Keterlambatan bicara adalah kondisi di mana kemampuan komunikasi seorang tidak sesuai dengan anak seusianya, yang sering terjadi pada anak berusia di bawah 5 tahun. Gadget merupakan perkembangan teknologi yang dapat menimbulkan kecanduan bagi penggunanya, termasuk balita. Di Indonesia jumlah kasus keterlambatan bicara dan bahasa pada anak mencapai 10% sedangkan balita yang menggunakan gadget sebesar 25,9%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan hubungan intensitas pemakaian gadget dengan kejadian speech delay pada balita. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional analitik. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas KB dan TPA di TK Negeri Pembina Koto Agung yang memenuhi kriteria inklusi dengan jumlah responden 33 balita. Variabel independent dalam penelitian ini adalah intensitas pemakaian gadget sedangkan variabel dependenya yaitu kejadian speech delay pada balita dengan menggunakan kuesioner KPSP. Metode analisis data yang digunakan adalah uji chi square. Hasil penelitian didapatkan hampir setengahnya sebanyak 12 responden (36,4%) dengan intensitas pemakaian Gadget tinggi mengalami keterlambatan bahasa dan bicara, hampir setengahnya sebanyak 11 responden (33,3%) dengan intensitas pemakaian Gadget tinggi tidak mengalami keterlambatan bahasa dan bicara dan didapatkan 10 responden (30,3%) yang tidak mengalami keterlambatan bahasa dan bicara dengan intensitas pemakaian gadget rendah. Dari hasil pengujian tersebut didapatkan hasil P value = 0.005 (P value < 0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara intensitas pemakaian gadget dengan kejadian speech delay pada balita di TK Negeri Pembina Koto Agung Tahun 2023.