Emiralda Emiralda
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTIROID DI RUMAH SAKIT MEURAXA BANDA ACEH Mafaza Amalia; Cut Ana Martafari; Emiralda Emiralda
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 3 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i3.17490

Abstract

Hipertiroid adalah peningkatan kadar hormon tiroid bebas secara berlebihan yang beredar dalam sirkulasi peredaran darah tubuh akibat hiperaktivitas kelenjar tiroid yang ditandai dengan peningkatan kadar free Thyroxine fT4, Thyroxine (T4), free Triiodothyronine (fT3) atau Triiodothyronine (T3) dan penurunan Thyroid Stimulating Hormone (TSH). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa faktor resiko kejadian hipertiroid di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan metode pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2023 menggunakan data primer berupa kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hipertiroid di Poli penyakit dalam RSUD Meuraxa sebanyak 200 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien hipertiroid di poli penyakit dalam di RSUD Meuraxa Banda Aceh sebanyak 73 sampel. Rancangan Pengolahan Data yang digunakan antara lain Editing (pemeriksaan data), Coding (pemberian kode), Data Entry (pemasukan data), dan Tabulating (penyusunan data). Semua data yang diperoleh dianalisis secara univariat menggunakan SPSS. Berdasarkan hasil penelitian, Sebagian besar faktor risiko hipertiroid berdasarkan Jenis kelamin, paling banyak pada jenis kelamin Wanita yaitu 46 orang 63%, usia paling banyak diusia 26-45 tahun yaitu 31 orang 42% genetik 63 orang 86,3%, tidak mengkonsumsi makanan beriodium 62 orang 84%, stress 51 orang 69,9% dan penyakit penyerta 44 orang 60,3%.
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELIMA KABUPATEN PIDIE Humaira Humaira; Emiralda Emiralda; Fuadi Fuadi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 3 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i3.17604

Abstract

Stunting adalah permasalahan gizi pada balita yang digambarkan sebagai gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh kekurangan gizi yang terakumulasi dalam jangka waktu yang lama, sehingga manifestasi fisiknya lebih terlihat pada usia 24-59 bulan. Stunting menjadi salah satu permasalahan dalam proses pertumbuhan dikarenakan berhubungan dengan meningkatnya resiko terjadinya kesakitan, kematian, dan perkembangan otak yang kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Delima Kabupaten Pidie. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan metode cross-sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, dengan jumlah sampel 50 responden. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung melalui lembar kuesioner child feeding questionnaire (CFQ) sebanyak 15 pertanyaan dan pengukuran tinggi/panjang badan menggunakan alat ukur tinggi microtoise, penelitian ini dilakukan selama satu bulan dari bulan Juni-Juli 2023. Analisis data yang digunakan yaitu uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 1 orang (2%) yang mengalami stunting serta memiliki pola makan yang tidak tepat dan terdapat pula 45 orang (90%) yang mengalami stunting tetapi memiliki pola makan yang tepat. Selain itu, diketahui pula bahwa terdapat 2 orang (4%) yang tidak mengalami stunting tetapi memiliki pola makan yang tidak tepat dan terdapat pula 2 orang (4%) yang tidak mengalami stunting serta memiliki pola makan yang tepat. Nilai p value 0,014 dimana nilainya lebih kecil dari ? (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pola makan dan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Delima Kabupaten Pidie.