Shofi Nur Azizah
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka: Persepsi dan Harapan Pengajar PPKn Shofi Nur Azizah; Wibowo Heru Prasetiyo
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 6 No. 7 (2023): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54371/jiip.v6i7.1926

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa baik instruktur PKn di SMP Negeri 2 Kartasura memahami implementasi Kurikulum Merdeka, bagaimana perasaan mereka tentang hal itu, dan dampak baik dan buruk apa yang ditimbulkannya di kelas mereka sebagai profil pelajar Pancasila dalam kurikulum merdeka. Observasi, wawancara, dan catatan tertulis semuanya digunakan dalam proses pengumpulan data. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari hasil penelitian, meliputi langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan interpretasi data. Berdasarkan temuan penelitian “Persepsi Guru PPKn terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 2 Kartasura”, (1) Guru PPKn SMP Negeri 2 Kartasura memiliki pemahaman yang sangat baik terhadap Kurikulum Kemerdekaan ditinjau dari segi metode dan model pendekatannya untuk proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa teknik dan kerangka konseptual yang telah disebutkan: a. Strategi Penelitian, b. Beberapa contoh model pembelajaran adalah: 1. Mendidik siswa melalui pemecahan masalah dunia nyata 2. Menemukan dan bertanya tentang model untuk dipelajari 3. Metode ilmiah digunakan. Karena siswa diharapkan lebih berinisiatif daripada guru PPKn di SMP Negeri 2 Kartasura (2) Sangat menerima, jika tidak setuju dengan Kurikulum Merdeka. Ketiga, dampak baik dan buruk penerapan Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 di ruang kelas PPKn Surakarta. Manfaatnya adalah guru mendorong siswa untuk berpikir kritis dan lebih mandiri dengan menyajikan konten hanya 30% dan 70% lainnya disajikan oleh siswa sendiri.