p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Kertha Semaya
Sutarno Sutarno
Fakultas Hukum, Universitas Hangtuah

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS HUKUM PERTANGGUNGJAWABAN MALPRAKTIK MEDIS PADA DOKTER SPESIALIS Nikke Indriasari; Sutarno Sutarno; Budi Pramono
Kertha Semaya : Journal Ilmu Hukum Vol 11 No 12 (2023)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/KS.2023.v11.i12.p02

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan menganalisis pertanggungjawaban hukum malpraktik medis pada dokter spesialis. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif. Penelitian ini bertujuan menganalisis pertanggungjawaban hukum malpraktik medis oleh dokter spesialis dalam konteks hukum normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan malpraktik tidak spesifik, melainkan diatur secara implisit dalam Pasal 1371 BW dan Pasal 58 UU Kesehatan. Malpraktik tidak hanya terkait dengan kelalaian, tetapi juga dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu malpraktik perdata, pidana, dan administrasi, berdasarkan teori Guwandi yang diterjemahkan secara alternatif, sehingga malpraktik dibagi menjadi 3 (tiga) yakni malpraktik perdata, malpraktik pidana, dan malpraktik administrasi. Terdapat kekosongan hukum dalam peraturan perundang-undangan terkait penentuan tindakan kedokteran sebagai malpraktik. UU Kesehatan tidak memiliki pasal yang mengatur batasan-batasan tindakan malpraktik, yang menyebabkan ketidakpastian hukum. Penyelesaian kasus malpraktik medis di Indonesia sebaiknya dilakukan melalui mediasi untuk mencapai keputusan yang bermanfaat bagi kedua belah pihak, yaitu pasien dan dokter spesialis. Singapura juga mengutamakan jalur non-litigasi dalam penyelesaian kasus malpraktik, dengan kemungkinan pengajuan ke Pengadilan jika mediasi tidak berhasil. This research aims to analyze the legal accountability of medical malpractice by specialist doctors in the context of normative law. The type of research employed is normative legal research. The study aims to examine the legal accountability of medical malpractice by specialist doctors within the framework of normative law. The research findings indicate that the regulation of malpractice is not specific but is implicitly governed by Article 1371 of the Civil Code and Article 58 of the Health Law. Malpractice is not only related to negligence but can also be categorized into three types: civil, criminal, and administrative malpractice, based on Guwandi's theory, which is alternatively interpreted, resulting in the division of malpractice into three categories: civil, criminal, and administrative malpractice. There is a legal vacuum in the legislation concerning the determination of medical actions as malpractice. The Health Law lacks provisions that define the boundaries of malpractice actions, leading to legal uncertainty. The resolution of medical malpractice cases in Indonesia is preferably conducted through mediation to reach mutually beneficial decisions for both patients and specialist doctors. Singapore also prioritizes non-litigation methods in resolving malpractice cases, with the possibility of resorting to the courts if mediation fails.
URGENSI PENGADILAN KESEHATAN SEBAGAI UPAYA SOLUSI MASALAH SENGKETA MEDIS DI INDONESIA Ahmad Fadhli Busthomi; Sutarno Sutarno; Ninis Nugraheni; Mokhamad Khoirul Huda
Kertha Semaya : Journal Ilmu Hukum Vol 11 No 11 (2023)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/KS.2023.v11.i11.p14

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis penyelesaian sengketa medis di pengadilan menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia dan peran pengadilan khusus kesehatan dapat memberikan rasa keadilan bagi dokter yang diduga melakukan malpraktik. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyelesaian perselisihan medis di pengadilan diatur oleh beberapa peraturan antara lain Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dan Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Mengenai peran pengadilan kesehatan khusus, mereka memiliki potensi untuk memastikan keadilan bagi dokter yang dituduh melakukan malpraktik. Dengan memiliki pengadilan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan sektor kesehatan, kasus malpraktik dapat ditangani dengan perspektif dan standar yang relevan, bersama dengan para hakim dan ahli yang memahami masalah medis teknis dan kompleks yang terlibat. This research aims to examine and analyze the resolution of medical disputes in court according to the legal regulations in Indonesia and the role of specialized health courts in providing a sense of justice for doctors who are alleged to have committed malpractice. This research is a normative legal research and using several approaches, namely statutory approaches, conceptual approaches, and comparative approaches. The research findings indicate that the settlement of medical disputes in the courts is governed by several regulations, The Civil Code, the Criminal Code, Law Number 29 of 2004 on Medical Practice, Law Number 36 of 2009 on Health, Law Number 36 of 2014 on Health Workers and Law Number 17 of 2023 on Health. The establishment of health judiciary in Indonesia involving ad hoc judges with knowledge and competence in the medical field is an important and relevant step to address medical dispute issues. This is because malpractice cases can be approached through relevant perspectives and standards, supported by the presence of judges and experts with adequate technical and medical competence.