Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS POTENSI NILAI EKONOMI SAMPAH PERUMAHAN KAWASAN KOTA KABUPATEN JEMBER Mawan Eko Defriatno; Andhi Krisdhianto
JURNAL BIOSENSE Vol 5 No 01 (2022): Edisi Juni 2022
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas PGRI Banyuwangi, Jalan Ikan Tongkol No 01, Telp (0333) 421593, 428592 Banyuwangi 68416

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.505 KB) | DOI: 10.36526/biosense.v5i01.1961

Abstract

Masyarakat biasanya enggan untuk mengelola sampahnya karena masyarakat belum memahami ancaman sampah bagi lingkungan ataupun malah keuntungan yang bisa masyarkat dapatkan jika mereka melaksanakan tata kelola sampah secara benar. Melalui tata kelola sampah yang baik yang beberapa sektor informal lakukan dapat dihasilkan nilai ekonomi yang lumayan besar. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan sampah serta komposisi sampah juga menghitung potensi nilai ekonomi sampah dari perumahan kawasan kota Kabupaten Jember. Pelaksanaan penelitian dilakuakn selama 5 bulan yakni mulai bulan Maret hingga Agustus 2019. Sampling timbulan serta komposisi sampah dilaksanakan berturut-turut selama 8 (delapan) hari yang disesuaikai pada SNI 19-3964-1994. Bentuk analisis datanya menggunakan analisis deskriptif yang dimaksudkan untuk mengetahui timbulan, komposisi, serta potensi nilai ekonomi sampah. Jumlah timbulan sampah Perumahan kawasan kota Kabupaten Jember adalah 72817,79 kg per hari. Komposisi sampah terdiri dari botol 5,49% kertas kulit 4,58% botol plastik berwarna 3,08% gelas Aqua 2,2% kardus 1,76% kaleng 1,7% kertas putih 1,16% koran 0,78% dan sampah organik 79,25%. Nilai ekonomi sampah dari Perumahan kawasan kota Kabupaten Jember adalah 163.650.084 rupiah per hari. Sedangkan potensi ekonomi sampah kawasan kota Kabupaten Jember pada tahun 2019 adalah Rp 59.732.280.660.
Analisis Sosial Kelompok Masyarakat di Kawasan Wisata Pantai Pulau Merah dalam Implementasi SOP Pengelolaan Sampah Plastik di Destinasi Wisata Bahari Siti Muyasaroh; Ahmad Muzaqi; Mawan Eko Defriatno; Andhi Krisdhianto
Jurnal Engineering Vol. 5 No. 1 (2023): Volume 5, Nomor 1, 2023
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jurnalengineering.v5i1.23576

Abstract

Perkembangan pariwisata selain berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, tetapi juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan. Melihat urgensi permasalahan sampah di destinasi wisata bahari, diperlukan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kondisi eksisting persampahan dan memberikan rekomendasi pengelolaan sampah. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, yaitu 26 Agustus-September 2021 menggunakan metode kualitatif deskriptif.  Rekomendasi struktur kelembagaan UPS Pulau Merah sebagai lembaga legal yang mengelola sampah di kawasan destinasi wisata perlu segera diwujudkan melalui surat Keputusan (SK) Kepala Desa Sumberagung. Dalam operasionalnya, diperlukan panduan teknis berupa SOP. Peningkatan partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan sosialisasi dan edukasi secara bertahap. Selain itu, perlu dilakukan upaya-upaya pengembangan sumber pendanaan agar pengelolaan sampah di kawasan wisata bahari dan sekitarnya dapat berjalan optimal dan berkelanjutan.
ANALISIS TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI PENGOLAHAN SAMPAH KAWASAN WISATA PANTAI PULAU MERAH BANYUWANGI Andhi Krisdhianto; Siti Muyasaroh; Mawan Defriatno
JURNAL BIOSENSE Vol 6 No 01 (2023): Edisi Juni 2023
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas PGRI Banyuwangi, Jalan Ikan Tongkol No 01, Telp (0333) 421593, 428592 Banyuwangi 68416

