Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ASUHAN KEHAMILAN DALAM PERSPEKTIF BUDAYA JAWA DI DESA LABUHAN LABO KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN TENGGARA KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 Juwarni, Sri
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol 10 No 2 (2015): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode September-Desember 2015
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemetrian Kesehatan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.242 KB)

Abstract

Social and cultural conditions (customs) and environmental conditions (geographical conditions) affects reproductive health. Cultural situation this case customs at this time is not conducive for help seeking behavior in reproductive health issues in Indonesia. Java community strongly believe in myths developed by the predecessor. The Javanese culture for the community is an important thing,This study aims to determine pregnancy care in the perspective of Javanese culture the village of Labuhan Labo District of Southeast Padangsidimpuan Padangsidimpuan City. This type of research is qualitative descriptive study. Informants   in this study is that people who understand the culture of Java in pregnancy care, amounting to 8 people. Collecting data using in-depth interviews conducted with, by means of data collection is interview, and a  tape recorder. Results showed the care pregnancy in Labuhan Labo still influenced habit cultural of Java that includes 5 theme al: place and health services in the midwife and healer, the myth about the nutrition of pregnant women, the myth of pregnancy care with customs abdominal massage and seven monthly ritual, taboo / behavior of pregnant women and husband as well health information. Padangsidimpuan  City  Health Department, particularly the health center IV Pijorkoling Pal and related health team must give Information Education Communication (IEC) to Community appropriately, so to increase knowledge about pregnancy care in accordance the espoused culture. Shamans to follow skills in assisting the examination of pregnant women, in respect of utilizing the many people who still shaman in Antenatal care services in particular
PENGARUH PELATIHAN PENDOKUMENTASIAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN TERHADAP PENDOKUMENTASIAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI WILAYAH PUSKESMAS PIJORKOLING KOTA PADANGSIDIMPUAN Batubara, Irwan; Juwarni, Sri
JURNAL HEALTH REPRODUCTIVE Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Health Reproductive
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendokomentasian suatu asuhan kebidanan kehamilan dapat menambah efisiensi asuhan individu kepada klien yang berisi catatan lengkap perkembangan, dan bahan kajian untuk menentukan masalah kesehatan ibu dan janin. Melaui pendokimentasian, komplikasi kehamilan terdiagnosa sedini mungkin, segala prencanaan dan tindakan lebih akurat berdasarkan evaluasi pada setiap tindakan. Jenis Penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain pre-test post test without control dengan menggunakan uji statistik exact fisher test pada tingkat kepercayaan 95% dalam analisa data., untuk mengetahui pengaruh pelatihan pendokumentasian pemeriksaan kehamilan terhadap komplikasi kehamilan di wilayah Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan. Populasi penelitian ini adalah seluruh bidan yang bertugas di Puskesmas Pijorkoling. Sampel total populasi 26 responden. Hasil penelitian didapati bahwa ada perbedaan yang bermakna terhadap tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah intervensi dengan p-value = 0,000 (p-value < 0,05); untuk proporsi kelengkapan alat pemeriksaan kehamilan, didapati ada perbedaan yang bermakna terhadap ketersediaan alat sebelum dan sesudah intervensi dengan p-value = 0,000 (p-value < 0,05); pada proporsi teknik