Air asam tambang (AAT) adalah salah satu produk dari kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan gangguan pada lingkungan. Air asam tambang ini terjadi akibat adannya paparan mineral sulfida seperti pirit oleh air dan udara yang kemudian terjadi oksidasi dan menghasilkan sulfat yang bersifat asam. Kondisi ini sangat tidak baik bagi lingkungan dan perlu dilakukan remediasi untuk mengurangi cemaran pada lingkungan tersebut. Metode yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan metode aktif dan pasif. Metode aktif dilakukan dengan penambangan senyawa alkali pada air maupun tanah yang mengalami pencemaran. Sementara metode pasif dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alami wilayah untuk melakukan remediasi baik secara biologis. Pada penelitian ini dilakukan metode secara aktif dengan membuat rawa buatan/ Conctructed Wetland (CW) yang ditanami lembang (Typha Angustifolia). Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman lembang ini merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai pitoremediasi pada lahan pertambangan dimana dapat menurunkan kadar Fe dan Mn yang merupakan logam yang terdapat pada AAT dan Tanah dan merupakan logam cemaran. Berdasarkan hasil diketahui tanaman rembang ini dapat mereduksi Konsentrasi Fe dan Mn di inlet CW berturut-turut adalah 0,341 ± 0,318 dan 0,019 ± 0,013 mg/L. Air dialirkan ke CW melalui saluran terbuka, diproses selama 30 hari, dan akumulasi Fe dan Mn pada tanaman adalah 137,86 dan 87,15 mg/Kg. Konsentrasi Fe dan Mn tertinggi pada hasil perlakuan pasif di Setling Pond (SP) masing-masing adalah 0,12 ± 0,08 dan 0,008 ± 0,006 mg/L. Penelitian ini menunjukkan bahwa Typha angustifolia dapat menurunkan konsentrasi Fe dan Mn secara maksimal sebesar 82,5% dan 70,7%.