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/biosense.v6i01.2813

Abstract

Abstrak Pengelolaan wisata pantai Pulau Merah cukup berhasil dan menjadikan tempat tersebut salah satu tujuan utama wisata di Kabupaten Banyuwangi. Rata-rata kunjungan wisatawan ke Pulau Merah dari tahun 2013-2017 adalah 361.640 orang per tahun. Kegiatan wisata juga berpotensi menyebabkan masalah bagi lingkungan. Tantangan yang cukup besar datang dari masalah persampahan dan juga pengelolaan air limbah yang keduanya bisa berdampak pada kerusakan lingkungan pengurangan kenyamanan dan kesehatan, serta penurunan estetika. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur timbulan sampah, menganalisa komposisi sampah, dan menganalisa potensi pengolahan sampah kawasan wisata Pantai Pulau Merah Banyuwangi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur timbulan sampah, menganalisa komposisi sampah, dan menganalisa potensi pengolahan sampah kawasan wisata Pantai Pulau Merah Banyuwangi. Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata Pulau Merah yang terletak di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Waktu penelitian dilakukan selama 12 Bulan, dimulai dari November 2021 sampai Oktober 2022. jumlah timbulan sampah di pantai Pulau Merah Kabupaten Banyuwangi selama periode November 2021 sampai Oktober 2022 sebesar 170.664 Kg/tahun (170,6 Ton/tahun). Sehingga rata-rata timbulan sampah setiap bulan dalam kurun waktu November 2021 sampai Oktober 2022 adalah sebesar 13.056 Kg/Bulan (13,06 ton/tahun). Mayoritas sampah kawasan Pantai Pulau Merah terdiri dari sampah organic (70%), komposisi sampah terbesar kedua yaitu sampah residu (27%) dan yang terakhir adalah sampah anorganik yang bisa didaur ulang (3%). Potensi pengolahan sampah organik di pantai Pulau Merah dapat dimanfaatkan dengan dibangun fasilitas pengomposan komunal di sekitar pantai. Sedangkan sampah anorganik masih memiliki nilai ekonomi sebesar Rp 2.657.800 pertahun jika langsung dijual sebagai bahan baku, dan berpotensi memiliki nilai lebih tinggi jika diolah menjadi bahan atau kerajinan yang lebih memiliki nilai ekonomi. Kata Kunci: Sampah, Timbulan, Komposisi, Potensi Pengolahan, Pulau Merah Abstract The management of Pulau Merah beach tourism is quite successful and makes the place one of the main tourist destinations in Banyuwangi Regency. The average tourist visit to Pulau Merah from 2013-2017 was 361,640 people per year. Tourism activities also have the potential to cause problems for the environment. A considerable challenge comes from the problem of waste and wastewater management, both of which can have an impact on environmental damage, reducing comfort and health, and reducing aesthetics. This study aims to measure waste generation, analyze waste composition, and analyze the potential for waste processing in the Pulau Merah Beach Banyuwangi tourist area. This study aims to measure waste generation, analyze waste composition, and analyze the potential for waste processing in the Pulau Merah Beach Banyuwangi tourist area. This research was conducted in the Pulau Merah tourist area located in Pancer Hamlet, Sumberagung Village, Pesanggaran District, Banyuwangi Regency. The research time was conducted for 12 months, starting from November 2021 to October 2022. the amount of waste generation on the Pulau Merah beach of Banyuwangi Regency during the period November 2021 to October 2022 amounted to 170,664 Kg / year (170.6 tons / year). So that the average waste generation every month in the period November 2021 to October 2022 is 13,056 Kg / month (13.06 tons / year). The majority of the Pulau Merah Beach area's waste consists of organic waste (70%), the second largest waste composition is residual waste (27%) and the last is inorganic waste that can be recycled (3%). The potential for organic waste processing at Pulau Merah beach can be utilized by building communal composting facilities around the beach. While inorganic waste still has an economic value of Rp 2,657,800 per year if it is directly sold as raw material, and has the potential to have a higher value if it is processed into materials or crafts that have more economic value. Keywords: Waste, Generation, Composition, Processing Potential, Pulau Merah
Evaluasi Pengelolaan Sampah dengan Konsep 3R di Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang Mawan Eko Defriatno
BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi Vol. 5 No. 1 (2023): BIO-CONS: Jurnal Biologi dan Konservasi
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/biocons.v5i1.1092

