Djazim Syaifullah, Djazim
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KARASTERISTIK CURAH HUJAN DAN ALIRAN DAS LARONA KABUPATEN LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN Syaifullah, Djazim
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 14, No 2 (2013): December 2013
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11652.464 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v14i2.2687

Abstract

IntisariKarasteristik curah hujan dan aliran DAS Larona telah dilakukan dengan menggunakan data curah hujan dan aliran (inflow). Data curah hujan 7 buah stasiun data bulanan dan harian 10 sampai 29 tahun dan 8 buah stasiun penakar otomatis untuk mendapatkan data jam-jaman. Nilai inflow biasanya dihitung berdasarkan data outflow. Hasilnya menunjukkan bahwa daerah di sekitar Mahalona, bagian tenggara Matano dan bagian Barat Laut Towuti mempunyai konsentrasi curah hujan yang paling besar. DAS ini masuk musim kering pada bulan Agustus dan September, sementara bulan bulan yang lain termasuk bulan basah. Curah Hujan bulanan maksimum terjadi pada bulan April dengan nilai sekitar 360 mm, sedangkan curah hujan bulanan minimum terjadi pada bulan September sekitar 105 mm. DAS Larona didominasi oleh hujan ringan (kurang dari 5 mm dalam satu harinya) dengan durasi hujan  dominan kurang dari 1 jam (rata-rata sekitar 47 % dari total kejadian hujan). Dari nilai koefisien aliran yang berkisar 0.6 menunjukkan bahwa DAS Larona masih berada pada kondisi moderate dalam hal sebagai reservoir air  AbstractPrecipitation and flow charasteristics of the Larona watershed was conducted by use of the rainfall and inflow data. There are monthly and daily rainfall data 10 until 29 year long for 78 automatic rainfall stations. The value of inflow was calculated based on outflow.The results show that the region around Mahalona, the southeastern of Matano and part of Northwest of Towuti have the most concentration of rainfall. This Catchment came into rainy season on August until September, while other month in the rainy season. Maximum monthly rainfall occurs in april with the value of around 360 mm, while the minimum monthly rainfall happened in september around 105 mm. The Llarona catchment was dominated by light rain (less than 5 mm/day) with the duration of rainfall less than 1mm/hour. From the value of the stream coefficients shows that Larona Catchment are still at moderate condition in terms as water reservoirs
KARAKTERISTIK HUJAN DAN AWAN PENGHASIL CURAH HUJAN HARIAN TINGGI BERDASARKAN DATA MICRO RAIN RADAR (Studi Kasus : Wilayah Dramaga, Bogor) Syafira, Sara Aisyah; Syaifullah, Djazim; Renggono, Findy
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 17, No 1 (2016): June 2016
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.647 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v17i1.535

Abstract

IntisariKejadian hujan di wilayah Bogor yang seringkali dikaitkan dengan kejadian banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya menjadi dasar pentingnya studi karakterisasi awan-awan penghasil curah hujan harian tinggi di wilayah Bogor tersebut. Suatu instrumen cuaca, yaitu micro rain radar (MRR),  merupakan instrumen yang cukup potensial dalam hal ini, tetapi belum banyak dimanfaatkan di daerah tropis, khususnya Indonesia. Dalam penelitian ini, dilakukan karakterisasi hujan dan awan-awan penghasil curah hujan harian tinggi di wilayah Dramaga, Bogor berdasarkan data MRR. Hasil analisis terhadap data MRR ini dengan cukup jelas memperlihatkan bahwa kejadian hujan dengan akumulasi curah hujan harian tinggi di daerah tersebut utamanya dihasilkan oleh awan-awan konvektif yang mencapai ketinggian puncak awan sekitar 4.5 km, dengan kejadian hujan berkisar pada siang, sore, dan malam hari.  AbstractRain events in Bogor area that are often associated with flood occurrences in Jakarta and surrounding areas become important basic of characterization studies of clouds producing high daily rainfall in the Bogor area. A weather instrument, namely micro rain radar (MRR), is an instrument that is considerable potential in this regard, but has not been widely used in tropics, especially Indonesia. In this study, characterization of rain and clouds producing high daily rainfall in Dramaga, Bogor based on MRR data were conducted. Analysis results of the MRR data quite clearly show that occurrences of rain with high daily rainfall accumulation in the area were mainly produced by convective clouds which reached a height of cloud tops about 4.5 km, with rain events happened generally at afternoon, evening, and night. 
ANALISIS CUACA PADA PENERAPAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA DI DAS PLTA Ir. PM NOOR BULAN APRIL - MEI 2017 Abdillah, Purnomo Arif; Syaifullah, Djazim; Mariana Sibarani, Rini
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 18, No 2 (2017): December 2017
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1309.327 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v18i2.2784