dokumentasi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap teknik dokumentasi sebelum dan sesudah intervensi dengan p-value = 0,248 (p-value > 0,05); dan proporsi kelengkapan dokumentasi komplikasi kehamilan, menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap kelengkapan dokumen sebelum dan sesudah intervensi dengan p-value = 0,000 (p-value < 0,05). Pelatihan pendokumentasian pemeriksaan kehamilan mempengaruhi kelengakapan pendokumentasian komplikasi kehamilan memantau kesejahteraan ibu dan janin. Diharapkan kepada bidan aktif memanfaat sumber belajar untuk meningkatkan profesionalisme dan pendokumentasian pemeriksaan kehamilan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI KECAMATAN SAYURMATINGGI KABUPATEN TAPANULI SELATAN Batubara, Irwan; Juwarni, Sri
JURNAL HEALTH REPRODUCTIVE Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Health Reproductive
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keadaan status gizi balita di Sumatera Utara berdasarkan berat badan menurut umur pada tahun 2010 menunjukkan berat kurang pada balita juga masih tinggi dibanding angka nasional yaitu mencapai 21,3 % terdiri dari gizi buruk 7,8% dan gizi kurang 13,5% dan prevalensi stunting mencapai 41,3. Stunting disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor individu yang meliputi asupan makanan, berat badan lahir, dan keadaan kesehatan; faktor rumah tangga yang meliputi kualitas dan kuantitas makanan, sumber daya, jumlah dan struktur keluarga, pola asuh, perawatan kesehatan, dan pelayanan; serta faktor lingkungan yang meliputi infrastruktur sosial ekonomi, layanan pendidikan dan layanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 12 – 60 bulan di Kecamatan Sayurmatinggi Kabupaten Tapanuli Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adah ibu yang mempunyai balita usia 12- 60 bulan terdaftar dalam catatan Puskesmas Sayurmatinggi Kecamatan Sayurmatinggi sejumlah 26 orang. Teknik proporsional, stunting 26 responden. Hasil penelitian menggunakan uji regresi logistik. Uji statistik menunjukkan setiap terjadi peningkatan 1 point pada faktor pemberian ASI maka akan terjadi peningkatan kejadian stunting sebesar 1,286 point dan setiap terjadi peningkatan 1 point pada faktor asupan protein maka akan terjadi peningkatan kejadian stunting sebesar 2,186, dan apabila perubahan itu terjadi secara bersama-sama (simultan) maka akan meningkatkan kejadian stunting sebesar 3,472. Pemberian ASI yang tidak eksklusif dan asupan protein cukup menjadi aspek yang cukup penting terhadap kejadia stunting pada balita usia 12 – 60 bulan di wilayah Puskesmas Sayurmatinggi Kabupaten Tapanuli Selatan.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor lain yang berpengaruh terhadap stunting. Promosi asupan gizi pada ibu hamil, bayi, balita perlu dilaksanakan evaluasi pada setiap tapan kegiatan agar ibu.keluarga lebih kooperatif dalam upaya pencegahan stunting
PENGARUH PELATIHAN PENDOKUMENTASIAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN TERHADAP PENDOKUMENTASIAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI WILAYAH PUSKESMAS PIJORKOLING KOTA PADANGSIDIMPUAN Irwan Batubara; Sri Juwarni
Jurnal Reproductive Health Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Health Reproductive
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendokomentasian suatu asuhan kebidanan kehamilan dapat menambah efisiensi asuhan individu kepada klien yang berisi catatan lengkap perkembangan, dan bahan kajian untuk menentukan masalah kesehatan ibu dan janin. Melaui pendokimentasian, komplikasi kehamilan terdiagnosa sedini mungkin, segala prencanaan dan tindakan lebih akurat berdasarkan evaluasi pada setiap tindakan. Jenis Penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain pre-test post test without control dengan menggunakan uji statistik exact fisher test pada tingkat kepercayaan 95% dalam analisa data., untuk mengetahui pengaruh pelatihan