Anastasia Bintari Kusumastuti
Program Studi Magister Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Semarang Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI 3-6 TAHUN YANG DIBERI GADGET SMARTPHONE Anastasia Bintari Kusumastuti; Triyani Sutarjo; Karina Widia Ratih; Indra Kurniawan; Rini Sugiarti; Fendy Suhariadi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 3 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i3.17485

Abstract

Perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebijakan pola asuh, kesehatan, intelegensi, status sosial, jenis kelamin, hubungan keluarga dan kebijakan pola asuh. Salah satu dari kebijakan pola asuh yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak usia dini adalah memberikan gadget smartphone sebagai penenang. Permasalahannya adalah bagaimana perkembangan bahasa anak usia dini 3-6 tahun yang diberi gadget smartphone. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan bahasa pada anak usia dini 3-6 tahun yang diberi gadget smartphone sebagai penenang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara. Subjek penelitian ini adalah dua anak usia 3-6 tahun. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi dan direct field visit serta wawancara. Teknik samping yang dipakai adalah purposive sampling. Data dianalisa dengan reduksi data, penyajian data, conclusion drawing/verification. Hermeneutik juga dipakai untuk menginterpretasikan dan mendapatkan pemahaman data secara mendalam dan akurat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memberikan gadget smartphone sebagai penenang memiliki efek adiktif dan menghambat perkembangan bahasa pada anak usia dini 3-6 tahun. Dampak negatif dari penggunaan gadget ini dapat menghambat beberapa anak dalam berbicara. Penggunaan gadget dapat memiliki dampak positif dan negatif pada perkembangan bahasa pada anak. Meskipun gadget dapat memfasilitasi pembelajaran bahasa dan meningkatkan pengetahuan, tetapiĀ  penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan dan keterlambatan berbicara. Oleh karena itu, orangtua harus berhati-hati dalam menggunakan gadget sebagai penenang dan membatasi penggunaannya untuk mencegah dampak negatif pada perkembangan bahasa anak.
PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PEREMPUAN PENYANDANG DISABILITAS TUNA DAKSA Anastasia Bintari Kusumastuti; Mulya Virgonita Iswindari Winta
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 4 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i4.20729

Abstract

Keterbatasan fisik pada perempuan penyandang disabilitas tuna daksa berdampak pada tingkat psychological well-being. Padahal psychological well-being yang baik sangat diperlukan oleh seorang individu untuk menjalani hidupnya. Masalahnya adalah kurangnya penjelasan psychological well-being yang memadai pada perempuan penyandang disabilitas tuna daksa. Untuk mengukur psychological well being digunakan aspek-aspek penerimaan diri (self-acceptance), perkembangan pribadi (personal growth), tujuan hidup (purpose in life), hubungan positif dengan orang lain (positive relationship with others), penguasaan terhadap lingkungan (environmental mastery), dan kemandirian (autonomy). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan psychological well-being pada perempuan penyandang disabilitas tuna daksa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara. Secara lebih spesifik, desain penelitian ini menggunakan studi fenomenologi, dengan pemilihan partisipan dengan teknik purposive sampling yang karakteristiknya disesuaikan dengan tujuan penelitian. Partisipan penelitian berjumlah 3 orang dengan inisial IK, SS, dan FR. Teknik analisis data yang dipakai berupa reduksi data, penyajian data, dan conclusion drawing/verification. Dari data yang diperoleh dari partisipan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa psychological well-being pada perempuan penyandang disabilitas tuna daksa IK, SS, dan FR menengah cenderung tinggi. Peran usia, dukungan sosial, ekonomi, kepribadian, dan religiusitas memiliki kontribusi yang besar terhadap psychological well-being yang dimiliki oleh IK, SS, dan FR sehingga IK, SS, dan FR dapat menjalani hidupnya dengan baik meskipun IK, SS, dan FR memiliki keterbatasan fisik.