA LI PING DAN BAO XIRUO
Naftalie, Arrabella Debora;
Olivia, Olivia
Century Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Institute of Research and Community Outreach Petra Christian University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (237.708 KB)
Skripsi ini menganalisi sebuah novel berjudul Pendekar Pemanah Rajawali karangan Jin Yong. Di dalam novel ini terdapat dua orang tokoh pembantu yang sangat mempengaruhi kedua tokoh utama dalam novel, yaitu Li Ping dan Bao Xiruo. Li Ping adalah ibu dari Guo Jing, sedangkan Bao Xiruo adalah ibu dari Yang Kang. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengajaran antara Li Ping, ibu dari Guo Jing dan Bao Xiruo, ibu dari Yang Kang. Studi ini menggunakan teori penokohan yang diterapkan dalam tokoh Li Ping dan Bao Xiruo untuk mempelajari lebih lanjut sikap-sikap yang mereka miliki, teori konflik juga ditujukan dalam tokoh Li Ping dan Bao Xiruo untuk lebih memahami sikap yang mereka miliki.
TRADISI SATU BULAN BAYI PADA PASANGAN CAMPURAN ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI SURABAYA
Sanjaya, Elizabet;
Olivia, Olivia;
Kwartanti, Hannie
Century Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Institute of Research and Community Outreach Petra Christian University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1608.55 KB)
Indonesia memiliki berbagai macam kebudayaan dan etnis di dalamnya. Setiap etnis yang ada juga memiliki beberapa tradisi yang dilakukan untuk memperingati atau merayakan hari-hari tertentu, salah satunya yaitu tradisi dalam merayakan satu bulan bayi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tradisi apa yang dilakukan oleh pasangan campuran etnis Tionghoa dan etnis Jawa dalam merayakan satu bulan bayi. Diharapakan dari penelitian ini dapat mengetahui, memahami dan memberikan inspirasi kepada pasangan orang tua yang lain. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan cara melakukan wawancara kepada sepuluh pasangan orang tua campuran etnis Tionghoa dan etnis Jawa. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pasangan campuran tersebut tidak semuanya melakukan tradisi yang ada. Tradisi yang masih dilakukan yaitu memotong rambut bayi. Selain itu hantaran yang diberikan untuk keluarga dan kerabat juga berbagai macam.
RITUAL PERAYAAN IMLEK ETNIS TIONGHOA DI KOTA TOLI-TOLI
Lievander, David;
Olivia, Olivia;
Kuo, Chun-I
Century Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Institute of Research and Community Outreach Petra Christian University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (186.864 KB)
Penduduk Tiongkok telah lama menyebar ke berbagai belahan dunia, dengan membawa berbagai macam kebudayaan serta tradisi, tidak terkecuali di Indonesia. Etnis tionghoa menyebar dengan merata di seluruh Indonesia dengan membawa kebudayaan asal mereka. Hari raya Imlek adalah salah satu contohnya, setiap daerah di Indonesia mempunyai perayaan Imlek mereka sendiri oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti perayaan etnis Tionghoa di kota Toli-toli. Penelitian ini meliputi apa perbedaan Imlek etnis Tionghoa Toli-toli pada masa orde baru dan mengapa terjadi perbedaan itu. Setelah dilakukan penelitian ditemukan bahwa etnis Tionghoa hanya merayakan chuxi, Imlek, hari kedua, hari kesembilan, dan Cap Go Meh. Perayaan Cap Go Meh di kota Toli-toli cenderung sepi dan tidak ada yang spesial. Serta ditemukan faktor yang membuat Imlek di kota Toli-toli saat orde baru dan sekarang berbeda yaitu karena faktor politik dan ekonomi.
Proses akulturasi dalam iklan elektronik chinese new year 2018 matahari department store
Olivia, Olivia;
Hati, Grace Permata
Jurnal Komunikasi Profesional Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas dr. Soetomo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (627.949 KB)
|
DOI: 10.25139/jkp.v5i2.3635
Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses akulturasi yang terkandung dalam iklan Matahari Department Store yang bertema Imlek pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif karena tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan proses akulturasi dan sikap interkulturalisme yang terdapat dalam iklan tersebut. Penulis menemukan beberapa aspek dalam hasil analisis penelitian ini, yaitu makna dan arti dari tradisi dari dua kebudayaan yang berbeda (kebudayaan Jawa dan Tionghoa), dan juga representasi toleransi antar suku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam iklan tersebut terdapat beberapa fase terjadinya proses akulturasi, yaitu adanya kontak antar budaya dan proses adaptasi. Iklan ini tidak hanya memperlihatkan proses akulturasi, namun sikap interkulturalisme. Proses akulturasi di dalam iklan melibatkan sikap interkulturalisme yang ditandai dengan usaha untuk menghilangkan etnosentrisme, menggunakan sudut pandang budaya lain untuk memandang budaya sendiri, saling menghormati dan menerima satu sama lain.
Proses akulturasi dalam iklan elektronik chinese new year 2018 matahari department store
Olivia, Olivia;
Hati, Grace Permata
Jurnal Komunikasi Profesional Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas dr. Soetomo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (627.949 KB)
|
DOI: 10.25139/jkp.v5i2.3635
Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses akulturasi yang terkandung dalam iklan Matahari Department Store yang bertema Imlek pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif karena tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan proses akulturasi dan sikap interkulturalisme yang terdapat dalam iklan tersebut. Penulis menemukan beberapa aspek dalam hasil analisis penelitian ini, yaitu makna dan arti dari tradisi dari dua kebudayaan yang berbeda (kebudayaan Jawa dan Tionghoa), dan juga representasi toleransi antar suku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam iklan tersebut terdapat beberapa fase terjadinya proses akulturasi, yaitu adanya kontak antar budaya dan proses adaptasi. Iklan ini tidak hanya memperlihatkan proses akulturasi, namun sikap interkulturalisme. Proses akulturasi di dalam iklan melibatkan sikap interkulturalisme yang ditandai dengan usaha untuk menghilangkan etnosentrisme, menggunakan sudut pandang budaya lain untuk memandang budaya sendiri, saling menghormati dan menerima satu sama lain.
PERBEDAAN SIKAP ANTARA LI PING DAN BAO XIRUO
Arrabella Debora Naftalie;
Olivia Olivia
Century: Journal of Chinese Language, Literature and Culture Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Institute of Research and Community Outreach Petra Christian University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (237.708 KB)
|
DOI: 10.9744/century.4.1.60-73
Skripsi ini menganalisi sebuah novel berjudul Pendekar Pemanah Rajawali karangan Jin Yong. Di dalam novel ini terdapat dua orang tokoh pembantu yang sangat mempengaruhi kedua tokoh utama dalam novel, yaitu Li Ping dan Bao Xiruo. Li Ping adalah ibu dari Guo Jing, sedangkan Bao Xiruo adalah ibu dari Yang Kang. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengajaran antara Li Ping, ibu dari Guo Jing dan Bao Xiruo, ibu dari Yang Kang. Studi ini menggunakan teori penokohan yang diterapkan dalam tokoh Li Ping dan Bao Xiruo untuk mempelajari lebih lanjut sikap-sikap yang mereka miliki, teori konflik juga ditujukan dalam tokoh Li Ping dan Bao Xiruo untuk lebih memahami sikap yang mereka miliki.