pendokumentasian pemeriksaan kehamilan terhadap komplikasi kehamilan di wilayah Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan. Populasi penelitian ini adalah seluruh bidan yang bertugas di Puskesmas Pijorkoling. Sampel total populasi 26 responden. Hasil penelitian didapati bahwa ada perbedaan yang bermakna terhadap tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah intervensi dengan p-value = 0,000 (p-value < 0,05); untuk proporsi kelengkapan alat pemeriksaan kehamilan, didapati ada perbedaan yang bermakna terhadap ketersediaan alat sebelum dan sesudah intervensi dengan p-value = 0,000 (p-value < 0,05); pada proporsi teknik dokumentasi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap teknik dokumentasi sebelum dan sesudah intervensi dengan p-value = 0,248 (p-value > 0,05); dan proporsi kelengkapan dokumentasi komplikasi kehamilan, menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap kelengkapan dokumen sebelum dan sesudah intervensi dengan p-value = 0,000 (p-value < 0,05). Pelatihan pendokumentasian pemeriksaan kehamilan mempengaruhi kelengakapan pendokumentasian komplikasi kehamilan memantau kesejahteraan ibu dan janin. Diharapkan kepada bidan aktif memanfaat sumber belajar untuk meningkatkan profesionalisme dan pendokumentasian pemeriksaan kehamilan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI KECAMATAN SAYURMATINGGI KABUPATEN TAPANULI SELATAN Irwan Batubara; Sri Juwarni
Jurnal Reproductive Health Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Health Reproductive
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keadaan status gizi balita di Sumatera Utara berdasarkan berat badan menurut umur pada tahun 2010 menunjukkan berat kurang pada balita juga masih tinggi dibanding angka nasional yaitu mencapai 21,3 % terdiri dari gizi buruk 7,8% dan gizi kurang 13,5% dan prevalensi stunting mencapai 41,3. Stunting disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor individu yang meliputi asupan makanan, berat badan lahir, dan keadaan kesehatan; faktor rumah tangga yang meliputi kualitas dan kuantitas makanan, sumber daya, jumlah dan struktur keluarga, pola asuh, perawatan kesehatan, dan pelayanan; serta faktor lingkungan yang meliputi infrastruktur sosial ekonomi, layanan pendidikan dan layanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 12 – 60 bulan di Kecamatan Sayurmatinggi Kabupaten Tapanuli Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adah ibu yang mempunyai balita usia 12- 60 bulan terdaftar dalam catatan Puskesmas Sayurmatinggi Kecamatan Sayurmatinggi sejumlah 26 orang. Teknik proporsional, stunting 26 responden. Hasil penelitian menggunakan uji regresi logistik. Uji statistik menunjukkan setiap terjadi peningkatan 1 point pada faktor pemberian ASI maka akan terjadi peningkatan kejadian stunting sebesar 1,286 point dan setiap terjadi peningkatan 1 point pada faktor asupan protein maka akan terjadi peningkatan kejadian stunting sebesar 2,186, dan apabila perubahan itu terjadi secara bersama-sama (simultan) maka akan meningkatkan kejadian stunting sebesar 3,472. Pemberian ASI yang tidak eksklusif dan asupan protein cukup menjadi aspek yang cukup penting terhadap kejadia stunting pada balita usia 12 – 60 bulan di wilayah Puskesmas Sayurmatinggi Kabupaten Tapanuli Selatan.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor lain yang berpengaruh terhadap stunting. Promosi asupan gizi pada ibu hamil, bayi, balita perlu dilaksanakan evaluasi pada setiap tapan kegiatan agar ibu.keluarga lebih kooperatif dalam upaya pencegahan stunting
Skrining Kehamilan Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu Hamil Di Puskesmas Labuhan Rasoki Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan 2021 Irwan Batubara; Sri Juwarni; Ramlan
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 3 (2023): November: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jrik.v3i3.2620

