Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENERAPAN GROUP ART THERAPY DALAM MENURUNKAN AGRESI REAKTIF PADA ANAK-ANAK PRASEJAHTERA Witjaksono, Agnes Melati Amelia Listyarini; Tirta, Stella
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i1.1564

Abstract

Perilaku agresif adalah suatu kategori perilaku yang dapat mengancam orang lain secara fisik maupun secara verbal. Art therapy merupakan intervensi yang dapat digunakan untuk mengurangi perilaku agresif. Art therapy dapat menurunkan perilaku agresif karena art therapy merupakan sarana yang dapat dijalankan oleh anak untuk mengekspresikan kemarahannya secara aman. Anak juga dapat belajar bagaimana mengatur dan mengendalikan perasaan marahnya, sehingga tidak ditujukkan dalam bentuk perilaku agresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apakah penerapan group art therapy dengan tema anger management dalam menurunkan perilaku agresif pada anak-anak prasejahtera. Terdapat lima partisipan yang mengikuti intervensi ini. Pemeriksaan mengenai perilaku agresif setiap partisipan dilakukan melalui proses wawancara dan observasi. Jenis agresi yang ditunjukkan oleh para partisipan adalah agresi reaktif, yaitu perilaku agresif yang merupakan respons untuk melindungi diri dari suatu provokasi atau kesulitan tertentu yang disertai dengan perasaan marah. Group art therapy yang dijalankan oleh partisipan berlangsung selama 8 sesi. Evaluasi dilakukan menggunakan post-test dan pre-test Draw-A-Person Test dan Skala Perilaku Agresif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelima partisipan mengalami penurunan skor perilaku agresif, meskipun tetap berada pada kategori perilaku agresif sedang, namun ada satu partisipan yang skornya menurun hingga masuk ke dalam kategori perilaku agresif yang rendah. Perubahan dalam tes grafis yang terjadi dapat dilihat dari perubahan gambar orang yang dibuat oleh para peserta berdasarkan ukuran, letak, bentuk, arah, dan coretan garis yang dilakukan oleh para peserta.
PENERAPAN ART THERAPY DALAM MENURUNKAN PERILAKU AGRESI PADA ANAK PERIODE MIDDLE CHILDHOOD DI PANTI ASUHAN Wijaya, Riska; Tirta, Stella
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i1.1695

Abstract

Perilaku agresi merupakan perilaku baik fisik maupun verbal yang bertujuan untuk menyakiti orang lain. Beberapa metode digunakan untuk menurunkan perilaku agresi yang dilakukan anak pada periode middle childhood, misalnya dengan pendekatan perilaku. Namun, art therapy merupakan pendekatan lain yang juga dapat digunakan untuk membantu menurunkan perilaku agresi pada anak. Art therapy merupakan salah satu jenis dari berbagai jenis terapi yang melibatkan individu dalam aktivitas kreatif dalam bentuk penciptaan karya seni. Dengan art therapy, individu diharapkan dapat membentuk hubungan yang baik dengan lingkungan, mengembangkan diri sendiri dan mengurangi atau menghilangkan perasaan serta perilaku negatif yang ada pada dirinya. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk melihat seperti apakah penerapan art therapy untuk menurunkan perilaku agresi anak periode middle childhood yang tinggal di panti asuhan. Desain dalam penelitian ini adalah mix method. Dilakukan pre-intervention dengan melakukan tes serta autoanamnesa. Setelah itu sesi intervensi dilakukan sebanyak 6 sesi yang dilakukan terhadap 5 partisipan yang dirujuk panti asuhan memiliki perilaku agresi yang meresahkan. Hasil intervensi menunjukkan bahwa pendekatan art therapy dapat menurunkan agresivitas pada seluruh partisipan yang mengikuti proses intervensi walaupun belum nampak perubahan secara signifikan. Kemudian terjadi perkembangan secara positif pada area lain pada kelima partisipan setelah intervensi dilakukan yaitu dalam perkembangan kepercayaan diri, kesadaran diri dan penyaluran energi/dorongan, keinginan untuk berinteraksi sosial dengan lingkungan serta kemampuan untuk berani tampil dan berdiskusi.
GROUP ART THERAPY UNTUK MENINGKATKAN SELF-ESTEEM REMAJA DI LPKA TNG Misty, Eviana; Tirta, Stella
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i1.3872.2020