Abstract

ABSTRAK DLH Kabupaten Lumajang berencana meningkatkan program pengurusan kotor dengan cara terstruktur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengenali keberlanjutan pengurusan kotor dengan 3R di Kelurahan Ditotrunan, Lumajang. Analisa yang digunakan, yaitu analisa kesesuaian program dengan konsep penindakan kotor Lumajang, analisa neraca massa, analsis BCR, serta analisa SWOT. Pengumpulan informasi dilakukan dengan tata cara pengukuran langsung, tanya jawab, angket, serta pemantauan. Hasil analisa membuktikan pengurusan kotor berplatform warga dengan rancangan 3R di Kelurahan Ditotrunan cocok dengan peraturan serta konsep penindakan kotor Kabupaten Lumajang. Program pengurusan kotor dengan rancangan 3R efisien ( 65, 15%) dapat mengurangi jumlah kotor yang hendak dibuang ke TPA. Hasil analisa BCR adalah 1, 33 ( BCR>1), yang berarti bahwa program pengurusan kotor berplatform warga sesuai secara ekonomi. Posisi program pengurusan kotor berplatform masyarakat terletak pada kuadran II dalam kuadran SWOT yang berarti bahwa posisi badan yang kokoh tetapi hendak mengalami tantangan besar. Saran pengembangan program merupakan masyarakat bersama penguasa berusaha mengiklankan hasil olahan kotor serta mencari jaringan penjualan olahan kotor
Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Program Pengelolaan Sampah Sungai Semangir Kecamatan Mangli Kabupaten Jember Mawan Defriatno; Aulia Rasul Nur Insan Kamil; Dimas Fahrian; Hesti Mewah Indah Ayu
BIOSAPPHIRE: Jurnal Biologi dan Diversitas Vol. 2 No. 2 (2023): BIOSAPPHIRE
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UNIPAR JEMBER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/biosapphire.v2i2.1476

Abstract

Rivers are an important element that connects urban and rural environments which are used by humans and other living creatures. Any action taken on a river will have the effect of changing its nature and condition as an adjustment to the treatment it receives. Community participation can be divided into several forms, namely community participation in planning development programs, community participation in realizing the results of plans made, community participation in utilizing the results of development that has been implemented, and community participation in evaluation which is realized by assessing and supervising development activities and the results. Community participation is influenced by two main factors, namely internal factors and external factors. Internal factors are the social and economic conditions of the community. External factors that influence participation include communication, community leaders, and opportunities to participate. The research was conducted using a deductive approach which uses logic to draw conclusions based on the observations made. The type of research used is qualitative research. Community participation is influenced by 2 main factors, namely internal factors and external factors. Internal factors are the social and economic conditions of the community. External factors that influence participation include communication, community leaders, and opportunities to participate. The River Management Program in the Semanggir River, Jember Regency is to create a clean river program. The Clean River Program (PROKASIH) was formed to control river water pollution and improve river water quality. To support the realization of the program, a River Working Group was formed which will take part in protecting rivers as well as developing the values ??of mutual cooperation and community as well as increasing community participation in river protection and conservation. To increase community participation and the active role of safeguarding related interests, an approach needs to be taken to provide an understanding that waste is the responsibility of all elements. There is a need for synergy between the elements of the pentahelix, namely the government, private sector, academics, media and society, to jointly address the waste issue in the area considering that this area provides quite a large economic contribution to the local community
Analisis Kondisi Kelembaban dan Suhu Optimum untuk Pertumbuhan Maggot dalam Proses Penguraian Sampah Organik: Analysis of Optimum Humidity and Temperature Conditions for Maggot Growth in the Organic Waste Decomposition Process Defriatno, Mawan Eko; Rikhmasari, Dwi Nur; Aswan, Muhammad Syaifudin
Jurnal Engineering Vol. 7 No. 1 (2025): Volume 7, Nomor 1, 2025
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jurnalengineering.v7i1.41266

Abstract

Pengelolaan sampah organik merupakan tantangan penting dalam pengelolaan limbah domestik, terutama di Indonesia, di mana lebih dari 50% sampah terdiri dari limbah organik yang sering kali tidak terkelola dengan baik. Salah satu solusi yang menjanjikan adalah penggunaan maggot Black Soldier Fly (Hermetia illucens) dalam penguraian sampah organik. Keberhasilan proses ini sangat bergantung pada faktor lingkungan, khususnya suhu dan kelembaban, yang dapat memengaruhi laju pertumbuhan dan efisiensi penguraian maggot. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh suhu dan kelembaban terhadap pertumbuhan maggot dan penguraian sampah organik. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan perlakuan kelembaban (60%, 70%, 80%) dan suhu (25°C, 30°C, 35°C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi suhu 30°C dan kelembaban 80% menghasilkan bobot maggot tertinggi (1,2 g) dan volume sampah terurai tertinggi (60,2%). Hasil analisis ANOVA dua arah menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban memiliki pengaruh signifikan terhadap kedua parameter tersebut, dengan interaksi antara suhu dan kelembaban yang juga berpengaruh. Penelitian ini memberikan rekomendasi bahwa kondisi optimal untuk pertumbuhan maggot dan penguraian sampah organik adalah suhu 30°C dan kelembaban 80%, yang dapat digunakan untuk pengelolaan sampah organik yang lebih efisien di lingkungan tropis.