Abstract

The aim of this study was to analyze the results of Hb screening of pregnant women in the third trimester and birth weight. Cross sectional observational research. Population of third trimester pregnant women in the Labuhan Rasoki Health Center area, Southeast Padangsidimpuan District, Padangsidimpuan City. The total sample population was 30 respondents. Data were collected for Hb examination using the Easy Touch GHb tool and weighing newborns. Pearson correlation test data analysis. Results: Relationship between age and birth weight. Pearson correlation coefficient value (r) -0.464, significance level (p) 0.007, significant between age and birth weight of the baby. Parity with an r value of -0.300, significance level (p) 0.007, is not significant between parity and birth weight. The r value of pregnancy spacing is -0.234. significance level (p) 0.198, there is a significant relationship between pregnancy distance and birth weight. LILA r value is -0.030, significance level (p) 0.869, there is no significant relationship between LILA measurements and birth weight of the baby. Hemoglobin, r value 0.751, significance level (p) 0.058. There is a significant relationship between third trimester Hb levels and baby birth weight.elationship between external factors which are significantly related to birth weight, age, gestational interval and the Hb level of pregnant women. Arm circumference and parity were not related to birth weight. Pregnant women's Hb is checked every trimester, the data supports care planning.
Efektifitas Pijat Woolwich Terhadap Produksi Asi di Bidan Praktek Mesra Wilayah Puskesmas Pintu Padang Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan Irwan Batubara; Sri Juwarni; Meidiawaty; Anita Agustini Batubara
Jurnal Anestesi Vol. 2 No. 3 (2024): Juli : Jurnal Anestesi
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59680/anestesi.v2i3.1180

Abstract

In order to reduce child morbidity and mortality, the United Nations Children's Fun (UNICEF) and the World Health Organization (WHO) recommend that children should only be given breast milk for at least six months (Infodatin, 2020). Adequacy of breast milk prevents hunger and malnutrition, reduces infant mortality, improves mental and cognitive development of infants. Woolwich massage increases the hormones prolactin and oxytocin which play a role in stimulating the release of milk in mothers after giving birth. Woolwich massage. carried out in the area of the lactiferous sinuses exactly 1-1.5 cm above the areola mamae, with the aim of removing the milk that is in the lactiferous sinuses. The purpose of this study is to analyze the effect of the woolwich massage method on increasing breast milk production for the adequacy of babies in postpartum mothers in the Pintu Padang Health Center area, South Tapanuli Regency. Quasiexperimental study Woolwich massage on mammary glands. Population Mother post partum 1-4 days. The total population sample is 20 respondents. Research time June to November 2022. The results of the Pearson correlation test of 0.751 with a significance level (p) of 0.058 indicate a strong correlation and a positive direction where the woolwich massage facilitates the release of breast milk in meeting the needs of the baby. Midwives are motivated to do woolwich massage in the mammary area after assisting in childbirth.
Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan Balita Pada Kader Kesehatan di Puskesmas Muara Tais, Kecamatan Angkola, Muara Tais Tapanuli Selatan Irwan Batubara; Sri Juwarni; Herawati Harahap
Natural: Jurnal Pelaksanaan Pengabdian Bergerak bersama Masyarakat. Vol. 2 No. 4 (2024): November : Natural: Jurnal Pelaksanaan Pengabdian Bergerak bersama Masyarakat
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/natural.v2i4.804

Abstract

Stunting in Tapanuli Selah district will be 39.4 percent in 2022, and in 2023 it will decrease by 15.6 percent. Community empowerment in the health sector develops Community Resource Health Efforts (UKBM) namely Posyandu. Posyandu organizers are health cadres, elected by the community. Increasing the ability of cadres to manage posyandu activities, especially regarding basic health services to the community, is carried out by training by health workers. Muaratais Health Center was inaugurated on July 15 2023, the newest sub-district expansion in South Tapanuli Regency. The Muaratais Health Center area has 15 villages, in each village there is a posyandu, an average of 4 cadres and there are new cadres who have never attended training. The service team agreed with the Community Health Center to carry out training for posyandu cadres on monitoring the growth of toddlers. Training materials, toddler growth, measuring body length, height and weight using tools available at the posyandu, infant ruler, microtoise, portable electric body weight. The training participants consisted of 20 health cadres, appointed by the community health center to represent the posyandu in their work area. Training activities were carried out for two days in the community health center meeting room. Lecture, question and answer, simulation and demonstration methods. Trainees' knowledge about monitoring toddler growth is getting better. Skills in using the growth monitoring tools available at posyandu category are sufficient. Skills at the advanced stage are continued by the posyandu supervisor.
Demontrasi Endorphin Massage pada Ibu Hamil Mengurangi Nyeri Persalinan Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Padang Kecamatan Batang Angkola Tapanuli Selatan Sri Juwarni; Irwan Batuabara; Herawati Harahap; Rika Apripan; Ramlan Ramlan
Aksi Nyata : Jurnal Pengabdian Sosial dan Kemanusiaan Vol. 2 No. 3 (2025): Aksi Nyata : Jurnal Pengabdian Sosial dan Kemanusiaan
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/aksinyata.v2i3.1456