Abstract

Adolescence is a transitional period between childhood and adulthood which is marked by physical and psychological changes, the desire to be free from authority, curiosity, the search for self-identity, and the formation of peer groups, and therefore, adolescence is an important period for the development of self-esteem. There are several psychological impacts experienced by adolescents in LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus Anak), one of which is low self-esteem. One way to increase self-esteem is to use art therapy. This study was conducted in TNG LPKA on 6 adolescents known as AR, SJ, MR, TA, PA, and AN who showed low self-esteem. Group interventions were conducted using group art therapy for eight sessions. This study uses semi-structured interviews, as well as the Draw-a-Person test, the BAUM test, and the Wartegg Zeichen Test; which were analyzed to obtain a comparative picture of self-esteem before and after group intervention. Based on the results of observations, Draw-a-Person and BAUM tests, an increase in self-esteem in the six participants was found, as well as attitudes and activeness in the group. The results of the Wartegg Zeichen Test differ for each participant. These results indicate that group art therapy is quite effective in increasing adolescent self-esteem in TNG LPKA. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan menuju ke masa dewasa yang ditandai dengan timbulnya perubahan fisik dan psikis, keinginan bebas dari kekuasaan, rasa ingin tahu, mencari dan menemukan identitas diri, serta pembentukan kelompok sebaya, sehingga pada masa remaja merupakan masa yang penting dalam perkembangan self-esteem. Terdapat beberapa dampak psikologis yang dialami remaja berada di LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus Anak), satu diantaranya adalah self-esteem yang rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan self-esteem adalah dengan menggunakan art therapy. Penelitian ini dilaksanakan di LPKA  TNG terhadap 6 remaja dengan inisial AR, SJ, MR, TA, PA, dan AN yang menunjukkan indikasi self-esteem yang rendah. Intervensi kelompok dilakukan dengan menggunakan group art therapy selama delapan sesi. Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur, serta tes Draw-a-Person, tes BAUM, dan Wartegg Zeichen Test; yang dianalisis untuk mendapatkan gambaran perbandingan self-esteem sebelum dan sesudah pemberian intervensi kelompok. Berdasarkan hasil observasi dan tes Draw-a-Person serta BAUM, ditemukan peningkatan self-esteem pada keenam partisipan baik dari perubahan tingkat self-esteem serta dari sikap dan keaktifan dalam kelompok. Perbedaan hasil Wartegg Zeichen Test berbeda-beda dari setiap partisipan. Hasil tersebut menunjukkan group art therapy cukup efektif untuk meningkatkan self-esteem remaja di LPKA  TNG.
PSIKOEDUKASI PADA PETUGAS PANTI: VALUES DALAM PENANGGULANGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Soetikno, Naomi; Tirta, Stella; Apryanggun, Desti
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.982 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v1i1.1885

Abstract

Adolescence is a period of transition to adulthood, however, often teenagers choose to to behave aggressively. Adolescent aggression behavior is also influenced by their values. Teaching fundamental humanity values can be provided by the environment most familiar with teenagers, which is the family. Partners, who are social care workers from Marsudi Putra Handayani orphanage, have an important role in providing assistance to children and young people who have problems with the law. If the children and adolescents live together with the orphanage staff, teaching values can also be done by the orphanage staff. This can be done by providing psychoeducation through counseling and focused group discussion (FGD) to the orphanage workers. The results achieved from psychoeducation is that workers now possess knowledge about the values that exist in adolescents living at the orphanage and know effective ways of communicating with adolescents in order to teach valuesABSTRAK: Masa remaja merupakan masa transisi menuju kedewasaan, hanya saja seringkali remaja melakukan pengambilan keputusan berperilaku agresi. Perilaku agresi remaja dipengaruhi pula oleh nilai-nilai (values) yang dimilikinya. Penanaman nilai-nilai dasar kemanusiaan (values) dapat diberikan oleh lingkungan yang sehari-hari bersama dengan remaja, yaitu keluarga. Pada mitra, yang merupakan petugas panti sosial Marsudi Putra Handayani, memiliki peranan yang penting dalam melakukan pendampingan kepada anak dan remaja yang bermasalah dengan hukum. Dengan kondisi anak dan remaja tersebut tinggal bersama dengan petugas panti, maka penanaman values juga dapat dilakukan oleh petugas panti. Metode pelaksanaan penanaman values adalah dengan memberikan psikoedukasi dengan penyuluhan dan focused group discussion (FGD) kepada petugas panti. Hasil yang dicapai dari psikoedukasi adalah petugas memiliki pengetahuan mengenai values yang ada pada remaja yang ditangani di panti dan mendapatkan cara-cara yang efektif dalam berkomunikasi dengan remaja untuk menanamkan values.