Irwan Batubara
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Program Studi Kebidanan Padangsidimpuan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PELATIHAN PENDOKUMENTASIAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN TERHADAP PENDOKUMENTASIAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI WILAYAH PUSKESMAS PIJORKOLING KOTA PADANGSIDIMPUAN Irwan Batubara; Sri Juwarni
Jurnal Reproductive Health Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Health Reproductive
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendokomentasian suatu asuhan kebidanan kehamilan dapat menambah efisiensi asuhan individu kepada klien yang berisi catatan lengkap perkembangan, dan bahan kajian untuk menentukan masalah kesehatan ibu dan janin. Melaui pendokimentasian, komplikasi kehamilan terdiagnosa sedini mungkin, segala prencanaan dan tindakan lebih akurat berdasarkan evaluasi pada setiap tindakan. Jenis Penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain pre-test post test without control dengan menggunakan uji statistik exact fisher test pada tingkat kepercayaan 95% dalam analisa data., untuk mengetahui pengaruh pelatihan pendokumentasian pemeriksaan kehamilan terhadap komplikasi kehamilan di wilayah Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan. Populasi penelitian ini adalah seluruh bidan yang bertugas di Puskesmas Pijorkoling. Sampel total populasi 26 responden. Hasil penelitian didapati bahwa ada perbedaan yang bermakna terhadap tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah intervensi dengan p-value = 0,000 (p-value < 0,05); untuk proporsi kelengkapan alat pemeriksaan kehamilan, didapati ada perbedaan yang bermakna terhadap ketersediaan alat sebelum dan sesudah intervensi dengan p-value = 0,000 (p-value < 0,05); pada proporsi teknik dokumentasi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap teknik dokumentasi sebelum dan sesudah intervensi dengan p-value = 0,248 (p-value > 0,05); dan proporsi kelengkapan dokumentasi komplikasi kehamilan, menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap kelengkapan dokumen sebelum dan sesudah intervensi dengan p-value = 0,000 (p-value < 0,05). Pelatihan pendokumentasian pemeriksaan kehamilan mempengaruhi kelengakapan pendokumentasian komplikasi kehamilan memantau kesejahteraan ibu dan janin. Diharapkan kepada bidan aktif memanfaat sumber belajar untuk meningkatkan profesionalisme dan pendokumentasian pemeriksaan kehamilan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI KECAMATAN SAYURMATINGGI KABUPATEN TAPANULI SELATAN Irwan Batubara; Sri Juwarni
Jurnal Reproductive Health Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Health Reproductive
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keadaan status gizi balita di Sumatera Utara berdasarkan berat badan menurut umur pada tahun 2010 menunjukkan berat kurang pada balita juga masih tinggi dibanding angka nasional yaitu mencapai 21,3 % terdiri dari gizi buruk 7,8% dan gizi kurang 13,5% dan prevalensi stunting mencapai 41,3. Stunting disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor individu yang meliputi asupan makanan, berat badan lahir, dan keadaan kesehatan; faktor rumah tangga yang meliputi kualitas dan kuantitas makanan, sumber daya, jumlah dan struktur keluarga, pola asuh, perawatan kesehatan, dan pelayanan; serta faktor lingkungan yang meliputi infrastruktur sosial ekonomi, layanan pendidikan dan layanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 12 – 60 bulan di Kecamatan Sayurmatinggi Kabupaten Tapanuli Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adah ibu yang mempunyai balita usia 12- 60 bulan terdaftar dalam catatan Puskesmas Sayurmatinggi Kecamatan Sayurmatinggi sejumlah 26 orang. Teknik proporsional, stunting 26 responden. Hasil penelitian menggunakan uji regresi logistik. Uji statistik menunjukkan setiap terjadi peningkatan 1 point pada faktor pemberian ASI maka akan terjadi peningkatan kejadian stunting sebesar 1,286 point dan setiap terjadi peningkatan 1 point pada faktor asupan protein maka akan terjadi peningkatan kejadian stunting sebesar 2,186, dan apabila perubahan itu terjadi secara bersama-sama (simultan) maka akan meningkatkan kejadian stunting sebesar 3,472. Pemberian ASI yang tidak eksklusif dan asupan protein cukup menjadi aspek yang cukup penting terhadap kejadia stunting pada balita usia 12 – 60 bulan di wilayah Puskesmas Sayurmatinggi Kabupaten Tapanuli Selatan.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor lain yang berpengaruh terhadap stunting. Promosi asupan gizi pada ibu hamil, bayi, balita perlu dilaksanakan evaluasi pada setiap tapan kegiatan agar ibu.keluarga lebih kooperatif dalam upaya pencegahan stunting