Abstract

Intisari Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di DAS PLTA Ir PM Noor dilakukan pada tanggal 18 April sampai 17 Mei 2017. Kondisi cuaca selama pelaksanaan kegiatan TMC dipengaruhi oleh adanya fenomena ENSO Netral dengan adanya kemungkinan menuju Nino lemah, sedangkan nilai anomali OLRnya lebih dominan negatif. Massa udara yang masuk daerah target didominasi massa udara yang berasal dari Lautan Pasifik  Barat dan Laut Banda yang cukup mengandung uap air, kondisi kelembapan udara di wilayah Kalimantan Selatan cukup basah dan terdapat daerah konvergensi yang mendukung terjadinya pertumbuhan awan. Total rata-rata curah hujan wilayah di DAS PLTA Ir. PM Noor selama periode pelaksanaan TMC adalah sebesar 205,7 mm.  AbstractThe implementation of Weather Modification Technology in the Ir. PM Noor hydroelectric plant catchment area was conducted on 18 April to 17 May 2017. Weather conditions during the implementation of weather modification are influenced by the phenomenon of neutral ENSO condition with the possibility to Nino weak, while the value of the OLR anomaly is more dominantly negative. The air mass that entering the target area is dominated from the West Pacific Ocean and Banda Sea which contains enough moisture, the humidity conditions in South Kalimantan are quite wet and there is a convergence area that supports the occurrence of cloud growth. Total average rainfall in the Ir. PM Noor hydroelectric plant catchment area during the weather modification implementation period is 205.7 mm.  
ANALISIS SPASIAL INDEKS KEKERINGAN DAERAH PANTAI UTARA (PANTURA) JAWA BARAT Nasution, Ch; Syaifullah, Djazim
Jurnal Air Indonesia Vol. 1 No. 2 (2005): Jurnal Air Indonesia
Publisher : Center for Environmental Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.313 KB) | DOI: 10.29122/jai.v1i2.2350

Abstract

Spatial analysis for water deficit in Pantura was done for 16 rainfall stations average 13 year observations. Water balance computation was calculated with Thornthwaite-Matter method. Spatial analisys was done by Geographys Information System (GIS) with ArcInfo 3.5 and displayed by ArcView 3.3. Water balance analysis shown that water deficit was on June for most of all stations and reached maximum deficit on August. Water deficit was concentred around of Batujaya (bekasi District), Peundeuy (Karawang district), and around of Leuweungsemut (Indramayu district). These result of the analysis recommended to plan the optimum water management for maximize purpose of Jatiluhur Lake  Kata kunci : Analisis spasial, Thornthwaite-Matter neraca air, indeks kekeringan
KARASTERISTIK CURAH HUJAN DAN ALIRAN DAS LARONA KABUPATEN LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN Syaifullah, Djazim
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 14, No 2 (2013): December 2013
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11652.464 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v14i2.2687

Abstract

IntisariKarasteristik curah hujan dan aliran DAS Larona telah dilakukan dengan menggunakan data curah hujan dan aliran (inflow). Data curah hujan 7 buah stasiun data bulanan dan harian 10 sampai 29 tahun dan 8 buah stasiun penakar otomatis untuk mendapatkan data jam-jaman. Nilai inflow biasanya dihitung berdasarkan data outflow. Hasilnya menunjukkan bahwa daerah di sekitar Mahalona, bagian tenggara Matano dan bagian Barat Laut Towuti mempunyai konsentrasi curah hujan yang paling besar. DAS ini masuk musim kering pada bulan Agustus dan September, sementara bulan bulan yang lain termasuk bulan basah. Curah Hujan bulanan maksimum terjadi pada bulan April dengan nilai sekitar 360 mm, sedangkan curah hujan bulanan minimum terjadi pada bulan September sekitar 105 mm. DAS Larona didominasi oleh hujan ringan (kurang dari 5 mm dalam satu harinya) dengan durasi hujan  dominan kurang dari 1 jam (rata-rata sekitar 47 % dari total kejadian hujan). Dari nilai koefisien aliran yang berkisar 0.6 menunjukkan bahwa DAS Larona masih berada pada kondisi moderate dalam hal sebagai reservoir air  AbstractPrecipitation and flow charasteristics of the Larona watershed was conducted by use of the rainfall and inflow data. There are monthly and daily rainfall data 10 until 29 year long for 78 automatic rainfall stations. The value of inflow was calculated based on outflow.The results show that the region around Mahalona, the southeastern of Matano and part of Northwest of Towuti have the most concentration of rainfall. This Catchment came into rainy season on August until September, while other month in the rainy season. Maximum monthly rainfall occurs in april with the value of around 360 mm, while the minimum monthly rainfall happened in september around 105 mm. The Llarona catchment was dominated by light rain (less than 5 mm/day) with the duration of rainfall less than 1mm/hour. From the value of the stream coefficients shows that Larona Catchment are still at moderate condition in terms as water reservoirs
KARAKTERISTIK HUJAN DAN AWAN PENGHASIL CURAH HUJAN HARIAN TINGGI BERDASARKAN DATA MICRO RAIN RADAR (STUDI KASUS : WILAYAH DRAMAGA, BOGOR) Syafira, Sara Aisyah; Syaifullah, Djazim; Renggono, Findy
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 17, No 1 (2016): June 2016
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.647 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v17i1.535