Abstract

Community service has been carried out by the service team involving students from the Padangsidimpuan Midwifery Study Program, Poltekkes Kemenkes Medan. The community service activities carried out were to provide counseling and demonstrations about Endorphine massage which is a light touch or massage therapy that is quite important to be given to pregnant women, in the time leading up to and during childbirth. This massage can stimulate the body to release endorphin compounds which are pain relievers and can create a feeling of comfort. Endorphins in the body can be triggered through various activities, such as deep breathing and relaxation, and meditation. Endorphine massage should be done to pregnant women who are 36 weeks pregnant. Because endorphin massage can stimulate the release of the hormone oxytocin which can trigger the labor process (Kuswandi, 2014). This Community Service aims to demonstrate endorphin massage to reduce pain in mothers giving birth in the first stage in the Pintu Padang Health Center work area, South Tapanuli Regency. Target pregnant women in the third trimester, young couples, Participants 40, endorphin massage is expected to be implemented in the management of the first stage to reduce pain and speed up the labor process. The results of this community service are an increase in knowledge of 50% and skills of 87% about endorphin massage correctly applied when pregnant women later undergo the labor process. This community service is carried out in collaboration with partners used as the location of this activity, namely Kalurahan Pintu Padang, Batang Angkola District, South Tapanuli Regency and Health Cadres, Village Midwives at the local Health Center. This activity received a positive response from local participants, and as a follow-up, it can be carried out by Health Cadres and midwives at the Health Center to monitor the skills that have been obtained when pregnant women are in the labor process that will be undergone
Identifikasi Faktor Risiko Stunting pada Balita: Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Godang, Padang Lawas Utara Herawati Harahap; Usrawati Pasaribu; Rika Apripan; Sri Juwarni
JURNAL RISET RUMPUN ILMU KESEHATAN Vol. 4 No. 1 (2025): April : Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrikes.v4i1.4866

Abstract

Stunting is a condition of growth failure in toddlers due to chronic malnutrition that occurs over a long period of time, especially in the first 1,000 days of life. Several major risk factors for stunting that are often found in Posyandu include the nutritional status of pregnant women, parenting patterns, exclusive breastfeeding, and environmental sanitation. To analyze the Identification of Risk Factors for Stunting in Toddlers: A Study in the Working Area of ​​the Aek Godang Health Center, North Padang Lawas. The type of observational study with a cross-sectional design, the study population was 139 people. This study used samples from all mothers who had stunted toddlers in Hulu Sihapas District, North Padang Lawas Regency, with the total sampling method. Data collection used a research questionnaire. Data were analyzed univariately, bivariate (chi-square), and multivariate (logistic regression) with the enter method. Newborn weight (p = 0.001) and healthy toilets (p = 0.001) significantly influenced the risk of stunting, with low birth weight and poor sanitation increasing the risk of growth disorders in toddlers. This study shows that newborn weight (p = 0.001) and healthy toilets (p = 0.001) have a significant effect on the risk of stunting in toddlers. Babies with low birth weight and environments with poor sanitation increase the likelihood of stunting. More attention is needed to monitor newborn weight and increase access to healthy latrines to reduce the prevalence of stunting. The government and health workers are expected to strengthen nutrition and sanitation programs at the community level.