Keragaman konsumsi didefinisikan sebagai upaya untuk meningkatkan asupan yang meliputi beberapa jenis kelompok bahan pangan agar mencapai kebutuhan zat gizi harian sesuai pedoman dan menjamin terciptanya kesehatan yang optimal. Pada kelompok usia remaja, mereka sudah memiliki kebebasan untuk memilih makanan yang ingin dikonsumsi, sehingga banyak aspek yang dapat memengaruhi terciptanya pola konsumsi yang beragam maupun sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan frekuensi makan, tingkat pendidikan dan besar uang saku dengan keragaman konsumsi pangan pada remaja Suku Tengger. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan mulai dari Bulan April-November 2021 dengan menggunakan kuesioner online berupa google form mengingat penelitian ini dilakukan pada masa pandemi Covid-19. Kuesioner tersebut ditujukan kepada populasi remaja Suku Tengger yang tinggal di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan dengan kriteria usia 13-19 tahun dan bersedia mengikuti penelitian. Populasi remaja Suku Tengger sebanyak 150 orang dan didapatkan besar sampel yaitu 99 responden dengan teknik sampling studi partisipatif yakni berdasarkan responden yang mengisi kuesioner online. Hasil uji chi-square menampilkan nilai yang tidak signifikan antara frekuensi makan (p=0,430), tingkat pendidikan (p=0,147) dan besar uang saku (p=0,180) dengan keragaman konsumsi pangan remaja Suku Tengger. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara frekuensi makan, tingkat pendidikan dan besar uang saku dengan keragaman konsumsi pangan pada remaja Suku Tengger. Konsumsi pangan beragam mayoritas terdapat pada responden dengan frekuensi makan lebih sedikit, serta tingkat pendidikan dan besar uang saku yang lebih kecil.