Abstract

IntisariKejadian hujan di wilayah Bogor yang seringkali dikaitkan dengan kejadian banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya menjadi dasar pentingnya studi karakterisasi awan-awan penghasil curah hujan harian tinggi di wilayah Bogor tersebut. Suatu instrumen cuaca, yaitu micro rain radar (MRR),  merupakan instrumen yang cukup potensial dalam hal ini, tetapi belum banyak dimanfaatkan di daerah tropis, khususnya Indonesia. Dalam penelitian ini, dilakukan karakterisasi hujan dan awan-awan penghasil curah hujan harian tinggi di wilayah Dramaga, Bogor berdasarkan data MRR. Hasil analisis terhadap data MRR ini dengan cukup jelas memperlihatkan bahwa kejadian hujan dengan akumulasi curah hujan harian tinggi di daerah tersebut utamanya dihasilkan oleh awan-awan konvektif yang mencapai ketinggian puncak awan sekitar 4.5 km, dengan kejadian hujan berkisar pada siang, sore, dan malam hari.  AbstractRain events in Bogor area that are often associated with flood occurrences in Jakarta and surrounding areas become important basic of characterization studies of clouds producing high daily rainfall in the Bogor area. A weather instrument, namely micro rain radar (MRR), is an instrument that is considerable potential in this regard, but has not been widely used in tropics, especially Indonesia. In this study, characterization of rain and clouds producing high daily rainfall in Dramaga, Bogor based on MRR data were conducted. Analysis results of the MRR data quite clearly show that occurrences of rain with high daily rainfall accumulation in the area were mainly produced by convective clouds which reached a height of cloud tops about 4.5 km, with rain events happened generally at afternoon, evening, and night. 
ANALISIS CUACA PADA PENERAPAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA DI DAS PLTA IR. PM NOOR BULAN APRIL - MEI 2017 Abdillah, Purnomo Arif; Syaifullah, Djazim; Mariana Sibarani, Rini
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 18, No 2 (2017): December 2017
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1309.327 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v18i2.2784

Abstract

Intisari Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di DAS PLTA Ir PM Noor dilakukan pada tanggal 18 April sampai 17 Mei 2017. Kondisi cuaca selama pelaksanaan kegiatan TMC dipengaruhi oleh adanya fenomena ENSO Netral dengan adanya kemungkinan menuju Nino lemah, sedangkan nilai anomali OLRnya lebih dominan negatif. Massa udara yang masuk daerah target didominasi massa udara yang berasal dari Lautan Pasifik  Barat dan Laut Banda yang cukup mengandung uap air, kondisi kelembapan udara di wilayah Kalimantan Selatan cukup basah dan terdapat daerah konvergensi yang mendukung terjadinya pertumbuhan awan. Total rata-rata curah hujan wilayah di DAS PLTA Ir. PM Noor selama periode pelaksanaan TMC adalah sebesar 205,7 mm.  AbstractThe implementation of Weather Modification Technology in the Ir. PM Noor hydroelectric plant catchment area was conducted on 18 April to 17 May 2017. Weather conditions during the implementation of weather modification are influenced by the phenomenon of neutral ENSO condition with the possibility to Nino weak, while the value of the OLR anomaly is more dominantly negative. The air mass that entering the target area is dominated from the West Pacific Ocean and Banda Sea which contains enough moisture, the humidity conditions in South Kalimantan are quite wet and there is a convergence area that supports the occurrence of cloud growth. Total average rainfall in the Ir. PM Noor hydroelectric plant catchment area during the weather modification implementation period is 205.7 mm.  
ANALISIS SPASIAL INDEKS KEKERINGAN DAERAH PANTAI UTARA (PANTURA) JAWA BARAT Nasution, Ch; Syaifullah, Djazim
Jurnal Air Indonesia Vol. 1 No. 2 (2005): Jurnal Air Indonesia
Publisher : Center for Environmental Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jai.v1i2.2350

Abstract

Spatial analysis for water deficit in Pantura was done for 16 rainfall stations average 13 year observations. Water balance computation was calculated with Thornthwaite-Matter method. Spatial analisys was done by Geographys Information System (GIS) with ArcInfo 3.5 and displayed by ArcView 3.3. Water balance analysis shown that water deficit was on June for most of all stations and reached maximum deficit on August. Water deficit was concentred around of Batujaya (bekasi District), Peundeuy (Karawang district), and around of Leuweungsemut (Indramayu district). These result of the analysis recommended to plan the optimum water management for maximize purpose of Jatiluhur Lake  Kata kunci : Analisis spasial, Thornthwaite-Matter neraca air, indeks kekeringan